Najis hukmi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bagi orang yang terkena najis hukmi dapat menghalangi sahnya orang tersebut dalam beribadah

Najis hukmi merupakan najis yang tidak terlihat namun diyakini kewujudannya.[1] Dalam ajaran Islam najis hukmi adalah kotoran yang menempel di badan sehingga menghalangi sahnya beribadah.[1] Najis hukmi dapat juga dikatakan sebagai najis yang tidak mempunyai zhad (tubuh) hal itu dapat diketahui karena ada rasa dan baunya contohnya hadats.[1] Percikkan najis hukmi juga tergolong kedalam najis.[2] Menurut ajaran Islam Cara membersihkannya jika terkena badan maka hendaklah dibasuh tempat yang terkena percikkan najis tersebut.[2] Jika terkena kain atau pakaian maka pakaian atau kain tersebut harus dicuci atau dibersihkan terlebih dahulu.[2] Kain atau pakaain yang terkena najis hukmi jika dibiarkan kering maka pakaian tersebut tidak bisa dipakai untuk beribadah sebelum dibersihkan terlebih dahulu.[2] Najis hukmi berbeda dengan najis hakiki yang bentuknya konkret.[2] Menurut ajaran Islam najis hukmi merupakan najis yang di mana kondisi seseorang tidak dalam keadaan suci menurut syara'.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c Muhamad Fanani.2007.Syair qawa'id al-Islam.23
  2. ^ a b c d e f Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Pusat (Indonesia).2008.Syllabus Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri.153