Rubens Barrichello

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 11.50 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 49 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q169846)
Rubens Barrichello
Barrichello pada tahun 2010
Lahir23 Mei 1972 (umur 51)
Brasil Sao Paulo, Brasil
Karier Kejuaraan Dunia Formula Satu
Kebangsaan Brasil
Tahun aktif19932011
TimJordan, Stewart, Ferrari, Honda, Brawn, Williams
Jumlah lomba326 (322 start)
Juara Dunia0
Menang11
Podium68
Total poin658
Posisi pole14
Lap tercepat17
Lomba pertamaGrand Prix Afsel 1993
Menang pertamaGrand Prix Jerman 2000
Menang terakhirGrand Prix Italia 2009
Lomba terakhirGrand Prix Brasil 2011
Klasemen 2011Posisi 17 (4 pts)
Karier Seri IndyCar IZOD
Musim debut2012
Tim saat iniKV Racing Technology
Nomor mobil8
Start1
Menang0
Pole0
Lap tercepat0
Ajang sebelumnya
1993–2011Formula Satu

Rubens Goncalves Barrichello (pengucapan bahasa Portugis: [ˈʁubẽjs baʁiˈkɛlu], panggilannya Rubinho atau Rubino, lahir 23 Mei 1972) adalah seorang mantan pembalap F1 asal Brasil. Selama kariernya di F1 dari musim 1993 sampai 2011 ia telah bergabung dengan banyak tim yaitu Jordan, Stewart, Ferrari, Honda, Brawn dan Williams.[1] Prestasi terbaiknya adalah saat ia menjadi runner-up dunia tahun 2002 dan 2004 saat bergabung bersama Michael Schumacher di tim Ferrari. Sejak musim 2012 Rubens membalap di ajang IndyCar bersama tim KV Racing Technology.[2][3]

Sepanjang kariernya di F1, Rubens memegang rekor sebagai pembalap paling berpengalaman di F1 dengan jumlah keikutsertaan dalam lomba F1 sebanyak 300 kali yang ia catatkan di GP Belgia 2010, dan pembalap yang mengikuti start balapan sebanyak 300 kali yang ia catatkan di GP Jepang 2010. Sebelumnya rekor partisipan terbanyak dalam lomba F1 tercatatkan atas nama Riccardo Patrese, yang mencatatkan 256 kali start sampai akhir kariernya di Australia 1993. Barrichello juga tercatat bersama David Coulthard sebagai salah satu pembalap F1 tersukses pada abad 21 yang tidak pernah meraih gelar juara dunia.

Profil

Pribadi

Baik ayah dan kakek dari Barrichello juga bernama sama, Rubens Barrichello.[4] Berdasar dari persamaan nama itulah, Rubens kemudian dipanggil sebagai Rubinho (bahasa Portugal untuk Rubens kecil), yang kemudian menjadi nama panggilannya sampai sekarang. Rubinho sendiri ternyata juga memiliki kesamaan lain dengan sang ayah, yaitu tanggal lahir yang sama: 23 Mei.[5]

Rubens merupakan pendukung dari klub sepak bola Brasil, S.C. Corinthians. Namun ia juga sempat menjadi pendukung Juventus saat ia bersama Michael Schumacher diundang hadir ke stadion Old Trafford Manchester, saat final Liga Champions 2003 antara A.C. Milan vs. Juventus. Barrichello dan Schumi juga sempat membentuk sebuah tim sepak bola amal yang para pemainnya diisi oleh atlet seperti Valentino Rossi, Boris Becker, Roger Federer, dan atlet sepak bola sungguhan semacam Zinedine Zidane, Alessandro Del Piero, dan Pavel Nedved.

Teman

Barrichello menikah dengan Silvana Giaffone pada 24 Februari 1997. Silvana merupakan saudara dari pembalap Indy asal Brasil, Felipe Giaffone, dan juga merupakan keponakan dari Affonso Giaffone Filho dan Zeca Giaffone. Saat ini pasangan Rubinho dan Silvana telah mempunyai dua orang anak laki-laki, Eduardo yang lahir pada tahun 2001 dan Fernando yang lahir pada tahun 2005. Pasangan Rubinho dan Silvana saat ini tinggal di Banbury dan Curmor, kawasan Oxfordshire, Inggris.

