Pantai Lovina

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pantai Lovina
Pantai Lovina pada pagi
Pantai Lovina pada pagi
Pantai Lovina di Bali
Pantai Lovina
Pantai Lovina
Letak di Bali
Koordinat: 8°9′45.01″S 115°1′32.38″E / 8.1625028°S 115.0256611°E / -8.1625028; 115.0256611Koordinat: 8°9′45.01″S 115°1′32.38″E / 8.1625028°S 115.0256611°E / -8.1625028; 115.0256611
NegaraIndonesia
ProvinsiBali
KabupatenBuleleng

Pantai Lovina atau Lovina adalah pesisir pantai yang terletak sekitar 9 km sebelah barat kota Singaraja. Daerah ini merupakan salah satu objek wisata yang ada di Bali Utara. Wisatawan banyak yang berkunjung ke sana, selain untuk melihat pantainya yang masih alami, juga untuk melihat aktivitas ikan lumba-lumba pada pagi hari yang banyak terdapat di pantai ini. Dengan menyewa perahu nelayan setempat, wisatawan dapat mendekati lumba-lumba.

Arti nama[sunting | sunting sumber]

Lovina berasal dari kata "Love" dan "Ina" yang oleh masyarakat diartikan sebagai "Love Indonesia". Pengertian seperti itu tidak sesuai dalam konteks Panji Tisna. Istilah “INA” secara umum sudah dikenal sebagai singkatan untuk kontingen atau rombongan atlet Indonesia untuk "Asian Games 1963" sedangkan nama "Lovina" sudah didirikan pada tahun 1953. Menurut Panji Tisna, "Lovina" memiliki makna filosofis, campuran dua suku kata "Love" dan "Ina". Kata "Love" dari bahasa Inggris berarti "kasih" yang tulus dan "Ina" dari bahasa Bali atau bahasa daerah yang berarti "Ibu". Menurut penggagasnya, Anak Agung Panji Tisna, arti "Lovina" adalah "Cinta Ibu" atau arti luhurnya adalah "Cinta Ibu Pertiwi".

Sejarah Lovina[sunting | sunting sumber]

Anak Agung Pandji Tisna, sering ditulis Pandji Tisna, sekitar 1950-an pernah melakukan perjalanan ke beberapa negara di Eropa dan Asia. Ia terutama tertarik dengan kehidupan masyarakat di India. Dia tinggal beberapa minggu di Bombay. Cara hidup dan kondisi penduduk di sana, serta merta mempengaruhi cara pikir dan wawasan dia ke depan untuk Bali, terutama pembangunan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Buleleng.

Sementara itu, Panji Tisna juga melihat suatu tempat yang ditata indah untuk orang-orang berlibur di pantai. Tanah tersebut memiliki kesamaan dengan tanah miliknya di Pantai Tukad Cebol, Buleleng yang juga terletak di antara dua buah aliran sungai. Inspirasi Panji Tisna muncul untuk membangun sebuah peristirahatan seperti itu.

Lokasi Pantai Lovina[sunting | sunting sumber]

Anda yang ingin bersambang ke Pantai Lovina ini, maka untuk lokasinya sendiri, berada di Bali Utara. Suasana liburan yang berbeda, memang akan tampak terasa di kawasan Bali Utara ini, yang bermula dirintis di desa Temukus dan meluas ke desa Pemaron, Buleleng. Dimana untuk nuansa pemandangan alamnya masih asri dan masih sunyi. Berbeda dengan pantai yang sudah ramai disekitar kawasan Kuta.

Nama "Lovina" dipakai oleh tidak kurang dari 6 pantai desa-desa asli. Deretan Pantai tersebut berada di 2 (dua) wilayah kecamatan bersebelahan, yaitu Kecamatan Buleleng dan Kecamatan Banjar. Yang ada di Kecamatan Buleleng, yaitu Pantai Binaria di desa Kalibukbuk, pantai Banyualit di desa Banyualit, Pantai Kubu Gembong di desa Anturan/Tukadmungga, Panta Hepi di desa Tukadmungga, Pantai Penimbangan di desa Pemaron. Sedangkan di Kecamatan Banjar, adalah Pantai Tukad Cebol di Kampung Baru (Kaliasem), pantai Temukus di desa Temukus. Semua pantai tersebut bergabung dalam pemakaian nama" Kawasan Wisata Pantai Lovina". Sedangkan, nama kawasan resmi adalah "Kawasan Wisata Kalibukbuk".

Pemunculan Lovina di Bali[sunting | sunting sumber]

Kembali dari luar negeri pada tahun 1953, Anak Agung Panji Tisna segera menyatakan inspirasinya dan mulai membangun di tanah miliknya, sebuah pondok bernama "Lovina". Tempat itu dimaksud untuk para “pelancong”, istilah sekarang “turis”, untuk berlibur. Dilengkapi dengan 3 kamar tidur utuk menginap dan sebuah restoran kecil dekat di pinggir laut.

