Panzer III

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Panzerkampfwagen III

PzKpfw III Ausf J dengan Pelindung Ekstra pada bagian turret saat Persiapan Pertempuran Kursk.
Jenis Tank Kelas Medium
Negara asal  Jerman Nazi
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1935–1945
Digunakan oleh Jerman Nazi

Aliansi :
Kerajaan Italia
Kerajaan Rumania
Cekoslowakia
Kerajaan Hungaria
Bulgaria
Kroasia
Spanyol
Polandia
Norwegia

Pada perang Perang Dunia II
Sejarah produksi
Tahun 1933–1934
Diproduksi 1935–1943
Jumlah produksi 1,881
Spesifikasi
Berat 8,9 ton (Ausf. A-C)
Panjang 481 m (1.578 ft 1 in)
Lebar 222 m (728 ft 4 in)
Tinggi 199 m (652 ft 11 in)
Awak 5 (Komandan, Penembak Senjata Meriam Utama, Supir, Pengisi Peluru, Operator Radio)

Senjata
utama
1 × 37.5mm Ausf. A–F
1 × 50.3mm atau 55.3mm Ausf. J–M
Senjata
pelengkap
1 × 7.92 mm Maschinengewehr 34
Jenis Mesin 6-cyl Maybach HL 62TRM bensin
140 PS ( 138 hp, 103 kW)
Daya kuda/ton 15.7 PS/ton
Suspensi Pegas daun
Daya jelajah 200 km (120 mi)
Kecepatan 40 km/h (25 mph)

Panzer III merupakan Tank kelas Ringan (Medium Tank) yang didesain dan dikembangan oleh Nazi Jerman dengan nama Panzerkampfwagen III / Proyek SdKfz 141 (dalam bahasa Jerman Panzerkampfwagen artinya: kendaraan lapis baja untuk bertempur). Tank ini sangat populer di pasukan Jerman pada saat era Perang Dunia ke-2.

Tank ini menjadi tulang punggung untuk keseluruhan Angkatan Bersenjata Jerman seperti saat Penyerangan Jerman ke Polandia (1939), Operasi Weserubung, Fall Gelb, Kampanye Afrika Utara hingga menjelang kekalahan Jerman di Perang Dunia Ke-2 pada tahun 1945. Panzer III sangat efektif digunakan untuk menembus masuk ke garis pertahanan musuh di Front Barat (1939-40) dan Front Afrika (1940-1943).

Panzer III Ausf J-M yang dipersenjatai meriam utama 50.3mm atau 55.3mm memberikan penetrasi sebesar 75-100mm dan mampu memuntahkan 13-17 tembakan dalam 1 menit.

Ketika terjadinya pendaratan Sekutu di Normandy (D-Day), Panzer III Ausf J-M banyak menghancurkan tank sekutu yang memiliki armor tipis (Paper Armor) seperti M-18 Hellcat.

Layaknya pada Operasi Lüttich (1944), selama serangan balik Jerman berlangsung 35 Panzer III Ausf J-M yang merupakan pecahan dari elemen 3 Divisi Panzer pimpinan Günther von Kluge berhasil menghancurkan 27 Tank sekutu (19 unit M-18 Hellcat dan 8 unit M4 Sherman) dengan hanya kehilangan 6 tank dan 1 rusak berat dipihaknya. Ini juga menjadi salah satu alasan sekutu kedepannya untuk lebih mengerahkan Infanteri Anti-Tank secara masif dalam penyergapan melawan unit-unit tank Jerman dari pada harus berhadapan "Tank vs Tank" yang beresiko tinggi.

Namun ketika diproduksi-nya Panzerkampfwagen IV posisi Panzer III mulai di ganti karena senjata utama (75.3mm) Panzer IV lebih cocok dalam pertempuran jarak jauh (800 meter keatas) melawan tank musuh yang memiliki armor lebih tebal seperti M4 Sherman (Amerika), KV-1 dan T-34 (Uni Soviet/Rusia).

