Portal:Pertanian/Berita terkini/April/2015

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
30 April 2015
  • "Pacific Institute merilis laporan mengenai data penggunaan air bidang pertanian di California, menanggapi kekeringan parah yang terjadi di negara bagian tersebut. Data ini diperlukan untuk membandingkan jumlah air yang digunakan terhadap produktivitasnya secara ekonomi, sehingga komoditas yang "relatif tidak penting" dibandingkan dengan jumlah air yang digunakannya, disarankan untuk diganti. Laporan tersebut menyebutkan bahwa alfalfa dan almond/pistachio merupakan pengguna air terbesar. Meski demikian, produktivitas ekonomi alfalfa jauh lebih buruk dibandingkan anggur." (Huffington Post) (The Desert Sun)

29 April 2015
  • "Berbagai negara di Afrika akan mengalami penurunan hasil panen jagung karena cuaca buruk. Diperkirakan impor akan bertambah dan harga pangan akan naik. Penurunan mencapai 15% dari hasil tahun lalu, menurut FAO. Zimbabwe menjadi negara dengan penurunan hasil tertinggi, mencapai 75%. Penurunan ini membuat Zimbabwe mencabut pembatasan impor, dan memperkirakan impor jagung akan naik hingga dua kali lipat dibandingkan tahun lalu." (UN News Centre) (AllAfrica)

  • "China menyalip Prancis sebagai pemilik perkebunan anggur terbesar kedua di dunia dengan luas terkini mencapai 1.9 juta acre. Produksi minuman anggur di China meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi dan bertambahnya penduduk berstatus menengah dan atas. Hampir seluruh minuman anggur yang diproduksi dikonsumsi di dalam negeri, dan sebagian besar berupa anggur merah. Meski produksi meningkat, kualitas minuman anggur China belum bisa menyaingi produk ekspor negara lain." (Tulsa World) (Al Jazeera)

28 April 2015
  • "Horizon 2020, sebuah proyek pendanaan Uni Eropa untuk riset dan inovasi, telah menghibahkan 7 juta Euro kepada sekelompok ilmuwan yang akan mempelajari perkembangan sistem hormon sekelompok serangga tertentu. Tujuannya adalah supaya tercipta senyawa sejenis hormon yang dapat diatur sedemikian rupa yang juga dapat mengatur perilaku dan perkembangan hama pertanian. Karena senyawa ini berbasis hormon dan mengatur serangga, bukan mengeliminasinya, maka dapat dikatakan lebih ramah lingkungan dibandingkan pestisida sintetis." (Science Daily) (Phys.org)

24 April 2015
  • "Seekor sapi di Kenya menjadi karnivora dengan membunuh domba dan memakan dagingnya. Pemilik peternakan mengira bahwa sapi tersebut kelaparan sehingga ia menambah pakan dan air untuk sapi tersebut, namun ia tetap mengejar domba lainnya. Pemilik peternakan khawatir jika sapi tersebut akan memakan anak-anaknya. Dokter hewan setempat memperkirakan bahwa sapi tersebut kekurangan vitamin atau mineral tertentu yang tidak ada pada pakan sehingga ia mencari alternatif lain." (BBC) (UPI.com)

23 April 2015
  • "Peneliti dari Ghent University meneliti 291 sampel ubi dari berbagai benua di dunia dan menemukan bahwa sebagian DNA Agrobacterium terdapat di dalam DNA semua sampel ubi tersebut. Hal ini menjadikan ubi "tanaman transgenik alami" yang dibuat oleh alam. Kondisi ini diperkirakan telah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu, kemungkinan sebelum domestikasi dilakukan. Agrobacterium merupakan genus bakteri yang unik karena dapat melakukan transfer gen antar spesies, dan banyak dijadikan sebagai alat dalam pembuatan tanaman transgenik oleh pakar bioteknologi." (Nature) (Daily Mail)

21 April 2015
Sebidang tanah
Sebidang tanah
20 April 2015
  • "Kekeringan di California, selain menghambat usaha pertanian dan mengurangi suplai air ke pemukiman, diketahui juga membahayakan ekosistem. Sebuah survey yang dilakukan California Department of Fish and Wildlife di delta sungai Sacramento-San Joaquin hanya menemukan sedikit sekali ikan smelt (family Osmeridae). Ikan ini merupakan tangkapan populer nelayan sungai dan pemancing rekreasi, serta mangsa dari ikan salmon. Sejak bertahun-tahun survey ini menjadi indikator kondisi kesehatan ekosistem. Kondisi ini diperkirakan akan mengganggu sektor perikanan air tawar maupun air laut negara bagian tersebut." (USA Today) (San Fransisco Chronicle)

