Padangan, Bojonegoro

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Padangan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenBojonegoro
Kode Kemendagri35.22.19
Kode BPS3522230
Luas42 km²[1][2]
Desa/kelurahan14 Desa
2 Kelurahan


Padangan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.[3] Kota Padangan terletak di perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah, tepatnya Jawa Timur arah barat laut.

Setelah pemekaran tahun 2001, kecamatan Padangan meliputi 32 desa/kelurahan dan hanya memiliki luas 42 km², serta penduduk 56.411 jiwa.[1][2] Pada tahun 2010, ibu kota kecamatan pindah ke Belajeng, yang merupakan dusun yang berada di Jalur Pantura antara Cepu-Bojonegoro-Surabaya. Mayoritas penduduk Padangan bersuku Jawa (84,56 %) dan beragama Islam (95,52 %).[4]

Geografi[sunting | sunting sumber]

Wilayah ini dilindungi oleh Pegunungan Kapur di bagian utaranya. Kecamatan Padangan termasuk dalam daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo, sehingga dimusim hujan sering terjadi rob dari luapan air Bengawan Solo.

Batas wilayah[sunting | sunting sumber]

Batas wilayah kecamatan Padangan yakni:

Utara kecamatan Kasiman
Timur kecamatan Purwosari
Selatan kecamatan Ngraho dan kecamatan Tambakrejo
Barat Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Pemekaran[sunting | sunting sumber]

Sampai tahun 2001, kecamatan Padangan memiliki luas 88,54 km² dan penduduk ± 45.000 jiwa (tahun 1980) serta terbagi atas 42 desa saat itu.[5]

Pembagian administratif[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Padangan terdiri dari 16 desa, serta 188 kampung, yakni:

  1. Dengok
  2. Padangan Barat[6]
  3. Padangan Timur[7]
  4. Padangan Baru[8]
  5. Kalikotes
  6. Kuncen
  7. Banjarjo
  8. Kebunagung,[9]
  9. Nguken
  10. Prangi
  11. Prangi Baru,[10]
  12. Kendung
  13. Ngasinan
  14. Ngeper
  15. Ngradin
  16. Cendono
  17. Purworejo
  18. Sukamaju[11]
  19. Sukorejo[12]
  20. Sidorejo
  21. Sonorejo
  22. Tebon
  23. Tegalrejo[13]
  24. Kebuyutan

Adapun desa hasil pemekaran tahun 1999 adalah desa Sidomukti (pecahan dari desa Nguken), serta ada pula desa Padangan Tengah yang berdiri pada tahun 2001 berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor 70 tahun 2000, yang merupakan pecahan dari desa Padangan Timur. Adapun pula desa hasil pemekaran tahun 2006 adalah desa Mojoagung (pecahan dari desa Kalikotes) dan desa Kebuyutan Baru (pecahan dari desa Kebuyutan), yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro nomor 3 tahun 2006 tentang pemecahan dan perubahan nama beberapa desa di Kabupaten Bojonegoro.

Sedangkan sebanyak 12 desa yakni:

  1. Pengabuan Kidul
  2. Pengabuan Baru,[14]
  3. Pengabuan Lor
  4. Pengabuan Tengah,[15]
  5. Sidokerto
  6. Majengkaping
  7. Majengkaping Barat,[16]
  8. Sukajati
  9. Mojokerto[17]
  10. Sidoasri,[18][19]
  11. Gedongsiwalan
  12. Sukoharjo[20]

Sedangkan satu desa lagi, yakni:

  1. Pekulapan[21] kini telah termasuk kecamatan Kasiman setelah terbentuknya kecamatan Pengabuan tahun 2001 (berdasarkan PERDA Kabupaten Bojonegoro nomor: 5/2000).

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Wilayah ini memiliki potensi berupa pertanian, perindustrian sekaligus perdagangan. Kita dapat melihat dari sebagian besar penduduknya adalah petani, pedagang. Adapun pasar-pasar yang biasa dijadikan sebagai tempat berdagang antara lain Pasar Padangan, Pasar Tobo, Pasar Cepu, Pasar Ngraho, dan Pasar Tinggang. Selain itu, beberapa industri telah berdiri di sana, seperti industri batu bata, tahu-tempe dan industri kerupuk.

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Penduduk kecamatan Padangan pada tahun 2016 berjumlah 56.614 jiwa,[22] yang terdiri dari laki-laki 28.474 jiwa dan perempuan 28.140 jiwa, dengan sex ratio sebesar 101,2 atau dibulatkan menjadi 101.