Teman terbaik Rubens di ajang F1 adalah Felipe Massa. Bukti kedekatan Rubens dan Felipe Massa ia perlihatkan saat Massa mengalami kecelakaan di Hongaria 2009 dan harus istirahat dari balap F1, Rubens kemudian memberikan sedikit sentuhan helm Massa pada helm miliknya.[6] Dan kemenangan di GP Eropa 2009 yang ia raih kemudian juga ia persembahkan kepada Massa. Sedangkan idola masa kecil Rubens yang turut mempengaruhinya agar turun ke ajang balapan adalah almarhum Ayrton Senna. Sehari sebelum Senna wafat di 1 Mei 1994, Rubens sempat mengingat bahwa Senna-lah yang pertama kali menjenguknya di medical centre ketika Rubens mengalami kecelakaan di sesi latihan GP San Marino 1994. Seminggu sebelumnya juga Rubens sempat terkenang akan idolanya tersebut yang secara tidak sengaja mengajak Rubens makan di sebuah restoran cepat saji di Jepang.

Karier awal

Barrichello memenangi lima gelar karting di Brasil sebelum akhirnya ia pergi ke Eropa untuk membalap di ajang Formula Vauxhall Lotus series di 1990.[7] Pada tahun pertamanya tersebut ia langsung memenangi kejuaraan tersebut. Lantas kemudian ia pindah ke ajang Formula 3 Inggris pada 1991[8] dengan bergabung bersama West Surrey Racing, dimana di sana ia mengalahkan David Coulthard, dan kemudian menjadi juara di akhir musim. Tahun 1992 ia pindah ke ajang F3000[8], walaupun prestasinya terbilang biasa saja, ia mampu finish di P3 klasemen akhir, dan membuat Eddie Jordan (EJ) tertarik untuk meminangnya membalap di ajang F1 musim 1993, dalam usia 21 tahun.[8]

Karier Formula 1

Jordan-Peugeot EJ196, mobil Rubens Barrichello pada tahun 1996.

1993–1996: Jordan F1

Barrichello memulai debut F1-nya pada GP Afrika Selatan 1993[9], berbarengan dengan debut tim Sauber di ajang F1. Pada balapan ketiganya di GP Eropa di Donington Park, Barrichello start dari P12, dan secara brilian mampu naik ke P4 saat lap pertama. Lantas kemudian ia naik lagi ke P2 setelah menyalip Damon Hill dan Alain Prost, sebelum kemudian akhirnya menyerah karena kegagalan pasokan bahan bakar ke mesin.[10] Selama 1993, Barrichello mampu secara regular mengalahkan dua rekan setimnya yang jauh lebih berpengalaman, Ivan Capelli dan Thierry Boutsen. Rubens nyaris saja mencatat poin pertamanya di GP Perancis sebelum akhirnya disalip Michael Andretti di lap terakhir. Raihan poin Rubens akhirnya bisa tercetak di GP Jepang[11] saat ia finish keenam, diatas rekan setim barunya, Eddie Irvine. Dua poin yang Rubinho raih menempatkannya di P18 klasemen akhir 1993.

Musim 1994 dimulai Rubens dengan baik. Ia berada di P4 saat GP Brasil dan P3 di GP Pasifik di Aida, Jepang, yang memberikannya podium pertama dalam karier F1-nya. Namun di GP San Marino di Imola, Rubens harus mengalami musibah, dimana saat sesi latihan Jumat mobilnya menabrak tembok di Variante Bassa. Karier Rubens di F1 sempat terancam, namun akhirnya ia bisa selamat dengan baik berkat kecepatan penanganan dari tim medis.[12] Besoknya di Sabtu, Imola kembali memakan korban saat Roland Ratzenberger (Simtek) menabrak tembok di Villeneuve curva. Roland lantas tewas di tempat. Dan yang paling menyakitkan adalah di hari Minggu, saat mentor sekaligus idola Rubens, Ayrton Senna wafat setelah Williams-nya menabrak tembok di tikungan Tamburello. GP San Marino 1994 kemudian dikenang oleh seluruh fans F1 di dunia sebagai balapan terhitam dalam sejarah F1.[13]

