Post-grunge

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 04.06 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 26 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q379671)

Post-grunge (post- = pasca-; sesudah) adalah sebuah genre musik yang muncul tidak lama setelah genre grunge menguasai pasar musik global. Merupakan sebuah turunan dari grunge, memiliki karakter khas grunge tapi dengan beberapa perbedaan yang mencolok diantaranya tema-tema lirik yang lebih cerah ketimbang grunge yang cenderung kelam, dan pemilihan warna suara-suara distorsi yang jauh lebih mudah dicerna untuk selera radio dan industri. Membuat band-band post-grunge seperti Foo Fighters, Creed, dan Nickelback diantaranya menikmati sukses besar secara komersil.

Sejarah

1990-an awal hingga pertengahan 1990-an

Kurt Cobain, Nirvana ketika tampil pada 1992

Bermula pada awal tahun ‘90-an, rock alternatif yang sudah menggeliat dari tahun ‘80-an mulai mendapat tempat di hati pasar, membuat label-label besar tertarik dengan jenis musik ini. Selain britpop, grunge adalah salah satu genre dari rock alternatif yang populer kala itu. Dan grunge secara mengejutkan meledak cepat di pasaran global, menggeser takhta yang diduduki oleh hair-metal/glam-metal (lain dengan glam-rock) sebagai genre populer saat itu. Beberapa band punggawanya yaitu Nirvana, Alice in Chains, Pearl Jam, dan Soundgarden. Lantas memasuki pertengahan ‘90-an, meninggalnya Kurt Cobain serta beberapa permasalahan tur Pearl Jam menandai mulai turunnya tren grunge kala itu. Sedangkan label-label besar mendatangkan kontrak dengan band-band yang memiliki karakter hampir serupa dengan band-band grunge populer, sehingga bermunculanlah band-band yang berasal dari luar Seattle. Tercatat beberapa nama diantaranya Bush, Collective Soul, Candlebox, Live, Silverchair, dan tidak didominasi laki-laki saja, seorang seniman solois multi-platinum Alanis Morissette pun, berdiri tegak di dalam barisan yang baru ini.

Foo fighters ketika tampil pada bulan November 2007

Istilah post-grunge itu sendiri baru mulai kerap digunakan setelah meledaknya album perdana “Foo Fighters“ di pasaran. Digawangi oleh beberapa mantan anggota Nirvana, Foo Fighters menjadi titik tumpu pergerakan dan atas pertanyaan penting pada masa itu, “Adakah kehidupan setelah Nirvana?” dan telah terjawab mantap oleh mereka. Setelah itulah untuk pertama kalinya band-band di luar lingkaran Seattle seperti yang beberapa tadi disebutkan di atas mulai masuk ke dalam kategori post-grunge. Inilah angkatan pertama dari post-grunge.

Pemuncak catatan angkatan pertama ini adalah Frogstomp dari Silverchair, tercatat dalam sejarah sebagai multi-platinum hit, dan akhirnya membantu pengategorian post-grunge menjadi dua kelompok besar; yakni mereka yang muncul sebelum Frogstomp, dan mereka yang muncul setelahnya.

Akhir 1990-an

Human Clay oleh Creed rilis pada 28 September 1999

Pada akhir 90-an mulai bermunculan band post-grunge angkatan berikutnya dengan digawangi Creed dan Matchbox Twenty. Creed sendiri mencatat prestasi dengan meluncurkan Human Clay, melampaui Frogstomp dalam hal penjualan dan jam tayang, menjadikannya rekor penjualan terbesar setelah Nevermind milik Nirvana. Beberapa karakteristik dari post-grunge angkatan sebelumnya pun mulai sedikit ditinggalkan, bermain dengan pola-pola tempo sedang, tema-tema lagu yang cenderung konvensional, dan tidak jarang menyentuh ranah romantisme. Kontras berlawanan dengan apa yang biasa diangkat oleh band grunge aslinya, seperti adiksi, depresi, bunuh diri, kebohongan publik, dan lain sebagainya.

Awal 2000-an hingga pertengahan 2000-an

Audioslave

Memasuki awal 2000 band-band post-grunge ini mengalami penurunan, ditandai pula dengan bertumbuhnya kelompok-kelompok Boyband dan Hip-hop. Pada masa ini pula genre-genre pada rock alternatif sudah sedemikian tercampur satu dengan lainnya, termasuk band-band baru post-grunge yang banyak mengadopsi pop punk dan nu metal ke dalam musiknya, sehingga istilah “post-grunge” menjadi kurang tepat digunakan, alih-alih “modern-rock” atau “nu-rock” mulai menggantikan posisi tersebut. Tren ini terus berlangsung dan pada pertengahan 2000-an generasi-generasi baru post-grunge (walaupun jarang disebut demikian lagi), seperti Audioslave, Puddle of Mudd, dan Nickelback adalah beberapa diantaranya yang cukup berhasil menikmati sukses komersil mereka.

2010 hingga sekarang

Memasuki 2010-an beberapa band post-grunge yang muncul dan masih memegang teguh tradisi post-grunge diantaranya adalah Shinedown, dan Seether.

Referensi

  • [1] dikutip pada 14 Agustus 2010
  • [2] dikutip pada 14 Agustus 2010
  • [3] dikutip pada 14 Agustus 2010