Putu Suasta

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Putu Suasta, Mantan Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat

Putu Suasta (Lahir di Denpasar, 4 Januari 1960) adalah politisi dan pemerhati sosial politik Indonesia.[1] Awalnya, Putu Suasta bergiat dalam aktivitas pergerakan dengan membentuk forum-forum diskusi, LSM dan berbagai saluran publikasi untuk menyuarakan pentingnya transformasi sosial politik menuju masyarakat madani.[2] Tapi perjuangan panjang yang ditempuhnya bermuara pada sebuah kesadaran bahwa aspirasi masyarakat hanya dapat diperjuangkan secara efektif melalui jalur politik. Karena itu dia akhirnya bergabung dengan partai politik seraya terus menyuarakan kepedulian kritisnya melalui penerbitan buku dan opini di media massa.[3]

Putu Suasta saat mengisi salah satu sesi di Metro Podcast

Di tengah perkembangan media baru berbasis internet, Putu juga melihat preferensi kaum milenial dan kaum muda secara umum terhadap podcast sebagai saluran informasi. Karena itu dia bersedia ketika diminta menjadi nara sumber tetap di dua kanal podcast populer di Bali yakni Metro Podcast dan Jarrak Podcast.

Kehidupan Awal[sunting | sunting sumber]

Putu Suasta lahir di Denpasar, Bali, tahun 1960. Dia menyelesaikan pendidikan SD hingga SMA di kota kelahirannya. Kemudian dia melanjutkan studi di UGM, jurusan Hubungan Internasional (HI). Studi lanjut dia tempuh di Cornell University dan New York University. Pernah jadi asisten Hildred Geertz di Universitas Princeton, asisten Prof. Ben Anderson dan Prof. John Wolf di Univesitas Cornell. Dia juga sempat mengajar di Asian Studies/Dept. Modern Language and Linguistics, Cornell University tahun 1988.[4]

Aktivitas Pergerakan dan Politik[sunting | sunting sumber]

Sepulang dari Amerika, Putu aktif sebagai pemerhati masalah-masalah sosial dan politik yang sangat kritis terhadap pemerintah dan berbagai ketidakteraturan di tengah masyarakat. Dia menggerakkan masyarakat untuk terlibat aktif memperjuangkan dan menyuarakan hak-hak mereka. Perhatiannya mencakup berbagai bidang, mulai dari masalah penyorobotan tanah secara sewenang-wenang, penataan kota,[5] korupsi di pemerintahan,[6] masalah pendidikan, pariwisata, lingkungan hingga bidang-bidang kesenian.[7] Bahkan dia terlibat aktif mengurus dan memperjuangkan nasib pengungsi Timor-Timor yang “terdampar” hingga ke Bali.

Di Bali, Putu dikenal sebagai aktivis yang kritis. Dia membentuk sejumlah forum diskusi seperti forum Merah-Putih dan Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai sarana untuk membangun kesadaran kritis masyarakat akan hak-hak mereka sebagai warga negara. Melalui lembaga-lembaga sipil tersebut, dia mengorganisir massa untuk mengkritik pemerintah yang tidak pro rakyat dan tidak transparan dalam menjalankan roda pemerintahan. Dia juga menggunakan media massa untuk menyampaikan berbagai ide serta kritik konstruktif bagi pemerintah dan juga masyarakat.

Perjuangan panjang Putu Suasta dalam pergerakan sipil, akhirnya bermuara pada kesadaran bahwa jalan paling efektif untuk mendorong perubahan adalah politik. Dia semakin menyadari keterkaitan erat antara pemerintahan dengan politik. Maka untuk bisa menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat secara lebih efektif, jalur politik harus dimasuki.

Putu Suasta bergabung dengan Partai Demokrat dan pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu.[8] Di tengah kesibukannya sebagai politisi dengan jabatan yang sangat strategis di sebuah partai besar, dia masih menyisihkan waktu untuk membuat artikel di media massa dan juga menyusun sejumlah buku. Tapi selama pandemi, Putu lebih banyak menghabiskan waktunya di Bali bersama keluarga, menjalankan kegiatan-kegiatan sosial dan sesekali mengisi materi diskusi di Metro Podcast dan Jarrak Podcast.

Putu Suasta berdiskusi dengan Menteri Pendidikan RI, Nadiem Makarim

Selain masalah-masalah sosial politik dan ekonomi, Putu juga aktif menyoroti masalah-masalah budaya dan pendidikan dalam kanal podcastnya. Karena itu dia sering menemui tokoh-tokoh yang berperan penting di bidang budaya dan pendidikan untuk mempertajam diskusi di Podcast.