Setelah F1 kembali memasuki masa normal di GP Spanyol 1994, yang ditandai dengan masuknya pembalap muda David Coulthard ke tim Williams untuk menggantikan posisi Ayrton Senna, Barrichello kembali beraksi sampai musim berakhir, dimana di Belgia ia meraih pole[14], dan sekaligus mencatatkan dirinya sebagai peraih pole position termuda saat itu (sebelum dipecahkan Fernando Alonso di Malaysia 2003). Ia juga sempat memimpin balapan beberapa lap di GP Portugis, dan juga P4 di Adelaide. Hasil akhir Rubens di musim tersebut adalah P4 klasemen dengan 19 poin.

Tahun 1995 Rubens hanya mampu mencatatkan P2 di GP Kanada dibelakang Jean Alesi.[15] Sisanya ia kerap dirundung sial karena mobil Jordan 1995 tidak sebagus musim sebelumnya. Barrichello di akhir musim hanya mampu menempati P11 dengan raihan 11 poin. Musim 1996 Jordan kedatangan mesin baru, Peugeot.[16] Namun meskipun mesin Peugeot menjanjikan, Barrichello tetap gagal memberikan hasil yang bagus untuk timnya.[17] Hubungannya yang memburuk dengan EJ di pertengahan 1996 membuat beberapa tim besar tertarik meminangnya, diantaranya Ferrari dan McLaren. Namun akhirnya Barrichello memilih untuk bergabung dengan tim debutan Stewart Grand Prix untuk musim 1997. Di musim terakhirnya bersama Jordan, Barrichello hanya mampu mencatatkan 14 poin.

1997–1999: Stewart Grand Prix

Rubens Barrichello di GP Kanada 1999.

Musim F1 1997 merupakan musim yang sulit bagi tim debutan Stewart GP, dimana Rubens Barrichello hanya mampu finish tiga kali di musim tersebut. Namun salah satu finishnya adalah podium kedua di GP Monaco dibelakang sang master, Michael Schumacher.[18] Di akhir musim ia berada di P13 klasemen akhir dengan 6 poin, sementara rekan setimnya, Jan Magnussen gagal meraih sebiji poin pun sampai akhir musim. Musim 1998 Stewart mengalami sedikit perbaikan, dua posisi finish kelima adalah hasil terbaik yang bisa Barrichello berikan kepada tim. Sementara rekan setimnya, Jan Magnussen bahkan harus rela dipecat di pertengahan musim dan digantikan oleh Jos Verstappen.

Musim 1999 merupakan musim terbaik bagi Stewart GP. Barrichello memulainya dengan baik saat ia start ketiga di GP Brasil, dibelakang Schumi, dan kemudian sempat memimpin beberapa lap sebelum mesinnya meledak di dekat 'Subida dos Boxes'.[19] Barrichello lantas meraih pole di Perancis[20] dan tiga podium finish, yaitu di San Marino, Perancis, dan Eropa/Nurburgring dimana rekan setimnya, Johnny Herbert memenangi balapan GP Eropa tersebut. Mendekati akhir musim, talenta Rubinho kemudian tertangkap dengan baik oleh Jean Todt dari Ferrari, dan Rubinho akhirnya masuk ke Ferrari sebagai pengganti Eddie Irvine untuk musim 2000.

