Perumpamaan hamba yang setia dan hamba yang jahat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perumpamaan hamba yang setia dan hamba yang jahat adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 24:45-51 sebagai kelanjutan dari perumpamaan berjaga-jaga dan dalam Lukas 12:41-48 sebagai kelanjutan dari perumpamaan kewaspadaan

Hamba yang setia dan hamba yang jahat[sunting | sunting sumber]

Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang hamba yang setia dan seorang hamba yang jahat yang dipercayai oleh tuannya. Pada saat tuannya melihat hamba yang setia melakukan tugasnya, tuan tersebut akan mengangkatnya menjadi pengawas segala miliknya. Tetapi hamba yang jahat berpikir bahwa tuannya tidak datang-datang dan mulai memukuli hamba-hamba lain, dan bermabuk-mabukan, maka ketika tuan tersebut datang dengan tiba-tiba dan melihatnya, tuan tersebut "akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi" (ayat 51)

"Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan.

Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut." (Lukas 12:47-48)

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]