Musik trot

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Trot (bahasa Korea: 트로트, teuroteu) atau ppongjjak (ppongtchak) adalah salah satu genre musik pop Korea Selatan. Genre musik ini disebut trot karena memiliki tempo 2/4 dan 3/4 yang diambil dari musik fox trot untuk pengiring dansa ballroom.[1] Trot berkembang pada masa penjajahan Jepang atas Korea, dan memiliki kemiripan dengan musik enka atau kayokyoku asal Jepang.[2] Sebelumnya, musik ini dikenal sebagai yuhaengga, dan populer dengan sebutan trot atau ppongjjak setelah dibentuknya negara Korea Selatan.[3]

Lirik lagu trot umumnya tentang kesedihan atau penderitaan (han, , 恨) yang diakibatkan perpisahan atau kemalangan. Di antara tema-tema lain yang populer adalah cinta antara pria dan wanita, cinta terhadap keluarga, serta pemandangan alam.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Semasa penjajahan Jepang atas Korea, lagu pop Korea yang disebut yuhaengga berkembang sebagai campuran musik rakyat Korea dan musik pop Jepang berirama torotto (foxtrot). Lagu-lagu yuhaengga memakai tangga nada dan teknik bernyanyi tradisional Korea, namun dinyanyikan dengan tempo 2/4 dan 3/4 yang merupakan ciri khas foxtrot asal Barat.[1] Sejak pertengahan tahun 1920-an, industri rekaman Korea sudah memiliki pasar tersendiri untuk lagu-lagu berirama trot. Puncak kepopuleran trot terjadi pada awal tahun 1930-an setelah radio-radio makin sering memutar lagu berirama trot. Kepopulerannya juga didorong makin meluasnya kepemilikan fonograf dan meningkatnya angka penjualan piringan hitam. Pada pertengahan tahun 1930-an, kepopuleran musik pop di radio menimbulkan kontroversi di Korea. Kalangan menengah mengeluh bahwa musik pop tidak sesuai untuk ruang keluarga, dan hanya pantas dimainkan di bar-bar.[1]

Pada masa penjajahan Jepang, kaum terpelajar di Korea menyukai musik trot, dan memandangnya sebagai musik yang tren dan bergaya.[2] Namun pada tahun 1960-an, trot dikritik sebagai musik yang vulgar. Sebagian dari lagu-lagu trot bahkan secara terang-terangan merupakan imitasi dari lagu-lagu Jepang. Pemerintah Korea Selatan akhirnya mengeluarkan pelarangan atas lagu-lagu trot.[2] Trot kembali menarik perhatian masyarakat Korea setelah terjadi "Debat Ppongjjak" di kalangan intelektual Korea pada tahun 1980-an. Mereka mulai menyebut trot sebagai lagu asli Korea atau "lagu pop tradisional".[2]

Walaupun umum diperdengarkan di tempat-tempat umum Korea Selatan, trot umumnya hanya digemari pendengar musik berusia lanjut. Di antara penyanyi trot legendaris terdapat bintang-bintang pop seperti Patti Kim, Cho Yong Pil, Shim Soo Bong, Na Hoon-A, dan Lee Mi Ja. Generasi muda Korea mulai menggemari trot setelah Jang Yoon-jeong menjadi populer pada tahun 2004 dengan lagu "Eomeona!"[4] Sebelum beralih menjadi penyanyi berirama trot, Jang adalah penyanyi pop yang memenangi Festival Lagu Riverside 1999 dengan lagu berirama latin, "You Inside Me".

Kesuksesan Yoon-jeong diikuti penyanyi-penyanyi muda seperti Park Hyun-Bin, kelompok LPG, dan unit dari boy band Super Junior yang diberi nama Super Junior T. Seo-hyun dari Girls' Generation bekerja sama dengan penyanyi trot Joo Hyun-mi merilis singel digital berjudul "Jjarajajja" (짜라자짜). Penyanyi lainnya seperti Daesung dari Big Bang, Kim Sung-soo dari grup pop Cool, Sung Jin-woo, dan Kim Jong Kook juga mengeluarkan singel berisi lagu berirama trot. Film komedi Highway Star diproduksi pada tahun 2007 dengan bintang Cha Tae-hyun. Ceritanya tentang calon penyanyi rock yang beralih sebagai penyanyi trot. Film tersebut merupakan pembuatan ulang dari film Jepang tahun 1997, Sharam-Q no Enka no Hanamichi yang menceritakan penyanyi rock yang beralih menjadi penyanyi enka.

Daftar penyanyi trot[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c Robinson, Michael E. (1998). "Broadcasting in Korea, 1924-1937: Colonial Modernity and Cultural Hegemony". Dalam Minichiello, Sharon. Japan's competing modernities: issues in culture and democracy, 1900-1930. University of Hawaii Press. hlm. 371–372. ISBN 0-8248-2080-0. 
  2. ^ a b c d ""Korean Ppongjjak: Authenticity and the Politics of Representation" (paper abstract)". Diakses tanggal 2009-06-02. 
  3. ^ Keith, Howard (2006). Perspectives on Korean Music: Creating Korean music : tradition, innovation and the discourse of identity. Ashgate Publishing. hlm. 104. ISBN 0-0754-6572-99 Periksa nilai: length |isbn= (bantuan). 
  4. ^ Lee, Yong-sung (2007-03-16). "Young trot music stars bridge generation gap". The Korea Herald. Diakses tanggal 2009-06-01. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]