2000–2005: Scuderia Ferrari

Rubinho masuk ke Ferrari di akhir 1999. GP Pertama Rubinho bersama tim Kuda Jingkrak adalah Australia 2000 dimana ia meraih podium kedua di belakang Schumi. Ia lantas kembali meraih pole di basahnya sirkuit Silverstone[21], namun kegagalan mekanis menghambat ambisinya untuk meraih kemenangan balapan pertamanya. Di Kanada ia sempat menjadi yang tercepat di akhir balapan, tetapi atas perintah tim ia disarankan agar tidak menyalip Schumacher.[22]

GP Jerman 2000[23] menjadi momen tidak terlupakan bagi Rubinho, dimana dengan ban kering ia mampu melajukan mobilnya di sirkuit basah untuk meraih kemenangan perdananya, dimana semua lawannya saat itu secara mendadak mengganti ke ban basah. Ia juga harus berjuang keras untuk bisa meraih kemenangannya tersebut, sebab saat kualifikasi ia hanya mampu berada di P18. Saking emosionalnya Rubinho, ia juga sempat menangis di atas podium. Ia menjadi pembalap Brasil pertama sejak Ayrton Senna di Australia 1993 yang mampu memenangi balapan F1.[24] Kemudian disisa musim, Rubinho dengan sukarela membantu Schumi untuk bisa meraih gelar juara dunia dan sekaligus pula mengamankan gelar juara konstruktor.

Pada musim 2001, Rubinho mengakhiri musim dengan berada di P3 klasemen, raihan poinnya 56pts, dan podium sebanyak 10 kali, walaupun tidak ada satupun kemenangan yang berhasil ia raih.

Team Order: Rubens Barrichello memberikan kemenangannya bagi Schumi di akhir GP Austria 2002.

Diawali tragedi GP Austria yang mengakibatkan tim Ferrari terkena denda 1 juta dollar dan pelarangan team order[25], Rubens Barrichello akhirnya diperlakukan sama oleh tim Ferrari, walaupun masih tetap harus sedikit mengalah demi lancarnya gelar Schumi. Rubinho lantas meraih 4 kemenangan dan finish di P2 klasemen akhir dengan raihan 77 poin.

Pada musim 2003 dimana Schumi sempat mengalami kesulitan dengan handling F2003-GA, Barrichello menjadi aktor utama penyelamat gelar dunia Schumi. Setelah meraih kemenangan berani di Inggris dengan menyingkirkan Kimi Raikkonen, Barrichello menyelamatkan dua gelar (pembalap dan konstruktor) saat ia menang di Jepang, dimana Kimi Raikkonen hanya mampu finish kedua, dan Schumi terjebak di P8.

Musim 2004 Barrichello kembali finish kedua di klasemen akhir pembalap dengan 114pts dan 14 podium. Hasil terbaiknya sebelum menang brilian di Italia dan China adalah finish kedua tujuh kali berturut-turut di 7 balapan awal. Barrichello juga akhirnya mampu finish ketiga di GP Brasil setelah 11 balapan dari 15 balapan GP Brasil yang ia ikuti ia selalu gagal finish.

Pada musim 2005, Ferrari gagal mendapatkan ban bagus dari Bridgestone yang kalah kuat dalam ketahanan satu set ban untuk satu balapan oleh saingan beratnya, Michelin. Hasil terbaik Rubinho di 2005 adalah finish kedua di Australia dan di balapan kontroversial GP AS, dimana hanya enam mobil saja yang turun (semuanya ber-ban Bridgestone). Posisi akhir Barrichello di 2005 adalah P8 klasemen dengan 38 poin. Di bulan Agustus, Barrichello mengumumkan bahwa ia akan hengkang ke tim Honda mulai musim 2006. Penggantinya di Ferrari adalah rekan senegaranya, Felipe Massa.[26]

2006–2008: Honda F1

Rubens Barrichello di China 2008.

Musim 2006 Rubinho memperkuat tim Honda bersama Jenson Button. Sesaat sebelum berlangsungnya GP Australia, Jense setuju untuk memberikan nomor 11 pada Rubinho, dimana nomor 11 tersebut merupakan nomor kesayangan Rubinho sejak ia masih diajang karting. Walaupun tidak ada podium yang berhasil ia raih, Rubinho tampil cukup konsisten. Posisi finish tertingginya adalah di GP Monaco dan Hungaria saat ia berhasil finish keempat, di akhir musim ia berada di P7 klasemen akhir dengan raihan 30 poin. Momen unik terjadi di GP Monaco, dimana saat itu Barrichello setuju untuk menukar helmnya dengan Tony Kanaan[27], seorang pembalap Indy asal Brasil, dimana untuk GP Monaco Rubinho mengenakan helm Kanaan, dan sebaliknya di Indianapolis 500 Kanaan mengenakan helm Barrichello.[28]

