Padangbai, Manggis, Karangasem

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Koordinat: 8°31′56″S 115°30′24″E / 8.532121°S 115.506708°E / -8.532121; 115.506708

Padangbai
Padangbai pada masa Hindia Belanda
Negara Indonesia
ProvinsiBali
KabupatenKarangasem
KecamatanManggis
Kode pos
80871
Kode Kemendagri51.07.03.2009
Luas3,60 km²[1]
Jumlah penduduk3.294 jiwa (2016)[1]
3.091 jiwa (2010)[2]
Kepadatan858 jiwa/km²(2010)
Jumlah KK769 KK[3]

Padangbai adalah sebuah desa di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, di sisi timur Pulau Bali, Indonesia.[4] Kota ini menjadi pelabuhan feri untuk pelayaran ke Pulau Lombok, Nusa Penida, Kepulauan Gili dan pulau-pulau lainnya di Nusa Tenggara Barat. Pada masa perang Kusamba tahun 1849 lebih dikenal sebagai Teluk Labuhan Amuk.

Selain menjadi kota pelabuhan, kota ini juga menawarkan para wisatawan dengan kehidupan kota pantai kecil yang indah dan tenang yang berupa teluk di mana di sebelah timurnya terdapat sebuah tanjung yang dinamakan tanjung sari yang namanya diambil dari nama sebuah tempat suci pura pemujaan Empu Bharadah yang bernama Pura Tanjung Sari. Selain pantai utama yang berpasir putih, di sini juga terdapat 2 pantai lain yang berpasir putih yaitu pantai Padang Kurungan di sebelah timur dan pantai Bias Tugel di sebelah barat. Pantai Padang Kurungan merupakan pantai yang indah yang terkenal karena keindahan bawah lautnya yang didominasi oleh ikan hias berwarna-warni dan soft coral dan keberadaan laguna biru di tengah pantainya yang indah sehingga pantai ini sering juga disebut pantai blue lagoon. Sedangkan pantai Bias Tugel (White Sand Beach) yang terletak di sebelah barat pantai utama Padangbai, terkenal keindahannya karena pasir putihnya yang terhampar luas dan lautnya yang biru dan jernih.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Nama desa Padangbai sebenarnya diberikan oleh Belanda. Dulunya desa ini bernama desa Padang. Karena terletak di sebuah teluk dangkal berperairan tenang, Belanda, dalam usahanya menjadikan Bali sebagai wilayah jajahannya, membangun tangsi sekaligus pelabuhan di sana. Oleh Belanda, teluk Padang disebut Padang Baai. Baai dalam bahasa Belanda berarti Teluk.

Setelah kemerdekaan Indonesia, nama desa Padang diubah menjadi Teluk Padang. Namun, para wisatawan dan penulis-penulis buku traveling asing, menyebutnya sebagai Padang Bay, yang dalam terjemahannya berarti Teluk Padang.

Selain itu nama Padangbai juga disebut-sebut dalam naskah-naskah kuno antara lain dalam Prasasti Kehen B yang bunyinya "Mpu Kuturan menyusul saudaranya turun ke Bali tahun Çaka 923 (th 1001 M), berperahu daun kapu-kapu dan berbidakkan daun bende, turun di Pantai "Padang". Demikian bunyi Prasasti yang menyebutkan Pemargin Mpu Kuturan ke Bali: “Kunang sira Mpu Kuturan turun wentening Bali, apadawu witning kapu-kapu, abidak rwaning benda, turun maring kakisiking Bali ring Padang, kala diwe udha siwa wara Pahang, titi sukla paksa madu, sirsa caksu, I sakyem gni suku babahan udani dita 923, neher winangunaken Parhyangan Silayukti, ayoga swala Brahmacari”. Pantai Padang yang dimaksud dalam prasasti tersebut adalah Padangbai dikarenakan adanya Pura Silayukti tempat pemujaan Mpu Kuturan di Padangbai.

Secara administratif, nama Teluk Padang masih digunakan sampai pada tahun 1992. Kemudian setelah resmi menjadi desa yang berdiri sendiri, nama ini kemudian diganti menjadi Padangbai.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Padangbai baru menjadi sebuah Desa yang berdiri sendiri sejak tahun 1992 di mana sebelumnya masih berupa Dusun yang merupakan bagian dari Desa Ulakan dan bernama Dusun Padang atau Dusun Teluk Padang. Desa Dinas Padangbai dibagi atas 4 Dusun atau Banjar Dinas antara lain Dusun Luhur, Dusun Melanting, Dusun Segara dan Dusun Mimba. Selain berupa Desa Dinas, Desa Padangbai juga memiliki sistem pemerintahan tradisional Bali yang disebut Desa Pakraman yang terdiri atas 3 Banjar yaitu Banjar Kaler, Banjar Sidakarya (Banjar Kaja) dan Banjar Karya Nadhi (Banjar Tengah).

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Penduduk desa Padangbai sampai dengan tahun 2016 terdiri dari 1.627 laki-laki dan 1.667 perempuan dengan sex ratio 97.[1]

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Terdapat satu Sekolah Taman Kanak-kanak di Desa ini, yakni TK Baruna Kumara, dan dua sekolah dasar, yakni SDN 1 Padangbai (dahulu SDN 2 Ulakan) dan SDN 2 Padangbai (dahulu SDN 6 Ulakan).

Galeri[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c "Kecamatan Manggis dalam Angka 2017". Badan Pusat Statistik Indonesia. 2017. Diakses tanggal 16 Desember 2018. 
  2. ^ "Penduduk Indonesia Menurut Desa 2010" (PDF). Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 1385. Diakses tanggal 14 Juni 2019. 
  3. ^ "Prodeskel Binapemdes Kemendagri". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-01. Diakses tanggal 2018-03-23. 
  4. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]