Panzer III juga salah satu dari sekian banyak Medium Tank paling sukses selama era Perang Dunia Ke-2 berkecamuk.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Asal-muasal[sunting | sunting sumber]

Guderian Jenderal Heinz Guderian di Front Timur.

Pada awal 1934, sesuai dari spesifikasi Heinz Guderian, Departemen Persenjataan Angkatan Darat Wehrmacht menggambar cetak biru untuk tank medium Dengan Berat 24.000 kg maksimal dan kecepatan 35 Km/jam. Yang mana bertujuan untuk menjadi tank pokok Angkatan Darat Jerman pada waktu itu dan untuk mendukung Taktik Perang Kilat yang tengah di gagas.

Pada waktu itu Tank ini akan di gunakan dengan dua cara. Pertama adalah, dengan cara biasa yaitu pertempuran tank standar yang melibatkan tank dengan tank menembakkan masing-masing senjatanya. Cara kedua untuk menghancurkan unit anti-tank dan untuk menggilas infanteri. Tank ini juga di kembangkan menjadi Assault Gun seperti Sturmgeschütz III bahkan dikembangkan menjadi tank kelas menengah generasi ke-4 Panzer IV.

Pasca Invasi Polandia tank ini banyak di perjual-belikan di lingkup Blok Poros karena ketenaran tank ini melawan tank-tank sekutu yang kewalahan di Front Barat. Seperti Angkatan Darat Kekaisaran Jepang membelinya untuk melakukan rekayasa balik. Beberapa negara boneka Jerman juga memilikinya seperti Negara Independen Kroasia yang langsung diberi secara cuma-cuma oleh Wehrmacht untuk mempertahankan Front Timur.

Lapis Baja[sunting | sunting sumber]

Panzer III versi Awal Ausf. A hinga C memiliki baja dengan ketebalan 15 mm di depan dan samping kecuali di belakang yang di belakang hanya kurang lebih 10 mm. Dirasa tidak cukup, lapisan bajanya ditingkatkan menjadi 30 mm di semua sisi pada model Ausf. D,E,F, dan G, kecuali pada versi H dimana ada tambahan pelat setebal 30 mm di bagian depan dan belakang. Ausf. J memiliki pelat baja utuh setebal 50 mm di depan dan belakang, sedangkan pada Ausf. J¹, L, dan M ditambah lagi dengan pelat setebal 20 mm di bagian depan. Puncak ketebalan lapis baja Panzer III adalah saat di pasangkan pelindung ekstra atau Schürzen dalam bahasa Jerman tetapi mempengaruhi fleksibelitas tank ini yang terkenal lincah di berbagai medan. Selain kebutuhan perang juga dengan medan terkadang di sesuaikan, seperti di Afrika Utara pasukan Jendral Rommel yang rata-rata berperisai tipis karena cuaca yang panas di Afrika.

Persenjataan[sunting | sunting sumber]

Panzerbefehlswagen (Tank Komandan) III ausf E or F di Yunani (1941).

Panzer III versi Ausf. A hingga F awal dilengkapi dengan sebuah meriam 3.7 cm KwK 36 L/45 yang terbukti cukup mumpuni pada perang pada tahun 1939-1940. Tetapi versi Ausf. F hingga J dilengkapi dengan 5 cm KwK 38 L/42 untuk meningkatkan performanya dan Ausf. J¹ hingga M diberi 5 cm KwK 39 L/60 yang lebih panjang untuk menjawab munculnya tank musuh yang lebih kuat dan juga dilengkapi oleh 2 senjata mesin MG34 kaliber 7,92 mm.

Sejarah Pertempuran[sunting | sunting sumber]

Front Barat, Utara, dan Timur (Polandia)[sunting | sunting sumber]

Karier Panzer III di mulai saat Invasi Polandia dijalankan pada 1 September 1939 tank ini dipindahkan ke timur tepat setelah Aneksasi Cekoslowakia untuk rencana ini. Selanjutnya divisi-divisi tank Wehrmacht maupun Waffen-SS di perintahkan untuk merebut Warsawa secepatnya dan sesegera mungkin. dalam berbagai pertempuran yang pecah di Polandia cukup banyak memakan banyak tank ini bukan karena Tank Polandia tetapi karena ranjau dan senjata anti-tank Polandia. Bagaimanapun kekalahan telak memaksa Polandia menanda tangani surat menyerah tanpa syarat.

Setelah Polandia Panzer III menuju ke utara Jerman yaitu Denmark,dan Norwegia untuk mencegah Inggris menginvasi Norwegia karena letaknya yang dekat dengan wilayah Jerman. Di Front Utara ini Panzer III malah tak terkalahkan karena negara-negara Negeri Skandinavia hanya Swedia yang pada waktu itu dapat membuat Tank. Meskipun Denmark dan Norwegia memiliki Tank tetapi tak digunakan sebagaimana Jerman menggunakannya.

Pasca kampanye di utara Jerman yang kesal karena armada konvoi suplai perbekalan Jerman yang terus menerus di serang oleh Inggris, dan Prancis yang menyerang Rheinland dengan Peluru-Peluru Artileri yang di tembakkan terus menerus memutuskan untuk menyerang Inggris dan sekutunya Prancis. Karena taktik yang dipakai pada Perang Dunia ke-1 gagal maka salah satu Jendral Jerman von Manstein membuat rencana baru dengan menyerang negara-negara rendah di Eropa Barat Seperti Kerajaan Belanda, Kerajaan Belgia, Luxemburg, baru menyerang Prancis lewat utara. di Front barat ini Panzer III ini mulai mendapat lawan sepadan yaitu dengan Tank Cruiser dan tank-tank Prancis dengan perisai tebal dan senjata berat tapi cara pemakaian tank yang berbeda dengan Wehrmacht, Angkatan Darat Prancis tidak membuat divisi khusus tank tetapi menggunakan tank sebagai alat bantu Infanteri yang mana tiap divisi hanya dilengkapi 1 atau 3 buah tank saja. Pada akhir bulan Juni Prancis di permalukan jerman dengan cara menandatangani perjanjian menyerah di gerbong kereta yang sama saat menyerahnya jerman pada tahun 1918.

Setelah Selesai Pertempuran Prancis Kerajaan Italia, Kekaisaran Jepang, Kerajaan Hungaria, Kerajaan Rumania, Kerajaan Bulgaria menandatangani Pakta Tripartit yaitu pakta perjanjian Aliansi Militer antara 3 negara Mayor yaitu Nazi Jerman, Kekaisaran Jepang, Kerajaan Italia karena melihat Jerman dalam menaklukan suatu negara.

Perang Yugoslavia Pertama ( Fall Marita/Kampanye Balkan )[sunting | sunting sumber]

Setelah Pakta Tripartit Kerajaan Italia Meng-Aneksasi Kerajaan Albania dan berperang dengan Yunani tetapi Italia mengalami kekalahan besar di situ oleh karena itu Italia meminta bantuan Jerman untuk membantu awalnya Jerman ingin mengajak Kerajaan Yugoslavia untuk bersimpati dengan cara memberikan jalan darat untuk lewat tetapi karena Raja Yugoslav ini ingin mempertahankan kedamaian maka dirinya berkata tidak dari situ Kerajaan Yugoslavia dan Yunani Resmi masuk menjadi Aliansi Inggris. Perang pecah tapi Jerman hanya menderita kekurangan Panzer III yang sedikit karena Yugoslav belum bisa memproduksi tank.

Perang Di Afrika Utara[sunting | sunting sumber]

Panzer III yang hancur di Libya.