17 April 2015
16 April 2015
Tembakau kering
Tembakau kering
  • "Tembakau menjadi andalan Zimbabwe dalam membangkitkan kembali usaha pertanian di dalam negeri. Pada periode pemerintahan Robert Mugabe, ekspor tembakau turun lebih dari 70%, dengan total ekspor komoditas pertanian secara keseluruhan turun 45%. Meski produksi tembakau meningkat, Zimbabwe hanya mengkonsumsi 5% dari total produksinya. Sisanya diekspor ke berbagai negara, terutama China." (BD Live) (Reuters)

15 April 2015
Penerapan pestisida
Penerapan pestisida
  • "Sebuah studi di Flinders University mengkuantifikasi jasa ekologi yang diberikan alam kepada pertanian dan menemukan bahwa pertanian organik mampu memanfaatkan jasa ekologi dengan optimal dibandingkan dengan pertanian konvensional. Jika kuantifikasi ini dijumlahkan dengan harga pasar komoditas, petani organik dikatakan "lebih untung". Kuantifikasi jasa ekologi ini menggunakan satuan mata uang, dan bertujuan untuk menempatkan usaha pelestarian alam ke dalam harga yang dibayar oleh konsumen. Kuantifikasi ini juga membuktikan bahwa nilai manfaat yang didapatkan petani organik bisa melebihi biaya yang dikeluarkan petani konvensional untuk pestisida dan pupuk sintetis. Meski demikian, pertanian konvensional dikatakan mampu menyerap jasa ekologi lebih baik jika menggunakan praktek tertentu seperti rotasi tanaman dan pemanfaatan tanaman penutup tanah (cover crop)." (PeerJ) (Phys.org) (Science Codex)

13 April 2015
  • "Menteri Pertanian Australia Barnaby Joyce bersama dengan para peternak se-Australia mengecam iklan PETA yang menunjukkan domba penuh luka pasca pencukuran domba untuk dipanen woolnya. Mereka menyebut kapnaye PETA tersebut sebagai sebuah kebohongan dan menghina pelaku industri wool di negara tersebut. Kampanye PETA tersebut di media sosial dibalas dengan foto yang diunggah peternak domba dan menunjukkan bahwa domba tidak terluka ketika dicukur rambutnya." (ABC Australia) (SBS) (Stock Journal)

10 April 2015
9 April 2015
8 April 2015
  • "Sebuah pemukiman di Santiago, Chile mulai memanen mariyuana untuk pertama kalinya di negara tersebut. Mariyuana tersebut akan digunakan sebagai bahan baku obat. Penanaman mariyuana umumnya tidak dilegalkan kecuali untuk medis yang telah disahkan sejak Oktober 2014. Sesaat setelah pengesahan, mariyuana tersebut ditanam. Pemanenan, transportasi, dan pengolahannya di laboratorium dilakukan di bawah pengawasan ketat. Diperkirakan obat ini dapat digunakan oleh dokter untuk pengobatan kanker selambat-lambatnya Januari 2016." (Daily Journal) (Yahoo News)

7 April 2015
Panen
Panen
  • "Pemerintah negara bagian Punjab, India, melarang pemanenan gandum antara jam 7 malam hingga jam 10 pagi guna memastikan bahwa gandum yang dipanen bersih dan kering sehingga layak dijual ke pasar. Pemanenan di malam dan dini hari membuat gandum yang dipanen mudah menyerap kelembaban udara sehingga lebih sulit dikeringkan." (Business Standard) (Zee News)

6 April 2015
Pertanian di California
Pertanian di
California
4 April 2015
Padi
Padi
  • "Penelitian yang dilakukan oleh pakar dari University of California, Davis menunjukkan bahwa padi, yang merupakan tumbuhan monokotil, mampu menggunakan reseptor dari tumbuhan dikotil untuk memperkaya sistem kekebalan terhadap penyakit. Dengan bantuan Arabidopsis, padi tersebut diinjeksikan reseptor, yaitu protein untuk mendeteksi keberadaan mikroba asing. Dengan demikian, respon padi menjadi lebih baik dalam menangkal invasi mikroba asing." (PLOS Pathogens) (Science Codex) (Science 2.0)

3 April 2015
Padang rumput
Padang rumput
2 April 2015
1 April 2015
  • "Sebuah penelitian menemukan bahwa akar tanaman mengeluarkan eksudat asam oksalat lebih banyak ketika temperatur udara meningkat. Asam oksalat akan berinteraksi dengan bahan organik tanah dan melepaskan karbon dioksida ke udara, sehingga menyebabkan net karbon tanah menjadi negatif. Penelitian ini mengingatkan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan emisi karbon menjadi lebih besar dari proses-proses yang tidak terduga sebelumnya. Eksudasi akar merupakan salah satu metode akar dalam berinteraksi dengan rizosfer dan mikroorganisme tanah." (Nature) (Phys.org)

Arsip: