Sambirejo, Gabus, Pati

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sambirejo
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPati
KecamatanGabus
Kode pos
59173
Kode Kemendagri33.18.11.2013
Luas120 ha
Jumlah penduduk2100 jiwa
Kepadatan2100 jiwa per km²


Gapuro Desa Sambirejo

Sambirejo adalah desa di kecamatan Gabus, Pati, Jawa Tengah, Indonesia.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Sebelah Timur: Desa Sugihrejo

Sebelah Tenggara: Desa Mojolawaran

Sebelah Selatan: Desa Bogotanjung

Sebelah Barat Daya: Desa Tlogoayu

Sebelah Barat: Desa Pantirejo

Sebelah Utara: Desa Gebang

Sejarah Kepemimpinan Desa[sunting | sunting sumber]

Di era orde baru, desa Sambirejo dipimpin oleh Mbah Syukur dan kemudian pada awal 90-an dilanjutkan oleh mbah Suparman hingga tahun 2000 an. Selepas kepemimpinan mbah Parman (awal tahun 2000 an), Sambirejo dipimpin oleh kades perempuan pertama yaitu Ibu Soekarmi "Mamik".Selepas itu, Sambirejo dipimpin oleh kades perempuan (lagi) yaitu Ibu Eko Setyo Prihatiningrum. Ibu Eko Setyo Prihatiningrum menjabat selama 2 periode.

Tokoh Masyarakat[sunting | sunting sumber]

Masjid Agung Desa Sambirejo

Tokoh masyarakat yang terkenal adalah KH. Abdurrohman. Beliau hidup pada masa penjajahan Belanda dan Jepang merupakan Ulama (Nahdlatul Ulama) yang sangat disegani dengan pemikirannya yg anti terhadap kolonialisme. KH. Abdurrohman adalah tokoh yg memprakarsai berdirinya Masjid desa pertama kali, yakni Masjid Baiturrohman (Dulu Di depan Rumah Bapak Solikin Asiyah). Tetapi karena ada proyek pembuatan sungai, Masjid dipindah ke tanah milik desa yang berada di bagian barat sungai (berganti nama Baiturrohim). Selepas KH Abdurrohman, tokoh-tokoh yang melanjutkan cita-cita dia antara lain Mbah Zuhri (putra KH. Abdurrohman), mbah Mursyid alm(Ayah Mbah Syamsuddin alm), mbah Mul alm (bapak dari istri KH Muslim), KH Syahri, mbah Sahlan (skrang masih hidup), Mbah Mat Soeb (menantu dari Mbah Zuhri) yang melawan penjajahan melawan penindasan dari bangsanya sendiri. Mbah Mul alm, Mbah Zuhri alm, Mbah Mat Soeb alm, dan Mbah Sahlan pernah dipenjara akibat terlalu vokal membela rakyat yg diperas. Mereka berempat akhirnya dibebaskan atas jaminan dari salah satu tokoh Nahdlatul Ulama dari Rembang.

Sekarang terdapat juga tokoh masyakat yg mashur dan disegani seperti KH Sahri Alm (pendiri ponpes toriqot Sokolangu), KH. Abu Naim, K. Kharis Qohar (pendiri pesantren Manbaul Huda), KH Muslim, Mbah Pawi (pengobatan alternatif), dan Mbah Abdulrokim (Ahli metafisika), Mursyid Ali Murtadlo (putra KH Syahri).

DEMOGRAFI[sunting | sunting sumber]

Kegiatan perekonomian masyarakat terbagi dalam kelompok umur dan jenis pekerjaan. Mayoritas mereka yg berusia lebih dari 30 tahun, bekerja di sektor pertanian baik sebagai petani maupun buruh tani. Sedangkan golongan di bawah 30 tahun memilih untuk merantau dengan pekerjaan yg beragam seperti pedagang, buruh serabutan, dan tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Ada juga jutawan-jutawan baru yang sukses dengan usaha kasurnya seperti Juragan Sarkono, Juragan Bendol, Juragan Baidlowi, Juragan Kasim, yg mempunyai puluhan tenaga kerja produksi dan sales kasur.