Musim 2007 merupakan musim terburuk Rubens. Ia gagal meraih satu poin pun selama musim 2007. Satu-satunya kesempatan Rubens untuk meraih angka adalah saat di GP Monaco ketika ia sempat berada di P6 sebelum akhirnya tersingkir. Kendati demikian kursinya tetap aman untuk 2008 walaupun ada gossip ia akan ditukar dengan Anthony Davidson.[29]

Setelah tampil buruk di 2007, Barrichello bangkit di 2008. Ia meraih poin perdananya di GP Monaco saat finish di P6, dan berkat kepiawaiannya dalam menaklukan cuaca hujan, Barrichello berhasil finish ketiga di GP Inggris[30], setelah sebelumnya sempat memimpin jauh. Rubens Barrichello lantas memecahkan rekor sebagai pembalap paling berpengalaman di F1 dengan 257 start di GP Turki[31], memecahkan rekor sebelumnya 256 start atas nama Riccardo Patrese. Walaupun keabsahan dari rekor ini sempat dipertanyakan karena ia gagal start di beberapa lomba seperti di Barcelona dan Perancis 2002. Di akhir musim Barrichello berada di P14 klasemen akhir dengan raihan 11 poin. Lagi-lagi kabar buruk menimpa Barrichello, tim Honda F1 secara mendadak mundur dari ajang F1 pada pertengahan Desember 2008, Barrichello sempat dilanda masa ketidakpastian soal masa depannya di F1, sebelum akhirnya ia bisa bernapas lega setelah Ross Brawn menyelamatkan posisinya di F1 dengan tetap mempercayakannya sebagai pembalap di tim barunya, Brawn Grand Prix.[32]

2009: Brawn Grand Prix

Rubens Barrichello memimpin atas Jenson Button di Jepang 2009.

Segera setelah mendapat kepastian tetap berada di F1 sebagai pembalap, Rubens Barrichello langsung berjuang untuk mengembangkan mobil Brawn GP yang ditenagai Mercedes-Benz.[33] Hasil kerja kerasnya terlihat dengan tampilnya Brawn GP sebagai pemenang balapan di Australia dengan hasil 1-2, dimana Barrichello menempati posisi kedua di belakang rekan setimnya, Jenson Button.[34][35] Dua posisi runner-up lainnya ia raih di Spanyol ketika Rubinho sempat memimpin beberapa lap di awal lomba, tetapi gagal meraih kemenangan disebabkan ia menggunakan strategi 3 pitstop (sementara Jense Button yang memenangi lomba menggunakan dua pitstop), dan di Monaco dimana ia dan Button lagi-lagi finish 1-2.

Kemenangan spektakuler kemudian dicatatkan Rubens di GP Eropa di Valencia, dimana ia yang start dari P3 mampu naik dua posisi dengan dibantu strategi pit yang bagus, dan kegagalan Lewis Hamilton, yang saat itu sedang memimpin lomba, ketika ia sedang pitstop. Ini merupakan kemenangan pertama Barrichello dalam lima tahun terakhir, setelah terakhir kali ia menang di China 2004. Barrichello kemudian berhasil meraih kemenangan keduanya di musim 2009 saat menang di Italia. Ia berhasil finish di P3 klasemen akhir pembalap dengan nilai 77 poin.

2010–2011: Williams F1

Rubens Barrichello di Malaysia 2010 bersama tim Williams.

Tanggal 2 November 2009, Williams F1 mengumumkan bahwa Rubens Barrichello akan menjadi pembalap tim Inggris tersebut mulai musim 2010, bersama pembalap rookie asal Jerman, Nico Hülkenberg. Bersama Williams, Rubinho memiliki kesempatan untuk mencatatkan rekor sebagai pembalap F1 pertama sepanjang sejarah yang mampu menembus angka 300 kali start balapan. Sesuai perhitungan, jumlah start yang ke-300-nya akan dicapai di GP Jepang.

