Perkembangan Alam dan Kehidupan di Nusantara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan kawasan yang terdiri atas berbagai pulaun yang terletak antara malaysia di sebelah barat, Filipina di sebelah utara, Papua New Guinea du sebelah timur, dan Australia di sebelah tenggara. Negeri ini dibatasi oleh Samudra India di selatan, Laut Cina di utara, dan Samudra Pasifik di timur. Indonesia diperkirakan terdiri dari sekitar 17.000 pulau besar dan kecil, terbentang sepanjang 81.000 km. Negeri yang mendapat sebutan Zamrud Khatulistiwa ini terbentang antara 5°54' LU dan 11° LS dan antara 95°BT dan 141°02' BB. Negeri Kepulauan ini terletak di daerah equqtorial sehingga cukup mendapatkan cahaya matahari dam panjang hari kurang lkebih 12 jam siang dan 12 jam malam. Setiap tahun terbagi menjadi dua musim, yakni musim kemarau dan musim penghujan. Beberapa daerah memiliki hujan tropik yang lebat seperti di Indonesia bagian barat, Sumatera dan Jawa Barat dan beberapa bagian memiliki hutan savana seperti Jawa Timur dan beberapa pulau di sebelah timur. Beberapa pulau memiliki hutan kerangas (Bangka, Belitung, dan Kalimantan) dan beberapa pulau lain memiliki rawa-rawa seperti Kalimantan Selatan dan Sulawesi tenggara. @Dalam hutan ini hidup berbagai hewan seperti gajah, cula badak, tulang atau daging harimau, sarang walet, produk hutan seperti barus (resin), kayu cendana, kayu gaharu, merica, cengkih, dan berbagai bahan obat-obatan. Lingkungan Fisik dari berbagai pulau sanghat beragam, dari lingkungan rawa-rawa atau wetland yang merupakan daerah endapan aluvial hingga ke daerah rawa-rawa hutan gambut yang asam dan tidak subur; atau dari lingkungan pegunnungan yang tandus dan kering. Beberapa pulau seperti Jawa dan Bali khususnya sangat subur dan tanahnya dilapisi endapan hasil erupsi gunung berapi yang andesitik, sumatera Barat dengan Gunung Kerinci dan Sulawesi Selatan di kaki Gunung Lompobatang dan Toraja di Sulawesi. Dari masa purba beberapa daerah meninggalkan fosil kehidupan atau sisa-sisa kehidupan yang relatif padat dan gua-gua bekas hunian masyarakat masa lalu.[1]

Ragam dan Perkembangan Kehidupan Manusia dari Waktu ke Waktu di Kawasan Nusantara[sunting | sunting sumber]

Pada masa lalu, pada zaman glasial yang berlangsung pada zaman Pleistocene. pengaryh kekhidupan dari Asia melalui dataran Sunda menyebar ke kepulauan Indonesia bagian barat bahkan sampai kepulaian Sunda Kecil di bagian timur. Isolaasi di berbagai pulau terjadi dan membentuk isolat kehidupan pada masa integrasi dan es meleleh, memisahkan Nusantara dalam pulau-pulau karena terendamnya dataran-dataran rendah. Pada umumnya, kehidupan di bagian barat datang dari kompleks kehidupan yang dikenal sebagai kompleks kehidupan Sinomalayan dan Sivamalayan. Mereka bermigrasi sejak zaman es dari daerah Sivalik di India dan dari daratan Cina ke selatan melalui jazirah Malaya ke Indonesia. Harimau, misalnya, pada awalnya jelas datang dari berbagai utara Asia, tetapi jenis seperti badak tidak dapat dimungkiri memiliki kaitan dengan kelompok fauna di India. Kehidupan di Indonesia bagian timur merupakan hasil persebaran kehidupan hewan Australia yang relatif primitif apabila dibandingkan dengan hewan menyusui Asia. Hewan Maesupial menyebar melalui dataran Sahul yang membentang antara Australia dan Papua ke berbagai kepulauan Indonesia bagian timur. Manusia di Indonesia dari barat ke timur memperlihatkan penampilan yang relatif beragam, secara fisik mereka yang hidup di bagian barat dikategorikan secara dominan sebagai kelompok Mongoloid selatan. Makin ke timutr kelompok masyarakat menajdi hitam dan rambutnya berombak atau bahkan keriting. Pencampuran terjadi anatar kelompok masyarakat yang datang dari bagian barat yang lebih dekat dengan kelompok Asia, dan dikenal sebagai mongoloid seperti Proto dan Deutro Melayu dengan lapisan yang yang masih dipertanyakan asinitasnya dan menjadi lapisan dasar, yakni kelompok Negrito, dan kemudian kelompok masyarakat bagian timur yang lebih mendekati kelompok Australia atau Papua yang dikenal sebagao Australoid atau Melanesoid.

Teori Multiregional dan Replacement[sunting | sunting sumber]

Dalam menentukan kehidupan manusia terdapat dugaan-dugaan yang disebut teori multiregional dan Replacement. Penemuan-penemuan mengenai kehidupan manusia masa lalu di Indonesia sebelum terjadinya persebaran berbagai kelompok etnik memberikan gambaran bahwa negeri ini sudah dihuni menusia yang dikategorikan sebagai manusia purba (homo erectus) sejak awal pleistocene. Ada dugaan bahwa kemudian dari homo erectus yang tersebar luas secara simultan melahirkan homo sapiens denga perbedaaan-perbedaan seperti dilihat saat ini. Hipotesis ini dikenal sebagai kerangjka berpikir multiregional. Dugaan selanjutnya terjadi proses pengalihan dari kehidupan homo erectus (manusia tegak) oleh pendatang dari Afrika yang menyebar hingga kie Indonesia dan mencapai tingkat homo sapiens kerangka seperti ini dikenal sebagai replacement theory

Kelompok Manusia Purba (Homo Erectus) di Jawa[sunting | sunting sumber]

Homo erectus tertua di Afrika bertanggalkan sekitar 1,7 seperti di perlihatkan oleh KMNER 3733 (dari Lake Rudolf).Terdapat dugaan bahwa pada masa lampau penduduk Kepulauan Indonesia masih dikelompokkan kedalam golongan manusia purba hal ini bersandar pada penemuan fosil di Pulau Jawa sedang di pulau lain tidak ditemukan. Di jawa telah ditemukan dua jenis homo erectus, yakni homo erectus yang kecil dan homo erectus soloensis yang besar. Homo erectus dianggap bentuk yang relatif tua17

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Ayu Sutarto, Yudha Triguna, Indriyanto (2009). Boedhihartono dan Mukhlis Paeni, ed. Sejarah Kebudayaan Indonesia Sistem Sosial (ensiklopedi) (edisi ke-1). Jakarta: Rajawali Pers. hlm. 14-20. ISBN 978-979-769-268-1.