Waktu itu, beberapa pengamat bisnis mengkawatirkan, bahwa rencana Panji Tisna tidak akan berhasil seperti yang diharapkan. Terlalu awal waktunya untuk membuat usaha sejenis itu di pantai terpencil seperti pantai di Tukad Cebol. Pengamat budaya lokal menyatakan, "Lovina" adalah sebuah kata asing, bukan bahasa Bali. Selanjutnya lagi, tidak ada huruf "v" dalam aksara Bali. Komentar lain mengatakan dengan tegas, jangan menggunakan kata “Lovina”, sebaiknya dihapus saja.

Pada tahun 1959, Anak Agung Panji Tisna memindah-tangankan Penginapan Lovina kepada saudara sepupunya yang lebih muda, Anak Agung Ngurah Sentanu yang waktu itu berusia 22 tahun dipercaya untuk meneruskan usaha rintisannya. Bisnis Pondok Wisata Lovina berlanjut. Namun tidak banyak pelancong atau turis ke Lovina. Hanya beberapa teman Panji Tisna yang datang. Mereka berasal dari Amerika dan Eropa, serta pejabat pemerintah daerah setempat dan para pengusaha untuk berlibur. Merasa beruntung juga, karena pada hari-hari khusus seperti hari Minggu dan hari libur, juga pada hari raya seperti Galungan dan Kuningan banyak orang termasuk pelajar yang datang menikmati suasana alam pantai.

Namun pada Desember 1960 Kota Singaraja sebagai Ibu Kota Propinsi Bali beralih ke Kota Denpasar. Ekonomi di Singaraja Buleleng terpuruk.

Dibekukan[sunting | sunting sumber]

Salah satu penunjuk arah yang menunjukkan arah pantai Lovina dan kawasan lainnya

Pengembangan pariwisata di Bali berkembang pesat sejak tahun 1980, mendorong pemerintah membentuk kawasan-kawasan wisata, seperti Kawasan Wisata “Kuta” dan “Sanur”. Waktu itu di kabupaten Buleleng, dibentuk dua Kawasan Wisata yaitu Kawasan Wisata “Kalibukbuk” dan Kawasan Wisata “Air Sanih”. Kemudian ada arahan dari Gubernur Bali, agar nama Lovina tidak dikembangkan lagi, karena nama itu tidak dikenal di Bali. Sebaiknya agar dikembangkan pariwisata berakar budaya Bali. Karena itu, para pengusaha untuk selanjutnya agar memakai nama-nama berbudaya Bali seperti contoh yang sudah ada Manggala, Krisna, Angsoka, Nirwana, Lila Cita, Banyualit, Kalibukbuk, Aditya, Ayodia, dan lainnya. Sedangkan Anak Agung Panji Tisna sendiri waktu itu tahun 1974 sudah membangun hotel dengan nama “Tasik Madu”, terletak 100 meter di sebelah Barat lokasi "Lovina", Namun sayang Hotel Tasikmadu rusak total terkena musibah "Gempa Seritit" tahun 1976. Sedangkan usaha dengan nama "Lovina" tidak boleh dihadirkan. Nama "Lovina" disimpan oleh pemiliknya, Anak Agung Ngurah Sentanu. Pada tahun 1980 "Pondok Lovina" selesai direnovasi.Namun mengingat pengarahan Bapak Gubernur maka nama "Lovina" tidak dipakai. Selanjutnya memakai nama alias yaitu: "Pondok Wisata Permata" atau "Permata Cottages".

Bangkit kembali[sunting | sunting sumber]

Walaupun nama "Lovina" tidak dimunculkan, namun nama "Lovina" telah dikenal dunia pariwisata secara luas sebagai sebuah destinasi di Bali Utara. Permintaan dari pebisnis dan agen perjalanan pun menuntut agar "Lovina" dihadirkan kembali. Usaha untuk mengangkat Bali Utara sebagai destinasi wisata antara lain adalah kembali dengan cara mempopulerkan "Lovina". Sebab itu, nama Pondok Wisata "Lovina" yang sudah berganti nama "Permata Cottages", kini kembali memakai nama aslinya "Lovina" yang sampai sekarang bernama "Lovina Beach Hotel".

Galeri[sunting | sunting sumber]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Lovina, The Wild Dolphins Attraction [1] Diarsipkan 2014-03-01 di Wayback Machine.

Media terkait Lovina di Wikimedia Commons Website, http://buleleng.com/asal_lovina.html Diarsipkan 2016-09-19 di Wayback Machine.