Pemetaan otak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 April 2013 20.49 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 3 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q639842)

Pemetaan otak adalah sekumpulan teknik neurosains yang didasarkan pada pemetaan jumlah atau sifat (biologis) ke dalam gambaran spasial otak (manusia ataupun bukan) yang dihasilkan dalam peta.

Selayang pandang

Semua neuroimaging dapat dianggap pemetaan otak. Pemetaan otak dapat dipahami sebagai bentuk tinggi neuroimaging, memproduksi pencitraan otak yang ditambah dengan hasil pemrosesan atau analisis data (pencitraan ataupun non-pencitraan) tambahan, seperti peta yang memproyeksikan (ukuran) perilaku ke regio otak (lihat fMRI).

Teknik pemetaan otak berkembang secara konstan, dan mengandalkan perkembangan dan perbaikan perolehan, gambaran, analisis, visualisasi, dan teknik interpretasi gambar. Neuroimaging fungsional dan struktural adalah inti dari pemetaan otak.

Sejarah

Pada akhir tahun 1980-an di Amerika Serikat, Lembaga Kedokteran Akademi Ilmiah Nasional ditugaskan membentuk panel untuk menyelidiki nilai informasi neurosains terpadu melewati berbagai macam teknik.[1]

Yang perlu diperhatikan adalah penggunaan MRI fungsional (fMRI), elektroensefalografi (EEG), tomografi emisi positron (PET) dan teknik pemindaian non-invasif lainnya untuk memetakan anatomi, fisiologi, perfusi, fungsi, dan fenotipe otak manusia. Otak yang sehat dan sakit dapat dipetakan untuk mempelajari ingatan, pembelajaran, penuaan, dan efek obat pada berbagai populasi seperti orang dengan skizofrenia, autisme, dan depresi klinik. Hal ini menimbulkan pendirian Proyek Otak Manusia.[2]

Menyusul berbagai pertemuan, International Consortium for Brain Mapping (ICBM) muncul.[3] Tujuan akhirnya adalah mengembangkan atlas otak komputatif yang fleksibel.

Atlas terkini

  • Talairach Atlas, 1988
  • Harvard Whole Brain Atlas, 1995[4]
  • MNI Template, 1998 (cetakan standar untuk SPM dan International Consortium for Brain Mapping)

Lihat juga

Rujukan

  1. ^ Constance M. Pechura, Joseph B. Martin (1991). Mapping the Brain and Its Functions: Integrating Enabling Technologies Into Neuroscience Research. Institute of Medicine (U.S.). Committee on a National Neural Circuitry Database.
  2. ^ Stephen H. Koslow and Michael F. Huerta (1997). Neuroinformatics: An Overview of the Human Brain Project.
  3. ^ Mazziotta and Toga, 1995
  4. ^ Harvard Whole Brain Atlas

Bacaan lanjut

  • Rita Carter (1998). Mapping the Mind.
  • F.J. Chen (2006). Brain Mapping And Language
  • F.J. Chen (2006). Focus on Brain Mapping Research.
  • F.J. Chen (2006). Trends in Brain Mapping Research.
  • F.J. Chen (2006). Progress in Brain Mapping Research.
  • Koichi Hirata (2002). Recent Advances in Human Brain Mapping: Proceedings of the 12th World Congress of the International Society for Brain Electromagnetic Topography (ISBET 2001).
  • Konrad Maurer and Thomas Dierks (1991). Atlas of Brain Mapping: Topographic Mapping of Eeg and Evoked Potentials.
  • Konrad Maurer (1989). Topographic Brain Mapping of Eeg and Evoked Potentials.
  • Arthur W. Toga and John C. Mazziotta (2002). Brain Mapping: The Methods.
  • Tatsuhiko Yuasa, James Prichard and S. Ogawa (1998). Current Progress in Functional Brain Mapping: Science and Applications.

Pranala luar