Pembicaraan:Sandai, Ketapang

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kecamatan Hulu Sungai merupakan Kecamatan baru hasil pemekaran kecamatan Induk Sandai. Letaknya berbatasan dengan Kalteng, Kec. Laor dan Kec. Sandai. Kecamatan ini terkenal dengan legenda “Pupu Tagua” tanah asli , yang diduga juga menurunkan keturunan raja raja Kerajaan Tanjung pura. kononPutri junjung Buih yang dikenal juga dengan dayang potong adalah anak raja Hulu Air yang dianyutkan ke Sungai Pawan kemudian ditemukan dan dipeleihara oleh Rangge Sentap dan kemudian mendapat jodoh Prabu Jaya seorang pangeran dari salah satu kerajaan Singosari yang kemudian menjadi Raja Pertama Kerajaan Tanjungpura. Kecamatan Hulu sungai ini mernurut kepala kantor Informasi, kebudayaan dan Pariwisata Ketapang Yudo Sudarto, Kecamatan ini memiliki alam yang indah. Salah satu nya adalah air terjun sungai “Batang Kawah" yang terletak di desa beginci , Daya tariknya keindahan alam berupa air terjun dan riam diskitar sungai yang dapat dijadikan untuk oleh raga arung jeram, yang terkenal dengan nama loncatan macan 33, karena mempunyai tikungan yang tajam sebanyak 33 yang letaknya dibawah air terjun Batang Kawah. Bahkan sumber air terjun ini juga dapat dijadikan sumber enerji bagi listrik hidro mikro. Namun kendalanya menurut Yudo, tranportasi yang cukup jauh dari ibukota kecamatan Hulu Sunagai yaitu Menyubung maupun dari Kecamatan Sandai menjadikan obyek ini kurang mendapat perhatian. Belum lagi masih terbatas sarana tranportasi untuk menuju daerah ini sehinga untuk menuju di lokasi ini diperlukan waktu 3-4 jam menysusuri sungai Beginci. Pada tahun 1825 George Muller, penjelajah dari Belanda, merupakan orang pertama yang menjelajahi pantai timur Kalimantan hingga ke pantai barat, konon sampai juga ke Bukit Sebayan yang berada di Desa Beginci ini. Bukit Sebayan selain memiliki keanekaragaman biodiversity yang tinggi tumbuhan/satwa ; aliran anak sungai yang sangat jernih berasal dari air terjun/riam di puncak bukit; suara kicauan burung dan pekikan dari berbagai satwa, kesemuanya dapat disaksikan dan dirasakan didesa Beginci.Seperti halnya penduduk asli pedalaman Kalimantan umumnya, masyarakat yang berada di sekitar taman nasional ini sebagian besar berasal dari suku Dayak. Desa ini juga masih merupakan desa yang terisolir, karena hanya dapat dilalui menggunakan motor air atau speet boat. Menurut Camat Hulu Sungai Drs. Hajilin, Daerah ini konon juga masih menjadi sengketa batas dengan propisi Kalteng. Karena menurut cerita dulunya merupakan wilayah kekuasaan raja Kalteng yang kawin dengan salah satu raja di Tanjungpura. Diakui bahwa pembinaan ke daerah ini masih kurang, karena letaknya yang cukup jauh dengan sarana tranportsi terbatas. Pihaknya mengkawatirkan bahwa wilayah ini akan diklaim oleh pihak Kalteng, karena kawasan ini merupakan daerah perbatasan. Dan masyarakat Kalteng sendiri menurut legenda mengakui bahwa wilayah ini adalah termasuk wilayah kerajaan Kalteng,tempo dulu. Untuk itu pihak Kecmatan Hulu Sungai akan menjernihkan permasalahan ini, mengingat selama ini obyek wisata tersebut memang masuh daerah Ketapang khusunya Kecamatan Hulu Sungai.

Staf kantor Inbudpar Ketapang Suryansyah yang sempat mengadakan survei didaerah ini mengatakan bahwa daerah Hulu Sungai ini memang ditemukan banyak obyek wisata alam, dan budaya masyarakat yang menarik untuk dipelajari. Kearifan budaya lokal dalam memelihara alam dan menyatu dengan alam merupakan salah satu budaya yang perlu diamati. Apalagi kawasan ini merupakan daerah yang masih asli dan masih lekat dengan budaya tradisional. Ia berharap daerah ini dapat diinventarisi dan kelak akan dikembangkan untuk menambah keragaman obyek wisata dan budaya daerah kabupaten Ketapang. Menurut Suryansyah di daerah beginci ini juga ada obyek wisata menarik yang telah lama didatangi oleh masyarakat setempat, karena mempunyai nilai cultural dan magis bagi kepercayaan masyarakat setempat. Antara lain batu orang kaya yang berbentuk babi hutan dengan 7 anjing yang mengelilinginya. Batu ini panjangnya 7 meter dikelilingi 7 ekor anjing yang sudah berbentuk batu. Obyek ini juga merupakan legenda dari cerita rakyat tempo dulu, yang umumnya berisikan nasehat, petuah petuah, dan kepercayaan kecintaan terhadap alam .