Robert Curthose

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 10.41 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 31 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q220994)
Robert Curthose
Adipati Normandia
Berkuasa9 September 1087 – 1106
PendahuluWilliam I sang Penakluk, Raja Inggris
PenerusHenry I Beauclerc, Raja Inggris
Informasi pribadi
Pemakaman
WangsaDinasti Norman
AyahWilliam I sang Penakluk, Raja Inggris
IbuMatilda dari Flanders
ConsortSybilla dari Conversano
Anak
Rincian
William Clito, Count Flanders
Henry dari Normandia[1]

Robert Curthose (tahun 1051 atau 1054 – 10 Pebruari 1134), kadang diberi nomor Robert II atau Robert III, merupakan seorang Adipati Normandia dari tahun 1087 sampai tahun 1106 dan seorang penuntut yang tidak berhasil mendapatkan tahta Kerajaan Inggris. Nama kecilnya, Curthose, datang dari Norman Perancis Courtheuse, berarti stoking pendek (atau di dalam bahasa Inggris - curt [pendek] & kaos kaki [stoking] ), karena tekadang diterjemahkan, Berstoking pendek. William dari Malmesbury dan Orderic Vitalis menyatakan bahwa ayah Robert, Raja William, memanggilnya brevis-ocrea (boot-pendek) di dalam cemoohnya.

Biografi

Robert Curthose

Ia adalah putra tertua William sang Penakluk, Norman yang pertama Raja Inggris, dan Matilda dari Flanders, dan seorang partisipan di dalam Perang Salib Pertama. Pemerintahannya sebagai Adipati terkenal karena perselisihannya dengan saudara-saudaranya di Inggris, yang akhirnya menyebabkan penyerapan Normandia sebagai milik Inggris.

Tahun kelahirannya biasanya diberikan sebagai tahun 1054, namun mungkin juga tahun 1051. Semasa kecilnya ia dijodohkan dengan Margaret, pewaris Maine, namun ia terlanjur meninggal sebelum mereka dapat menikah, dan Robert tidak menikah sampai ia berusia lebih dari empat puluh tahun. Di masa mudanya, ia diberitakan sebagai seorang yang pemberani dan cekatan di dalam latihan militer. Namun ia juga cenderung pemalas dan lemah karakternya yang membuat para nobel merasa tidak puas dan Raja Perancis menggunakan kesempatan ini untuk menghasilkan perselisihan dengan ayahnya William. Ia tidak puas dengan pembagian kekuasaan yang dibagikan kepadanya, dan berdebat sengit dengan ayahnya dan saudara-saudara lelakinya. Pada tahun 1063 ayahnya membuatnya ke istana Maine, mempertimbangkan pertunangannya dengan Margaret. Kabupaten ini mungkin dijalankan oleh ayahnya sampai tahun 1069 ketika kabupaten tersebut memberontak dan kembali ke Hugh V dari Maine.

Pada tahun 1077, ia menghasut pemberontakan pertama melawan ayahnya setelah sebuah trik yang dimainkan oleh adik-adiknya William Rufus dan Henry, yang membuang pispot penuh keatas kepalanya. Robert menjadi marah, dan didesak oleh para sahabatnya, mulai berkelahi dengan saudara-saudaranya yang terinterupsi oleh ayah mereka. Merasa harga dirinya terluka, Robert semakin marah sewaktu Raja William gagal menghukum saudara-saudaranya. Hari berikutnya Robert dan pengikutnya berusaha untuk merampas kastil di Rouen. Upaya tersebut gagal, namun Raja William memerintahkan penangkapan mereka, Robert dan sahabt-sahabatnya mengungsi dengan Hugh of Chateauneuf-en-Thymerais. Mereka terpaksa mealrikan diri kembali ketika Raja William menyerang basis mereka di Rémalard.

Robert melarikan diri ke Flanders, ke istana pamannya Robert I, Count Flanders sebelum menjarah kabupaten Vexin dan menyebabkan kekacauan hingga ayahnya beraliansi dengan Raja Philip I dari Perancis untuk menghentikan pemberontakan ayahnya. Hubungan tak dapat diselamatkan ketika Raja William mengetahui bahwa ibu Robert, Ratu Matilda, diam-diam mengirimkan uang untuk putranya. Di dalam sebuah perang di bulan Januari 1079 Robert menjatuhkan Raja William dari atas kuda ketika berkelahi dan berhasil melukainya, menghentikan serangannya ketika ia mengenali suara ayahnya. Merasa malu karenanya, Raja William mengutuk putranya, kemudian mengangkat pengepungan dan kembali ke Rouen.

