Puteri Gunung Ledang (film)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Puteri Gunung Ledang
Berkas:Puteri Gunung Ledang film.jpg
SutradaraSaw Teong Hin
ProduserTiara Jacquelina,
Shazalli Ramly
Ditulis olehMamat Khalid
Saw Teong Hin
PemeranTiara Jacquelina
Christine Hakim
Dian Sastrowardoyo
Alex Komang
Slamet Rahardjo
Tanggal rilis
31 Agustus 2004
Durasi145 menit
Anggaran~15.000.000 ringgit
IMDbInformasi di IMDb

Puteri Gunung Ledang adalah sebuah film Malaysia yang dirilis pada tahun 2004. Film ini mengangkat cerita yang berdasarkan legenda Melayu terkenal, Puteri Gunung Ledang. Dibintangi oleh Mohamad Nasir bin Mohamad, Adlin Aman Ramlee, dan aktris utama, Tiara Jacquelina yang juga menyanyikan lagu "Asmaradana", disutradarai Saw Teong Hin dan diproduksi Shazalli Ramly. Selain itu, beberapa aktor/aktris Indonesia, antara lain Christine Hakim, Dian Sastrowardoyo dan Alex Komang, juga turut membintangi film ini.

Tiara Jacquelina memenangkan kategori "Aktris Terbaik" pada Festival Film Asia Pasifik ke-50. Biaya produksi Puteri Gunung Ledang merupakan yang tertinggi dalam sejarah pengeluaran film di Malaysia, dan menelan biaya sebanyak 4 juta dolar AS.

Dalam film Puteri Gunung Ledang, Puteri Gunung Ledang sebenarnya Gusti Putri Raden Ajeng Retno Dumilah dari Majapahit di Pulau Jawa yang merajuk dan membawa diri ke Gunung Ledang. Ia sebenarnya menunggu masa untuk bertemu dengan Hang Tuah yang pernah ke Majapahit.

Sinopsis[sunting | sunting sumber]

Kerajaan Majapahit dilanda gawat setelah diserang oleh Pangeran Demak dari Jawa. Mengelak dari kejadian menjadi bertambah buruk, raja Majapahit, Gusti Adipati Handaya Ningrat menawarkan Pangeran Demak menikah dengan adiknya, Gusti Putri Retno Adjeng Dumilah. Tanpa sepengetahuannya, Gusti Putri telah melarikan diri dengan berlayar ke Gunung Ledang untuk bersama cinta hatinya Hang Tuah.

Walau bagaimanapun, halangan terjadi di antara Puteri Gunung Ledang dan Hang Tuah saat kakanda Gusti Putri, Gusti Adipati terpaksa mengawinkan Gusti Putri dengan Sultan Melaka, Sultan Mahmud pula. Utusan peminangan diutus dan diketuai oleh Hang Tuah sendiri. Akhirnya, setelah pelbagai tantangan, Gusti Putri terpaksa menurut permintaan Hang Tuah yang taat pada Sultan, tetapi dengan 7 syarat. Perutusan pulang ke istana Melaka tanpa Hang Tuah yang kecewa atas kegagalannya. Sultan Mahmud murka dengan kedegilan Gusti Putri dan sanggup menerima tantangan ketujuh syarat itu walaupun bakal merenggut nyawa anaknya sendiri.

Di bawah ini ialah tujuh syarat peminangan Gusti Putri terhadap Sultan Mahmud yang diterjemahkan dari bahasa Sanskerta:

  • "Pertama, air mata dara yang tidak berdarah, tujuh tempayan banyaknya..."
  • "Kedua, pinang, bukannya kawin karena tidak tua, merah darahnya, tujuh tempayan banyaknya..."
  • "Ketiga, merangkak bebas di daratan, darah juga kehendaknya, sifatnya, tujuh dulang banyaknya..."
  • "Keempat, terbang bebas di udara, darah juga kehendaknya, sifatnya, tujuh dulang banyaknya..."
  • "Kelima, darah putih rakyat untuk menambat darah kuning raja dari tapak ke tahta..."
  • "Keenam, darah merah rakyat untuk menambat darah kuning raja dari tapak ke tahta..."
  • "Ketujuh, darah seguntal tetap mengalir, badan bersilih menanti, sebatil..."

Melalui petikan tersebut, didapati permintaannya berunsurkan 'darah' yang menguatkan dan menegaskan lagi bahawa jawaban bagi peminangan itu adalah satu penolakan.

Trivia[sunting | sunting sumber]

  • Sedutan film ini telah ditayangkan buat pertama kali di Festival Film Malaysia ke-16 pada April 2003 dimana ia disiarkan secara langsung ke seluruh negara melalui TV1.
  • Sepanjang 9 bulan masa keseluruhan penggambaran yang bermula pada Januari 2003, jumlah hari penggambaran yang dilakukan di lokasi adalah selama 94 hari saja. Pembuatan film ini juga terganggu oleh faktor cuaca.
  • Tokoh Tun Mamat dan Sultan Mahmud masing-masing pada mulanya ditawarkan kepada Rosyam Nor dan Azri Iskandar.
  • Film pertama yang diantarkan oleh Malaysia untuk menyertai Academy Awards.
  • Film ini merupakan film paling mahal di Malaysia buat masa ini dan pementasan musikal dilakukan sejak Februari 2006.

Pemain[sunting | sunting sumber]

Pelakon Watak
Tiara Jacquelina Puteri Gunung Ledang
Mohamad Nasir Mohamad Hang Tuah
Dato' Rahim Razali Datuk Bendahara
Adlin Aman Ramlee Sultan Mahmud Shah
Sofia Jane Permaisuri Tun Teja
Khir Rahman Tun Mamat
Alex Komang Gusti Adipati Handaya Ningrat
Christine Hakim Bayan
Ruminah Sidek Nenek Kebayan (jelmaan Gusti Putri)
Azmil Mustapha Pangeran Demak
Sabri Yunus Sang Setia
Man Bai Topok
Radhi Khalid Tapik
Slamet Rahardjo Patih
Muhammad Naufal Nasullah Raja Ahmad

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]