Pada dua balapan awal musim 2010, Rubens Barrichello membuktikan reputasinya sebagai pembalap sarat pengalaman dengan memberikan raihan poin berturut-turut bagi tim Williams. Namun di Malaysia, ia gagal memberikan tim Williams poin setelah kopling mobilnya sempat macet saat start. Walaupun begitu ia sukses finish di P13. Selanjutnya setelah gagal di China, Rubens kembali finish dengan poin di Spanyol ketika ia berhasil finish di P9. Balapan di Valencia menjadi balapan terbaik Rubens bersama Williams saat ia berhasil finish di P4, yang disusul dengan P5 di Inggris. Kejadian besar yang menimpa Rubens di musim 2010 adalah saat ia dipepet oleh Michael Schumacher ke dinding pit di Hongaria yang menyebabkan Schumi harus terkena penalti turun 10 posisi di Belgia. Rubens berujar Schumi saat itu seperti mencoba untuk membunuhnya, dan perlu waktu sekitar dua pekan sampai akhirnya Schumi meminta maaf pada Rubens ketika Rubens merayakan partisipasinya ke-300 di ajang F1 pada GP Belgia. Di GP Belgia sendiri Rubens gagal finish setelah menyeruduk Fernando Alonso. Sebelum balapan, Rubens terpilih menjadi ketua Grand Prix Drivers' Association yang baru menggantikan Nick Heidfeld. Hasil terbaik Rubens di paruh kedua musim 2010 adalah saat ia finish P6 di Singapura dan P7 di Korea. Rubens menutup musim 2010 dengan hasil buruk saat ia finish di P12 di Abu Dhabi. Secara keseluruhan ia berada di P10 klasemen dengan raihan 47 poin.

Musim 2011 Barrichello masih bertahan di tim Williams dan kali ini ia berpasangan dengan sesama pembalap latin Pastor Maldonado. Barrichello harus mengawali musim dengan buruk saat ia gagal finish di Australia dan Malaysia. Ia bahkan harus mengalami finish buruk yaitu P17 di Spanyol. Poin pertamanya di musim 2011 ia raih di Monako setelah terbantu kecelakaan yang dialami rekan setimnya sendiri (Maldonado). Kemudian di balapan selanjutnya di Kanada, Barrichello kembali meraih angka dengan finish di P9. Memasuki pertengahan musim, rumor mulai berkembang di paddock bahwa kemungkinan besar tim Williams tidak akan memperpanjang kontraknya untuk musim 2012. Sampai akhir musim, Barrichello tidak lagi mampu untuk mencetak poin dan ia terpuruk di posisi 17 klasemen dengan 4 poin saja.

Memasuki sesi pra musim 2012, masa depan Barrichello di F1 mulai dalam tanda tanya seiring banyaknya rumor yang mengkait-kaitkan Adrian Sutil, Kimi Raikkonen dan Bruno Senna. Rubens tetap optimis dirinya masih dipertahankan Williams demi stabilitas tim mengingat jam terbangnya yang panjang. Pada pertengahan Januari 2012, tim Williams dikabarkan sudah mengontrak Bruno Senna untuk 2012. Pada tanggal 17 Januari, Rubens Barrichello mengatakan di akun Twitternya bahwa ia tidak akan membalap untuk Williams pada 2012 dan di saat bersamaan, Bruno Senna diumumkan sebagai penggantinya untuk 2012.[36][37]

Karier IndyCar

Pada tanggal 25 Januari 2012, jurnalis Robin Miller melaporkan bahwa Barrichello akan bersiap untuk melakukan tes mobil IndyCar bersama tim KV Racing Technology atas desakan temannya Tony Kanaan. Tes tersebut direncanakan akan digelar di Sebring dari tanggal 30 Januari sampai 1 Februari.[38] Barrichello juga melakukan tes serupa di Infineon Raceway pada pertengahan Februari.[39]