Di hari paskah pada tahun 1080 ayah dan anak tersebut rujuk kembali atas upaya Ratu Matilda, dan kedamaian berlangsung sampai ia meninggal pada tahun 1083. Robert kelihatannya meninggalkan istana segera setelah kematian ibunya, Ratu Matilda, dan menghabiskan beberapa tahun melakukan perjalanan mengelilingi Perancis, Jerman dan Flanders. Ia mengunjungi Italia untuk meminang pewaris hebat Matilda dari Toscana (lahir tahun 1046), namun tidak berhasil.

Selama periode ini sebagai seorang ksatria pengembara, Robert memiliki beberapa orang anak haram. Putranya yang tak sah, Richard, kelihatannya menghabiskan masa hidupnya di istana kerajaan pamannya, William Rufus. Richard ini tewas terbunuh di dalam kecelakaan ketika berburu di New Forest pada tahun 1099, dan pamannya Raja William pada tahun berikutnya. Seorang putri tak sah kemudian dinikahkan dengan Helias dari Saint-Saens.

Pada tahun 1087, sang Penakluk meninggal karena luka yang dideritanya selama kecelakaan berkuda pada saat pemberontakan di Rouen. Pada saat ajal menjelang, ia diberitakan ingin menghapus putra tertuanya, namun dibujuk untuk membagi dominion Norman antara kedua putra tertuanya. Untuk Robert, ia memberikan Duchy Normandia dan untuk William Rufus ia memberikan Kerajaan Inggris. Putranya yang termuda diberikan sejumlah uang untuk membeli tanah. Di antara kedua putra tertuanya, Robert dianggap lebih lemah dan biasanya lebih disukai oleh para nobel yang memiliki wilayah dikedua sisi Selat Inggris, karena mereka dengan mudah dapat mengakali otoritasnya. Pada saat kematian ayah mereka, kedua bersaudara membuat perjanjian untuk memilih masing-masing pewaris. Namun kedamaian ini berlangsung kurang dari setahun ketika para baron bergabung dengan Robert untuk menggulingkan Rufus di dalam Pemberontakan tahun 1088. Hal tersebut tidak berhasil, sebagian karena Robert tidak pernah muncul untuk mendukung para pemberontak Inggris.

Robert mengambil penasehat terdekatnya Ranulf Flambard, yang sebelumnya telah menjadi penasehat dekat ayahnya. Flambard kemudian menjadi penasehat keuangan yang cerdik namun tidak disukai untuk William Rufus sampai kematiannya pada tahun 1100.

Pada tahun 1096, Robert pergi ke Tanah Suci pada Perang Salib Pertama. Pada saat ia berangkat ia dikabarkan sangat miskin sehingga ia seringkali harus tinggal diatas ranjang karena kekurangan baju. Dengan upaya mengumpulkan uang untuk perang salib, ia menggadaikan duchynya kepada saudara lelakinya William sejumlah 10,000 marks.

Robert dan William setuju untuk menamai masing-masing pewarisnya calon pewaris Inggris dan Normandia. Oleh sebab itu, ketika William II wafat pada tanggal 2 Agustus 1100, Robert harus mewarisi tahta Inggris. Namun ia dalam perjalanan kembali dari perang salib, menikahi seorang anita muda yang kaya raya untuk mengumpulkan dana untuk membeli kembali duchynya. Sebagai akibatnya, saudara lelakinya Henry dapat merebut mahkota Inggris untuk dirinya sendiri.

Ketika ia kembali, Robert, didesak oleh Flambard dan beberapa baron Anglo-Norman, untuk memimpin sebuah invasi Inggris untuk merebut kembali tahta tersebut dari tangan saudaranya Henry. Pada tahun 1101, Robert tiba di Portsmouth dengan pasukannya, tetapi kurangnya dukungan rakyat Inggris dan kesalahan penanganan taktik invasi dari Robert sendiri memungkinkan Henry untuk melawan invasi itu. Robert dipaksa oleh diplomasi untuk mengumumkan tuntutannya atas tahta Inggris di dalam Perjanjian Alton. Konon Robert adalah seorang komandan lapangan yang cerdik, namun seorang jenderal yang buruk di dalam Perang Salib Pertama. Pemerintahannya (atau pemerintahannya yang sewenang-wenang) atas Normandia juga invasi Inggrisnya yang gagal membuktikan bahwa ketrampilan militernya sedikit lebih baik daripada ketrampilan politiknya.

Namun pada tahun 1105 Robert melanjutkan perseteruannya dengan saudaranya di Inggris, dan gangguan sipil di Normandia itu sendiri, membuat Henry menyerang Normandia. Laporan Orderic atas insiden di hari Paskah pada tahun 1105, ketika Robert seharusnya mendengar khotbah dari yang terhormat Serlo, Uskup Agung dari Sées. Robert menghabiskan malam sebelum olahraga dengan wanita-wanita pelacur dan penghibur, dan sementara ia berbaring di tempat tidur, tertidur karena mabuk, temannya yang jahat mencuri pakaiannya. Ia terbangun dan menyadari dirinya bertelanjang bulat, dan harus tinggal di atas ranjang dan tidak dapat menghadiri khtobah tersebut.