Masuknya Kerajaan Italia dalam perang sama nasib nya dengan Jerman baru mulai peperangan langsung meminta bantuan ke Jerman. maka dari itu karena Jerman adalah kawan yang baik di tolonglah Kerajaan Italia dengan mengirim Divisi Deutsche Afrikakorps di bawah naungan komando Erwin Rommel. Panzer III dalam pertempuran di Afrika ini di modifikasi berdasarkan iklim tropis yang mana mengurangi ketebalan lapis baja dari 45 mm paling tebal menjadi 10 mm agar tidak panas alhasil Panzer III kurang di minati di Front tropis.

Perang di Timur dan Akhir Perang[sunting | sunting sumber]

Panzer III di Front Timur awal Operasi Barbarossa

Setelah Kerajaan Yugoslavia dan Yunani jatuh ketangan Adolf Hitler, dirinya hampir meraih mimpinya untuk membentuk Kekaisaran Jerman Raya tetapi Hitler belum mencangkup teritori rencana awal untuk mencangkup negara-negara di wilayah Eropa Barat dan Rusia Barat. Maka Dari itu Hitler telah menyuruh Jenderal-Jenderalnya untuk merancang strategi Blitzkrieg kearah timur dengan sandi Barbarossa diambil dari nama Raja Kerajaan Romawi Suci dan disahkan oleh sang "Fuhrer" tepat setelah Prancis jatuh. Oleh karena itu Jerman Nazi melancarkan Operasi Barbarossa pada pertengahan Juni 1941, sebelum berjalannya Barbarossa seluruh tank yang ada di barat dan setengah pasukan Wehrmacht dipindahkan secara bertahap dan menyisahkan sedikit saja di barat untuk membuat inggris berpikir bahwa jerman masih tetap ingin menginvasi Inggris. Panzer III segera di tingkatkan kemampuannya dengan ditambah pelindung ekstra serta banyak dari Panzer III yang sudah masuk Kategori "usang" di ubah menjadi versi Assault dan Senjata Anti-Pesawat Terbang.

Pada hari yang telah di tentukan Jerman melanggar Pakta Non-Agresi Soviet-Jerman yang telah ditandatangani oleh kedua pihak baik Jerman maupun Soviet.

Varian[sunting | sunting sumber]

  • Panzerbeobachtungswagen III - Tank Pengintai. Kurang lebih ada 262 Panzer III Ausf. E hingga H yang di ubah.
  • Bergepanzer III - Pada 1944, 176 Panzer III di ubah menjadi Armoured Recovery Vehicle.
  • Flammpanzer III Ausf. M / Panzer III (Fl) - Tank penyembur api. ada sekitar 100 buah di buat baru.
  • Minenräumer III - Prototipe pembersih ranjau darat
  • Panzerbefehlswagen III - Tank Komandan dengan jarak jangkauan radio yang lebih luas.
  • Sturm-Infanteriegeschütz 33B - Varian Panzer III yang menjadi Assault Gun.
  • Sturmgeschütz III - Varian Panzer III yang menjadi Assault Gun/Tank Destroyer.
  • Tauchpanzer III - Versi tank ampfibi untuk rencana Invasi ke Inggris.
  • SU-76i - Panzer III yang diambil alih Soviet kemudian dilepas kubahnya dan dipasangi sebuah meriam S-1 76,2 mm.

Lihat Juga[sunting | sunting sumber]

Tank yang memiliki Performa, Konfigurasi, dan Peran yang sama[sunting | sunting sumber]

  • Matilda II: Tank kelas medium Inggris
  • M3 Lee: Tank kelas medium Amerika Serikat
  • T-34 Tank kelas medium Uni Soviet
  • Type 1 Chi-He: Tank kelas medium Kekaisaran Jepang
  • Type 97 Chi-Ha: Tank kelas medium Kekaisaran Jepang
  • LT vz. 38: Tank kelas medium Cekoslovakia

Referensi[sunting | sunting sumber]

Citations
Bibliography

Pranala luar[sunting | sunting sumber]