Pada tanggal 1 Maret 2012 akhirnya diperoleh kepastian bahwa Barrichello resmi bergabung bersama tim KV Racing Technology untuk membalap di ajang IndyCar musim 2012. Ia bergabung bersama Kanaan and E. J. Viso.[2][3][40] Rubens sendiri berhasil mendapat sponsor untuk musim 2012 dari perusahaan konstruksi Brasil, Embrase.[41]

Statistik

Musim Seri Tim Balapan Menang Pole F/Lap Podium Poin Posisi
1989 Formula Ford Brasil 1600 Arisco ? ? ? ? ? ? ke-3
1990 Formula Three Sudamericana Guido Forti Dallara 3 1 1 ? 1 12 ke-8
Formula Opel Lotus Euroseries Draco Racing 11 6 7 7 8 157 Juara
Formula Vauxhall Lotus 4 0 1 0 2 34 11th
Formula Opel Lotus Nations Cup Brasil 1 1 1 1 1 N/A runner-up
1991 British Formula Three West Surrey Racing 16 4 9 7 8 74 Juara
Macau Grand Prix 1 0 0 0 0 N/A ke-5
Masters of Formula Three 1 0 1 1 0 N/A 6th
F3 Fuji Cup 1 0 0 0 0 N/A NC
1992 International Formula 3000 Il Barone Rampante 10 0 0 2 4 27 ke-3
Macau Grand Prix Edenbridge/Theodore Racing 1 0 0 0 0 N/A ke-7
1993 Formula Satu Sasol Jordan 16 0 0 0 0 2 ke-18
Formula One Indoor Trophy 3 3 3 3 3 12 Juara
1994 Formula Satu Sasol Jordan Hart 16 0 1 0 1 19 ke-6
1995 Formula Satu Total Jordan Peugeot 17 0 0 0 1 11 ke-11
1996 Formula Satu Benson & Hedges Total Jordan Peugeot 16 0 0 0 0 14 8th
1997 Formula Satu HSBC Malaysia Stewart Ford 17 0 0 0 1 6 ke-13
1998 Formula Satu HSBC Stewart Ford 16 0 0 0 0 4 ke-12
1999 Formula Satu HSBC Stewart Ford 16 0 1 0 3 21 ke-7
2000 Formula Satu Scuderia Ferrari Marlboro 17 1 1 3 9 62 ke-4
2001 Formula Satu Scuderia Ferrari Marlboro 17 0 0 0 10 56 ke-3
2002 Formula Satu Scuderia Ferrari Marlboro 17 4 3 5 10 77 runner-up
2003 Formula Satu Scuderia Ferrari Marlboro 16 2 3 3 8 65 ke-4
2004 Formula Satu Scuderia Ferrari Marlboro 18 2 4 4 14 114 runner-up
2005 Formula Satu Scuderia Ferrari Marlboro 19 0 0 0 4 38 ke-8
2006 Formula Satu Lucky Strike Honda Racing F1 Team 18 0 0 0 0 30 ke-7
2007 Formula Satu Honda Racing F1 Team 17 0 0 0 0 0 ke-20
2008 Formula Satu Honda Racing F1 Team 18 0 0 0 1 11 ke-14
2009 Formula Satu Brawn Mercedes 17 2 1 2 6 77 ke-3
2010 Formula Satu AT&T Williams 19 0 0 0 0 47 ke-10
2011 Formula Satu AT&T Williams 19 0 0 0 0 4 ke-17