Kehidupan Pribadi[sunting | sunting sumber]

Putu Suasta menikah dengan Infen Andayani. Pasangan ini dikarunia dua orang putra dan satu putri. Mereka bermukim di Denpasar, karena itu Putu Suasta mesti membagi waktu antara Denpasar (untuk keluarga) dan Jakarta (kantor pusat partai). Tapi selama masa pandemi Putu lebih banyak menghabiskan waktunya di Bali dengan aneka kegiatan sosial dan budaya.

Publikasi[sunting | sunting sumber]

a. Buku:

  1. Idiologi, Pembangunan dan Demokrasi (1986)
  2. Made Wianta: His Art and Balinese Culture (1990)
  3. Hutan Rakyat: Hutan untuk Masa Depan (Jakarta 1997)
  4. Staying Local in the Global Village: Bali in the Twentieth Century (University of Hawaii Press, Honolulu, 1999)
  5. Bali Living in Two Wold (Schweben Basel, 2001)
  6. Kembara Budaya (Bali Mangsi Foundation, 2001)
  7. Mendobrak Kebekuan, Dari Pentas LSM ke Panggung Politik (Wijayapress, 2003)
  8. Otonomi Daerah dan Kebijakan Publik (Jakarta, 2003)
  9. Indonesia in the Soeharto Years: Issues, Incident and Image (Yayasan Lontar, 2005)
  10. Mengapa Harus SBY (Wijayapress, 2009)
  11. Menegakkan Demokrasi, Mengawal Perubahan (Lestari Kiranatama, 2013)
  12. Tim Penyusun Indonesia Through Stamps (Lestari Kiranatama, 2014)
  13. Konvensi dan Perkembangan Demokrasi (Lestari Kiranatama, 2014)
  14. Laboratorium Pendidikan Politik (Lestari Kiranatama, 2015)
  15. Ahok Adalah Kita (Lestari Kiranatama, 2016)
  16. Agung Rai, Sang Mumpuni (Lestari Kiranatama, 2017)
  17. TWITTER SBY, Catatan Seorang Pemimpin di Media Sosial (Lestari Kiranatama, 2017)

b. Media Massa:

Selain menulis buku, Putu Suasta juga penulis artikel di media massa yang tergolong produktif. Beberapa tulisannya di media cetak yang dimuat kembali di situs online antara lain:

