Rima Melati

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Templat:Infobox artis indonesia Marjolien Tambajong atau Lientje Tambajong atau lebih dikenal dengan nama Rima Melati (lahir 22 Agustus 1939) adalah seorang aktris senior, penyanyi, sutradara dan juga mantan peragawati Indonesia. Ibunya Non Kawilarang adalah seorang perancang dan perintis dunia mode Indonesia. Suaminya yang sekarang adalah suami kedua yaitu Frans Tumbuan, salah satu aktor senior Indonesia dan mereka menikah pada tanggal 23 Desember 1973.

Ketika di bangku SD Kebangkitan Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS), Rima pernah satu kelas dengan mantan Presiden Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid.[1]

Selain itu ia pernah menjadi personel grup penyanyi wanita terkemuka di Indonesia pada tahun 1960-an, Baby Dolls, yang terdiri atas Rima Melati, Baby Huwae, Gaby Mambo, dan Indriati Iskak.

Rima pernah meraih Piala Citra juga pada Festival Film Indonesia tahun 1973 dalam kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam film Intan Berduri bersama Benyamin Sueb yang memperoleh penghargaan sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik dalam film yang sama. Pada kesempatan lain Rima pernah juga dinominasikan untuk penghargaan Pemeran Pembantu Wanita terbaik di beberapa Festival Film Indonesia yaitu dalam film Kupu-Kupu Putih (1984), Tinggal Landas buat Kekasih (1985), Pondok Cinta, (1986), Biarkan Bulan Itu (1987) dan Arini II (Biarkan Kereta Itu Lewat) (1989). Selain itu Pada ajang Festival Film Asia Pasifik ke-50, Rima Melati meraih penghargaan Aktris Pemeran Pembantu Terbaik dalam film Ungu Violet.

Saat ini Rima masih aktif juga sebagai aktris sinetron. Beberapa diantaranya adalah Wulan - RCTI, Kabut Sutera Ungu - Indosiar, Nyonya Nyonya Sosialita/Laba-Laba Cinta - Indosiar dan Candy - RCTI. Selain itu Rima juga dikenal sebagai sutradara televisi yang salah satu karyanya adalah Api Cinta Antonio Blanco.

Ihwal nama Rima Melati adalah pemberian Bung Karno. Sekitar awal 1960-an Bung Karno suka mengganti nama orang yang dikenalnya, yang dirasa kebarat-baratan. Nama asli Rima, Marjolien Tambajong, dengan panggilan Lientje, memang pernah dikatakan kebarat-baratan oleh Bung Karno.

Pada saat itu Marjolien yang sedang mengandung anak kedua, ingin memberi nama Rima kepada si anak jika perempuan. Ia diilhami tokoh Rima the Bad Girl dalam film Green Mansions (1959) yang diperani Audrey Hepburn. Sayang, janin itu meninggal sebelum dilahirkan. Lientje yang terpukul, menceritakan peristiwa itu kepada Bung Karno, sekaligus mengutarakan keinginannya untuk mengambil alih nama Rima, dikombinasi dengan "Melati".

Rima Melati, yang kini aktif di Yayasan Indonesia Tanpa Tembakau (YITT), pernah mendapat penghargaan dari WHO berupa 'Award No Tobaco Day' karena usahanya dalam kampanye antirokok. Menurut Kepala Perwakilan WHO di Indonesia, George Petterson, Rima terpilih sebagai satu-satunya orang Indonesia dari 10 warga dunia yang pada tahun 2006 mendapat piala penghargaan dari WHO. Rima Melati mulai merokok pada umur 16 tahun karena pengaruh lingkungan dan tontonan. Rima berhenti merokok pada 1989 setelah kerak tar dan nikotin dalam tubuhnya menimbulkan kanker pada usus dan payudara.

Filmografi

Sinetron

  • Cinta Tak Pernah Salah
  • Istana Impian
  • Mentari Di Balik Awan
  • Kesucian Prasasti
  • Kabut Sutra Ungu
  • Wulan
  • Nyonya-Nyonya Sosialita/Laba-Laba Cinta
  • Candy
  • "Safira"
  • "Lia (sinetron)"

Lihat pula

Prestasi dan Trivia

  • Aktris Terbaik Piala Citra FFI 1973 (Intan Berduri)
  • Best Supporting Actress Asia Pacific Film Festival 2005 (Ungu Violet)
  • Nominasi Aktris Pembantu FFI 1984 (Kupu-kupu Putih)
  • Nominasi Aktris Pembantu FFI 1985 (Tinggal Landas Buat Kekasih)
  • Nominasi Aktris Pembantu FFI 1986 (Pondok Cinta)
  • Nominasi Aktris Pembantu FFI 1987 (Biarkan Bulan Itu)
  • Nominasi Aktris Pembantu FFI 1989 (Arini 2)
  • Nominasi Aktris Pembantu Drama - Piala Vidia 1996 (Liontin)
  • Nominasi Aktris Utama Drama Lepas - Piala Vidia 1998 (Kado Istimewa)
  • Nominasi Supporting Actress MTV Indonesia Award 2005 (Ungu Violet)

Rima Melati dua kali menjadi juri FFI, dimana FFI nya 'bermasalah'. Pertama, FFI 2006 yang memberikan penghargaan film terbaik untuk film Ekskul, dan menuai protes dari banyak kalangan. Kedua, FFI 2010, dimana ia menjadi salah satu anggota juri yang dipecat Panitia FFI karena memasukkan film Sang Pencerah untuk dinilai, padahal tidak lolos seleksi.

Referensi

Pranala luar

Penghargaan dan prestasi
Didahului oleh:
Mieke Widjaja
Film : Gadis Kerudung Putih
(1967)
Pemeran Utama Wanita Terbaik
(Festival Film Indonesia)

Film : Intan Berduri
(1973)
Diteruskan oleh:
Lenny Marlina
Film : Rio Anakku
(1974)