Catatan kaki

  1. ^ Lewandowski, Dave (1 March 2012). "Barrichello 'ups the level of competition'". IndyCar Series. IndyCar. Diakses tanggal 1 March 2012. 
  2. ^ a b Freeman, Glenn (1 March 2012). "Rubens Barrichello commits to full IndyCar season with KV Racing". Autosport. Haymarket Publications. Diakses tanggal 1 March 2012. 
  3. ^ a b Azzoni, Tales (1 March 2012). "F1 veteran Barrichello to race in IndyCar in 2012". Google News. Google Inc. Associated Press. Diakses tanggal 1 March 2012. 
  4. ^ http://www.teleresponde.com.br/rubens.htm Interview: Rubens Barrichello (grandfather)
  5. ^ "My story, from Rubens Barrichello Official site". Diakses tanggal 2007-06-02. 
  6. ^ Tribute to Massa on Barrichello's helmet, F1fanatic.co.uk
  7. ^ http://formula1.india-server.com/drivers/ruben-barrichello.html
  8. ^ a b c Meet Williams Formula 1 driver Rubens Barrichello, BBC
  9. ^ South African GP 1993
  10. ^ The European Grand Prix 1993 (Donington)
  11. ^ Laporan lengkap GP Jepang 1993, Grandprix.com
  12. ^ Benson, Andrew. A death that shocked the world. BBC Sport. 21 April 2004. Retrieved 26 March 2009
  13. ^ Ayrton Senna death - The Senna Files
  14. ^ F1 News - Grandprix.com > GP Encyclopedia > Races > Belgian GP, 1994
  15. ^ F1 News - Grandprix.com > GP Encyclopedia > Races > Canadian GP, 1995
  16. ^ Benson and Hedges Jordan Peugeot 1996 : The Formula One DataBase
  17. ^ Henry, Alan (ed.) (1996) Autocourse Haymarket Publishing p.110 ISBN 1-874557-91-8
  18. ^ F1 News - Grandprix.com > GP Encyclopedia > Races > Monaco GP, 1997
  19. ^ Review GP Brasil, YouTube!
  20. ^ Highlights kualifikasi GP Perancis 1999, YouTube
  21. ^ F1 News - Grandprix.com > GP Encyclopedia > Races > British GP, 2000
  22. ^ F1 - Best of Canadian GP 2000, MyVideo
  23. ^ F1 News - Grandprix.com > GP Encyclopedia > Races > German GP, 2000
  24. ^ Bagaimana ekspresi Barrichello di podium GP Jerman 2000?, YouTube
  25. ^ "Schumacher Rampok Kemenangan Barrichello". BBC Sport. 2002-05-12. Diakses tanggal 2006-10-24. 
  26. ^ Massa to replace Barrichello in 2006 - F1technical.net
  27. ^ Tony Kanaan hadir di Monaco? Oh ternyata hanya helmnya...
  28. ^ IndyCar's Tony Kanaan, F1's Rubens Barrichello Swap Helmet Designs
  29. ^ http://www.britsonpole.com/f1-anthony-davidson-back-in-honda-car-briefly-post663
  30. ^ GP Inggris 2008: Kemenangan Hamilton, nestapa Ferrari, F1fanatic.co.uk
  31. ^ Rubens Barrichello statistic
  32. ^ Honda confirms Brawn buyout - F1, ITV
  33. ^ "Honda team to return as Brawn GP". BBC Sport. 
  34. ^ "Brilliant Button wins on Brawn debut". Eurosport. 29-03-2009. Diakses tanggal 29-03-2009. 
  35. ^ Majalah F1 Racing April 2009 – Laporan GP Australia: Button (dan Brawn GP) Tampil Mengejutkan – halaman 90-92
  36. ^ "Senna to race for Williams in 2012". Formula1.com. Formula One Administration. 17 January 2012. Diakses tanggal 17 January 2012. 
  37. ^ Status akun Rubens Barrichello di Twitter
  38. ^ Miller, Robin (25 January 2012). "Barrichello Sets IndyCar Test In Florida". SpeedTV.com. Speed. Diakses tanggal 25 January 2012. 
  39. ^ "Barrichello enjoying Sonoma test". Crash.net. Crash Media Group. 26 February 2012. Diakses tanggal 1 March 2012. 
  40. ^ Lewandowski, Dave (1 March 2012). "Barrichello starts new chapter in INDYCAR". IndyCar Series. IndyCar. Diakses tanggal 1 March 2012. 
  41. ^ Miller, Robin (March 1, 2012). "Barrichello Looking Forward To Indy Debut". SPEED Channel. Fox Sports. Diakses tanggal 2012-03-02. 

Pranala luar