Pada tahun 1106, Henry mengalahkan pasukan Robert dengan telak di dalam Perang Tinchebray dan menuntut Normandia seperti memiliki mahkota Inggris, suatu situasi yang berlangsung selama hampir satu abad. Ditangkap setelah perang, Robert dipenjarakan di Kastil Devizes selama dua puluh tahun, sebelum dipindahkan ke Cardiff.

Makam Robert

Pada tahun 1134, ia meninggal di Kastil Cardiff. Robert Curthose, kadang-kadang Adipati Normandia, putra tertua sang Penakluk, dimakamkan di biara gereja St. Peter di Gloucester. Lokasi makamnya sulit ditetapkan - legenda menyatakan bahwa ia meminta untuk dimakamkan sebelum Altar Tinggi. Patung makamnya diukir dari ek rawa, namun, yang terletak di dadanya dihiasi dengan lambang Sembilan Tokoh Terpuji (hilang satu - Joshua, dan digantikan dengan lambang Edward yang Mengaku). Tanggal dari patung tersebut dari sekitar 100 tahun setelah kematiannya, dengan kotaknya jauh lebih muda. Gereja tersebut kemudian menjadi Katedral Gloucester.

Nama 'Curthose' masih dapat dilihat sampai hari ini, di Perancis sebagai Courtoise dan di Inggris sebagai Curthoys.

Silsilah Keluarga

Keluarga

Robert menikahi Sybilla, putri Geoffrey dari Brindisi, Count Conversano (dan keponakan cucu Robert Guiscard, adipati Norman lainnya) dalam perjalanan pulang dari Perang Salib, satu anak :[2][3]

  1. William Clito, dilahirkan pada tanggal 25 Oktober 1102 dan menjadi pewaris Duchy Normandia. William Clito selalu tidak mujur disepanjang hidupnya; upayanya untuk menyerang Normandy gagal dua kali (tahun 1119) dan (tahun 1125), pernikahan pertamanya dengan putri seorang count Anjou dibatalkan oleh intrik pamannya, dan bahkan warisan terakhirnya atas kabupaten Flanders dianiaya. William Clito meninggal pada tahun 1128 tanpa keturunan, yang kemudian meninggalkan lapangan menjadi bersih dari suksesi Norman (setidaknya sampai Henry I wafat).

Sybilla, yang dikagumi dan sering dipuji oleh para penulis sejarah pada saat itu, meninggal tak lama setelah melahirkan. William dari Malmesbury mengklaim bahwa ia meninggal sebagai akibat dari mengikat buah dadanya terlalu ketat; baik Robert dari Torigny dan Orderic Vitalis menyatakan ia dibunuh oleh komplotan rahasia para anita nobel yang dipimpin oleh gundik suaminya, Agnes Giffard.

Robert juga memiliki sedikitnya dua anak haram - Richard yang tewas ketika berburu di New Forest pada tahun 1099 (seperti pamannya setahun sebelumnya) dan seorang putri yang menikahi Helias dari Saint-Saens (seorang pelindung saudara iparnya yang handal dan setia pada tahun 1112).

Dalam kebudayaan populer

Robert digambarkan oleh aktor Simon Dutton di dalam sebuah drama TV Blood Royal: William the Conqueror (1990).

Referensi

  1. ^ "Robert II Curthose , Duke of Normandy 1087-1106". Genealogics.org. Diakses tanggal 2010-08-05. 
  2. ^ David, Charles Wendell (1920). Robert Curthose, Duke of Normandy (edisi ke-Reprint of original). Cambridge, MA: Harvard University Press. hlm. 146. ISBN 1432692968. Soon after the birth of her (Sibyl's) only child, William the Clito, she died at Rouen, and was buired, amid universal sorrow, in the cathedral church, Archbishop of William Bonne-Ame performing the obsequies." 
  3. ^ Lack, Katherine (2007). Conqueror's Son: Duke Robert Curthose, Thwarted King. Sutton Publishing. hlm. 153. ISBN 978-0-7509-4566-0. 

Pranala Luar

Robert Curthose
Lahir: ? 1051 Meninggal: 10 Pebruari 1134
Inggris
Didahului oleh:
William Rufus
Pewaris tahta Inggris
sebagai calon pewaris

1087 – 2 Agustus 1100 (atau 1103)
Diteruskan oleh:
William Adelin
Bangsawan Prancis
Didahului oleh:
William I dari Inggris
Adipati Normandia
1087–1106
Diteruskan oleh:
Henry I dari Inggris

Templat:Link GA