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Padangan dilalui oleh Nasional 24 di {{Rute/Kode daerah Jalan Nasional Rute 24 antara BojonegoroCepuRembang, Nasional 30 di {{Rute/Kode daerah Jalan Nasional Rute 30 antara PadanganNgawiMadiun, dan Jalur KA antara Bojonegoro dan Semarang, serta memiliki dua buah stasiun kereta api yakni Stasiun Tobo dan Stasiun Muarasaling. Stasiun Muarasaling tergolong stasiun kereta api yang baru, yang selesai dibangun pada tahun 2008, untuk menggantikan Halte Padangan yang sudah tak beroperasi pada tahun 1994 serta nantinya dari Stasiun Muarasaling pada tahun 2014 akan dibangun jalur cabang ke Stasiun Jatirogo, Tuban. Daerah Padangan mempunyai satu terminal bus, yakni Terminal Padangan, yang berada di desa Padangan Timur. Sarana transportasi umum yang berada di kecamatan ini adalah: angkot, becak, ojek, taksi, dan getek penyeberangan yang menyeberangi sungai Bengawan Solo.

Jalan tol[sunting | sunting sumber]

Nantinya di kecamatan Padangan akan dilalui oleh Jalan Tol Bojonegoro-Cepu-Blora-Rembang-Kudus-Semarang yang akan dibangun pada tahun 2016 dan selesai pada tahun 2021 serta akan memiliki gerbang keluar di desa Padangan Timur, Padangan Barat, dan Kebanyar.

Sarana transportasi yang ada di kecamatan ini[sunting | sunting sumber]

Tempat Menarik[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "PERDA Kabupaten Bojonegoro nomor 5 tahun 2000 tanggal 9 April 2000 tentang pembentukan 7 (tujuh) kecamatan baru di Kabupaten Bojonegoro". [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ a b Perubahan luas wilayah berdasarkan PERDA Kabupaten Bojonegoro nomor 5/2000 tentang pembentukan 7 (tujuh) kecamatan baru, diantaranya kecamatan Pengabuan, berkurang dari semula 88,42 km², menjadi 41,99 km².
  3. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  4. ^ Kabupaten Bojonegoro dalam angka 2010.
  5. ^ Menurut Sensus Penduduk Indonesia 1980.
  6. ^ Dibentuk tahun 1997 dan merupakan pecahan dari desa Padangan, berubah status menjadi kelurahan pada tahun 2006
  7. ^ Desa Padangan Timur merupakan perubahan nama dari desa Padangan tahun 1997
  8. ^ Desa Padangan Baru merupakan pecahan dari desa Padangan pada tahun 1986
  9. ^ Pembenaran berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur nomor 412 tahun 1994, sebelumnya dibaca Kebonagung. Desa Kebonagung merupakan pecahan dari desa Gedongsiwalan tahun 1969.
  10. ^ Desa Prangi Baru merupakan pecahan dari desa Prangi tahun 1994
  11. ^ Dibentuk tahun 1992 dan merupakan pecahan dari desa Tebon.
  12. ^ Desa Sukorejo merupakan pecahan dari desa Padangan tahun 1994.
  13. ^ Desa Tegalrejo merupakan pecahan dari desa Kalikotes tahun 1992
  14. ^ Desa Pengabuan Baru merupakan pecahan dari desa Pengabuan tahun 1984
  15. ^ Desa Pengabuan Tengah merupakan pecahan dari desa Pengabuan Kidul tahun 1994 yang ketika saat itu masih termasuk dalam kecamatan Padangan
  16. ^ Desa Majengkaping Barat merupakan pemekaran dari Desa Majengkaping tahun 1997 yang ketika saat itu termasuk dalam kecamatan Padangan
  17. ^ Desa Mojokerto merupakan perubahan nama dari desa Pengarengan tahun 2006, serta sebelumnya desa Pengarengan dibentuk tahun 1994 sebagai pecahan dari desa Karangwuluh yang saat itu masih tergabung dalam kecamatan Padangan.
  18. ^ Pembenaran nama berdasarkan Peraturan Bupati Bojonegoro nomor 341 tahun 2011 tanggal 18 Juli 2011, sebelumnya dibaca Sidosari
  19. ^ Desa Sidosari merupakan perubahan nama dari desa Payaman tahun 2006
  20. ^ kecamatan ini, kini telah bergabung ke kecamatan Pengabuan yang berdiri tahun 2001 (berdasarkan PERDA Kabupaten Bojonegoro nomor: 5/2000)
  21. ^ Dahulu bernama desa Kedungsari, kemudian berganti nama menjadi desa Pekulapan tahun 2006, sebelumnya desa Kedungsari dimekarkan dari desa Kuncen pada tahun 1969 yang ketika itu masih termasuk kecamatan Padangan.
  22. ^ Kecamatan Padangan dalam angka 2016

Pranala luar[sunting | sunting sumber]