Port Elizabeth, Afrika Selatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Port Elizabeth (disingkat: PE; dalam bahasa Afrikaans dialek Eastern Cape juga disebut Die Baai, dalam bahasa Inggris sering dieja The Bay dan dalam bahasa Xhosa sebagai IBhayi, secara resmi diubah namanya menjadi Gqeberha pada 23 Februari 2021) adalah sebuah kota di Afrika Selatan, di Provinsi Eastern Cape. Kota pelabuhan ini terletak di pesisir selatan Teluk Algoa di pertemuan Samudra Hindia dan Samudera Atlantik. Port Elizabeth memiliki julukan 'the windy city' (Afrikaans: die winderige stad).

Port Elizabeth didirikan pada tahun 1820 oleh Sir Rufane Shaw Donkin dan sekitar 4000 pemukim Britania. Tempat ini diberi nama demikian untuk memperingati isterinya Elizabeth (bukan Elizabeth I, seperti yang diduga banyak orang). Pada masa Perang Boer Kedua, di kota ini dibangun kamp konsentrasi untuk orang-orang Boer (penutur Afrikaans), yang sampai hari ini masih bisa dilihat. Kota ini juga memiliki lapangan terbang lokal, Bandara Port Elizabeth. Lapangan terbang itu hanya melayani penerbangan dalam negeri. Tiap tahun pengunjung masuk lewat bandara internasional seperti di Johannesburg, Cape Town dan Durban, baru naik penerbangan domestik ke sini.

Sejak Februari 2021, nama Gqeberha, dari nama Xhosa kotapraja Walmer, telah diresmikan oleh pemerintah Afrika Selatan untuk menunjuk kota Port Elizabeth.

Data demografi[sunting | sunting sumber]

  • Di kota ini tinggal sekitar 1 juta jiwa. Kota ini terletak di kotamadya Metropol Nelson Mandela dengan 1,5 juta penduduk, bersama dengan Uitenhage dan Despatch.
  • Penduduk kota ini terdiri atas 58,9% kulit putih, 23,48 % kulit berwarna; 16,51% kulit hitam, dan 1,12 % keturunan Asia.
  • Terdapat 26,2% penduduk di bawah 15 tahun; 20,2 % 15-24 tahun; 31,9 % 25-44 tahun, 16,5 % 45-64 % dan 5,3 % lebih dari 65 tahun.
  • Penduduk kota ini 89,4% Kristen; 6,1 % tak beragama; 1,5 % Islam; 0,4 % Yahudi dan 0,3 % Hindu.
  • Bahasa-bahasa yang dituturkan penduduk kota ini adalah Xhosa (57,3%); 29,7% bertutur Afrikaans; 12,1 % bahasa Inggris; 0,3 bertutur Sesotho; 0,1 % bertutur Ndebele dan Zulu. 0,2 bahasa lain.

https://pulpena.com/eco/8-pelabuhan-di-afrika-selatan//(opens+in+a+new+tab) https://www.pulpena.com/eco/8-pelabuhan-di-afrika-selatan/][pranala nonaktif permanen]