  1. Merayakan Perbedaan, Merawat Pluralisme (tempo.co https://indonesiana.tempo.co/read/36532/2015/02/18/putu_suasta/merayakan-perbedaan-merawat-pluralisme)
  2. Pers dan Demokrasi: Refleksi Hari Pers Nasional (tempo.co https://indonesiana.tempo.co/read/31271/2015/02/11/Pers-dan-Demokrasi:-Refleksi-Hari-Pers-Nasional)
  3. 4 Alasan Mendukung Perppu Pilkada Langsung (tempo.co https://indonesiana.tempo.co/read/29461/2015/01/15/lsm_man/4-alasan-mendukung-perppu-pilkada-langsung)
  4. Pendidikan Politik Sang Demokrat: Refleksi Akhir Tahun (tempo.co https://indonesiana.tempo.co/read/28312/2014/12/30/lsm_man/pendidikan-politik-sang-demokrat-refleksi-akhir-tahun
  5. Pelembagaan Parpol Jadi Agenda Mendesak ( https://indonesiana.tempo.co/read/37971/2015/03/12/putu_suasta/pelembagaan-parpol-jadi-agenda-mendesak)
  6. Rekruitmen Politik dalam Parpol ( https://indonesiana.tempo.co/read/39381/2015/04/09/putu_suasta/rekruitmen-politik-dalam-parpol)
  7. SBY, Pilihan Paling Rasional dan Realistis ( https://indonesiana.tempo.co/read/40441/2015/04/28/putu_suasta/sby-pilihan-paling-rasional-dan-realistis )
  8. Ahok, Indikator Pemilih Rasional ( https://indonesiana.tempo.co/read/49562/2015/09/28/putu_suasta/ahok-indikator-pemilih-rasional )
  9. Ahok Mewariskan Transparansi dan Profesionalitas ( https://indonesiana.tempo.co/read/49872/2015/09/29/putu_suasta/ahok-mewariskan-transparansi-dan-profesionalitas)
  10. Ahok dan Jakarta dalam Perspektif Baru ( https://indonesiana.tempo.co/read/51101/2015/10/12/putu_suasta/ahok-dan-jakarta-dalam-perspektif-baru)
  11. AHY dan Jakarta yang Lebih Humanis ( https://indonesiana.tempo.co/read/101792/2016/11/30/putu_suasta/ahy-dan-jakarta-yang-lebih-humanis )
  12. Merawat Kebhinekaan, Refleksi Akhir Tahun ( https://indonesiana.tempo.co/read/103372/2016/12/13/putu_suasta/merawat-kebhinekaan-refleksi-akhir-tahun )
  13. Arti Penting Pilkada DKI dalam Perjuangan Kesetaraan Gender ( https://indonesiana.tempo.co/read/103752/2016/12/15/putu_suasta/arti-penting-pilkada-dki-dalam-perjuangan-kesetaraan-gender)
  14. Agenda Toleransi, Kemajemukan dan Keharmonisan dalam Pilkada DKI ( https://indonesiana.tempo.co/read/104322/2016/12/19/putu_suasta/agenda-toleransi-kemajemukan-dan-keharmonisan-dalam-pilkada-dki)
  15. Agus-Sylvi dan Masa Depan Good Governance ( https://indonesiana.tempo.co/read/104951/2016/12/22/putu_suasta/agus-sylvi-dan-masa-depan-good-governance )
  16. Natal dan Sukacita Manusiawi ( https://indonesiana.tempo.co/read/105342/2016/12/25/putu_suasta/natal-dan-sukacita-manusiawi )
  17. Empati Agus-Sylvi ( https://indonesiana.tempo.co/read/106920/2017/01/14/putu_suasta/empati-agus-sylvi)
  18. Sylviana Murni, Role Model Pemberdayaan Perempuan ( https://indonesiana.tempo.co/read/107633/2017/02/02/putu_suasta/sylviana-murni-role-model-pemberdayaan-perempuan )
  19. Agus-Sylvi dalam Agenda Reformasi ( https://indonesiana.tempo.co/read/107834/2017/02/08/putu_suasta/agus-sylvi-dalam-agenda-reformasi)
  20. Pesan Penting Sikap Ksatria AHY ( https://indonesiana.tempo.co/read/108156/2017/02/17/putu_suasta/pesan-penting-sikap-ksatria-ahy )
  21. Papua dan Politik Kesejahteraan Jokowi: Catatan Kritis ( https://indonesiana.tempo.co/read/109230/2017/03/17/putu_suasta/papua-dan-politik-kesejahteraan-jokowi-catatan-kritis )
  22. Data dan Fakta Menarik dari Tax Amnesty ( https://indonesiana.tempo.co/read/110195/2017/04/10/putu_suasta/data-dan-fakta-menarik-dari-tax-amnesty )
  23. Suara Sang Pemimpin: 4 Tahun SBY Menggunakan Twitter ( https://indonesiana.tempo.co/read/110382/2017/04/14/putu_suasta/suara-sang-pemimpin-4-tahun-sby-menggunakan-twitter )
  24. Kemenangan Abadi Ahok ( https://indonesiana.tempo.co/read/110756/2017/04/23/putu_suasta/kemenangan-abadi-ahok )
  25. Peran Strategis Media Sosial Dalam Demokrasi ( https://indonesiana.tempo.co/read/111182/2017/05/08/putu_suasta/peran-strategis-media-sosial-dalam-demokrasi )
  26. Comprehending Calonarang’s Significance in Balinese Daily Life ( http://indonesiathroughstamps.com/comprehending-calonarangs-significance-in-balinese-daily-life/ Diarsipkan 2017-06-30 di Wayback Machine. )

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ TOKOH BALI - SUASTA, PUTU, diakses 4 Maret 2015
  2. ^ Mendobrak Kebekuan, dari Pentas LSM ke Panggung Politik" (Putu Suasta, 2003
  3. ^ Klinken Van Gerry, dkk. Politik lokal di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor, 2007, hlm. 509.
  4. ^ Catatan tentang profil penulis pada buku "Mendobrak Kebekuan, dari Pentas LSM ke Panggung Politik" (Putu Suasta, 2003)
  5. ^ Lih. misalnya Belajar Sejarah di Pasar Rakyat - Kompas.com. Diakses 4 Maret 2015
  6. ^ Lih. misalnya Bentuk Pengkhianatan Pejabat terhadap Rakyat - Bali Post Diarsipkan 2017-02-20 di Wayback Machine.. Diakses 4 Maret 2015
  7. ^ Lihat misalnya, Seniman dan Aktivis Bali Dukung Garin Nugroho, tempo.com Diarsipkan 2017-02-20 di Wayback Machine.. Diakses 4 Maret 2015
  8. ^ Ini Struktur Kepengurusan Partai Demokrat yang Baru, kompas.com Diarsipkan 2017-02-20 di Wayback Machine.. Diakses 4 Maret 2015.