Plasma (fisika)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
lampu plasma, menunjukkan beberapa fenomena unik dari plasma, termasuk filamentasi. Warna yang tampak merupakan efek dari relaksasi elektron pada keadaan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih rendah setelah bergabung dengan ion. Proses tersebut menghasilkan cahaya dengan spektrum emisi sesuai dengan karakteristik gas yang digunakan.

Dalam ilmu fisika dan kimia, plasma (serapan dari bahasa Belanda plasma) merupakan substansi yang mirip dengan gas dengan bagian tertentu dari partikel terionisasi. Adanya pembawa muatan yang cukup banyak membuat plasma bersifat konduktor listrik sehingga bereaksi dengan kuat terhadap medan elektromagnet. Oleh karena itu, plasma memiliki sifat-sifat unik yang berbeda dengan padatan, cairan maupun gas dan dianggap merupakan wujud zat yang berbeda. Mirip dengan gas, plasma tidak memiliki bentuk atau volume yang tetap kecuali jika terdapat dalam wadah, tetapi berbeda dengan gas, plasma membentuk struktur seperti filamen, pancaran dan lapisan-lapisan jika dipengaruhi medan elektromagnetik. Plasma terbentuk atau terjadi dalam keadaan suhu sangat tinggi, dalam kondisi plasma susunan elektron pada atom terpisah dari ini dan menjadi ion bebas. Plasma yang umum ditemui antara lain adalah bintang dan lampu pendar.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Plasma pertama kali diidentifikasi pada sebuah tabung Crookes, dan dideskripsikan oleh Sir William Crookes pada tahun 1879 (dia menyebutnya radiant matter).[1] Sifat-sifat dari materi sinar katode pada tabung Crookes kemudian diidentifikasi oleh fisikawan Inggris J. J. Thomson pada tahun 1897,[2] dan disebut sebagai "plasma" oleh Irving Langmuir pada tahun 1928,[3] mungkin karena benda ini mengingatkannya pada plasma darah. Langmuir menulis:[3]

Except near the electrodes, where there are sheaths containing very few electrons, the ionized gas contains ions and electrons in about equal numbers so that the resultant space charge is very small. We shall use the name plasma to describe this region containing balanced charges of ions and electrons.

Kecuali di dekat elektrode, dimana terdapat selongsong yang mengandung sangat sedikit elektron, gas yang terionisasi mengandung ion dan elektron dalam jumlah yang hampir sama sehingga resultan muatan ruang sangatlah kecil. Kami menggunakan nama plasma untuk mendeskripsikan daerah ini yang mengandung muatan ion dan elektron seimbang.

Plasma yang biasa ditemui[sunting | sunting sumber]

Plasma merupakan bentuk zat yang paling umum di semesta, baik dalam massa maupun volume.[4] Seluruh bintang terbuat dari plasma, dan bahkan ruang antar bintang juga berisi plasma, walaupun sangat renggang.

Bentuk umum dari plasma
Plasma buatan Plasma Kebumian Plasma Jagat Raya

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Perubahan fase zat ()
Ke
Dari
Padat Cair Gas Plasma
Padat Mencair Menyublim
Cair Membeku Menguap
Gas Mengkristal Mengembun Mengion
Plasma Rekombinasi


Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Crookes berceramah pada British Association for the Advancement of Science, di Sheffield, pada hari Jumat 22 Agustus 1879 [1] Diarsipkan 2006-07-09 di Wayback Machine. [2]
  2. ^ Diumumkan pada pidato sore ke Royal Institution pada hari Jumat, 30 April 1897, dan dipublikasikan pada Philosophical Magazine. 44: 293. 1897 http://web.lemoyne.edu/~GIUNTA/thomson1897.html.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  3. ^ a b I. Langmuir (1928). "Oscillations in ionized gases". Proc. Nat. Acad. Sci. U.S. 14: 628. doi:10.1073/pnas.14.8.627. 
  4. ^ Kadang disebutkan bahwa lebih dari 99% materi di alam semesta adalah is plasma. D. A. Gurnett, A. Bhattacharjee (2005). Introduction to Plasma Physics: With Space and Laboratory Applications. Cambridge, UK: Cambridge University Press. hlm. 2. ISBN 0521364833.  - K Scherer, H Fichtner, B Heber (2005). Space Weather: The Physics Behind a Slogan. Berlin: Springer. hlm. 138. ISBN 3540229078. . Pada dasarnya, semua cahaya tampak di alam semesta datang dari bintang yang merupakan bola plasma dengan suhu yang sangat tinggi sehingga menghasilkan radiasi yang kuat pada panjang gelombang tampak. Sebagian besar materi biasa (baryonic) di alam semesta terdapat pada medium antargalaksi, yang juga berupa plasma, tetapi jauh lebih panas sehingga memancarkan radiasi terutama sebagai sinar-X. Persetujuan ilmiah yang sekarang diterima secara umum adalah bahwa sekitar 96% dari keseluruhan energi di alam semesta bukanlah berupa plasma ataupun bentuk lain dari materi biasa, tetapi berupa kombinasi dari materi gelap dingin dan energi gelap.
  5. ^ "IPPEX Glossary of Fusion Terms". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-08. Diakses tanggal 2010-09-04. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]