Sambung nyawa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sambung Nyawa
Daun tanaman Sambung Nyawa
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Subdivisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
G. procumbens.
Nama binomial
Gynura procumbens
(Blume) Miq.

Sambung Nyawa (Jawa.), Daun Dewa (Sunda.) atau Akar Sebiak bernama latin Gynura procumbens ialah salah satu jenis tanaman asli indonesia yang sudah lama dipakai oleh masyarakat untuk lalapan dan untuk mengobati berbagai penyakit. Sambung nyawa banyak terdapat di Pulau Jawa dan Sumatra, sebagian tumbuh liar di Pulau Bali.

Morfologi[sunting | sunting sumber]

Daun[sunting | sunting sumber]

Daun berbentuk helaian daun, bentuk bulat telur, bulat telur memanjang, bulat memanjang, ukuran panjang 3,5 - 12,5 cm, lebar 1- 5,5 cm, ujung tumpul, runcing, meruncing pendek, pangkal membulat atau rompang. Tepi daun rata, bergelombang atau agak bergigi. Tangkai daun 0,5 cm sampai 1,5 cm. Permukaan daun kedua sisi gundul atau berambut halus.

Daun mempunyai susunan dan fragmen yang sesuai dengan sifat anatomi keluarga tumbuhan bunga matahari (Asteracae).

Perbungaan[sunting | sunting sumber]

Perbungaan dengan susunan bunga majemuk cawan, 2- 7 cawan tersusun dalam susunan malai (panicula) sampai malai rata (corymb), setiap cawan mendukung 20-35 bunga, ukuran panjang 1,5– 2 cm, lebar 5–6 mm. Tangkai karangan dan tangkai bunga gundul atau berambut pendek, tangkai karangan 0,5- 0,7 cm.

Brachtea involucralis dalam berbentuk garis berujung runcing atau tumpul, panjang 0,3–1 cm. Lebar 0,6 - 1,7 cm, gundul, ujung berwama hijau atau coklat kemerahan. Mahkota merupakan tipe tabung, panjang 1 - 1,5 cm, jingga kuningan atau jingga. Benang sari berbentuk jarum, kuning, kepala sari berlekatan menjadi satu. Buah berbentuk garis, panjang 4–5 mm, coklat.

Penelitian[sunting | sunting sumber]

Belakangan penelitian tentang khasiat daun sambung nyawa tidak hanya dilakukan di Indonesia saja, tetapi juga di negara lain seperti Malaysia, Singapura, bahkan di Korea Selatan. Daun sambung nyawa mengandung 4 senyawa flavonoid, tanin, saponin dan steroid (triterpenoid).

Penelitian Farmakologi[sunting | sunting sumber]

Tumbuhan ini bersifat dingin dan natural. Memberi manfaat antara lain antineoplastik, menurunkan panas badan, mengobati sakit limpa, sakit ginjal, sakit kulit, menurunkan tekanan darah, mengandung senyawa flavonoid untuk memperbaiki fungsi hati, menurunkan kadar gula darah, antimicrobial, antikarsinogeik, sitotoksik terhadap sel kanker, hipertensi, stroke, penyakit jantung, kolesterol tinggi, diabetes ,gangguan lambung, radang pita suara, radang tengkuk, batuk dan sinusitis.

Kegunaan di masyarakat[sunting | sunting sumber]

Biasanya daun sambung nyawa dikonsumsi hanya sebagai lalapan yang dimakan sebagai hidangan pelengkap. Namun kini sudah bisa dikonsumsi secaara praktis dalam bentuk kapsul.

Batang tanaman sambung nyawa sering digunakan untuk menurunkan demam. Sambung nyawa juga digunakan dalam upaya penyembuhan penyakit ginjal, disentri, infeksi kerongkongan, di samping itu digunakan pada upaya menghentikan perdarahan, mengatasi tidak datang haid dan gigitan binatang berbisa.

Daun sambung nyawa bersifat anti neoplastik, menurunkan tekanan darah. Sambung nyawa juga digunakan dalam upaya penyembuhan penyakit ginjal, disentri, infeksi kerongkongan, disamping itu digunakan pada upay menghentikan pendarahan.

Umbi untuk menghilangkan bekuan darah (haematom), pembengkakan, patah tulang, dan perdarahan setelah melahirkan.

Khasiat lain berdasarkan penelitian di Malaysia[sunting | sunting sumber]

Cara penggunaan di masyarakat[sunting | sunting sumber]

Untuk mengatasi gigitan ular / serangga digunakan daun dan umbi tumbuhan sambung nyawa 1 batang, kunyit sebesar telur ayam 1 biji. Kunyit dikupas, dicuci kemudian ditumbuk bersama bahan lain hingga lembut. Tempelkan pada luka dan dibalut dengan air bersih.

Untuk mengatasi muntah darah / perdarahan rahim digunakan pohon sambung nyawa dan umbinya 1 batang, kunyit 1 jari, kayu secang (tua) yang telah diserut 1/4 genggam. Kunyit dikupas, diiris tipis, kemudian direbus bersama bahan lainnya dengan air 2 gelas hingga tinggal 1 1/2 gelas. Angkat dan saring, diminum 2 kali sehari ½ gelas.

Untuk penyembuhan bisul digunakan daun sambung nyawa segar 8 gram dicuci, ditumbuk sampai lumat. Kemudian ditempelkan pada bisul.

Cara perbanyakan[sunting | sunting sumber]

Cara perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan stek batang. Pertumbuhan batang dan daun cepat sehingga dapat segera dimanfaatkan. Tanaman akan tumbuh baik pada tempat ternaungi karena helaian daun lebih tipis dan lebar, sehingga lebih enak untuk dimakan segar.

Referensi[sunting | sunting sumber]