Museum Soesilo Soedarman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Museum Soesilo Soedarman
Informasi
Lokasi
Negara Indonesia Indonesia
Pengelola Keluarga besar Soesilo Soedarman
Jenis objek wisata Wisata sejarah

Museum Soesilo Soedarman adalah bangunan bersejarah berbentuk museum yang menyimpan peninggalan-peninggalan Jendral TNI (Purn) Soesilo Soedarman semasa mengabdikan diri, baik sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat maupun saat bertugas di berbagai kementrian semasa pemerintahan Soeharto. Museum ini terletak di Desa Gentasari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia.[1][2][3][4]

Arsitektur[sunting | sunting sumber]

Bangunan museum menempati Pendopo Wisma Mbah Ageng yang dibangun pada tahun 1899 oleh Eyang Dipakarsa, penatus (pemangku pemerintah desa) pertama Desa Gentasari yang dikenal pula sebagai Eyang Mendali dan merupakan kakek buyut dari Soesilo Soedarman. Semasa kecil, di sinilah Soesilo Soedarman menghabiskan waktunya dengan menimba ilmu agama di bawah bimbingan sang kakek. Konsep arsitektur Wisma Mbah Ageng, sangat memperlihatkan bangunan jawa khas Banyumas dengan atapnya yang menjulang tinggi berbentuk piramida dan ditopang dengan belasan tiang kayu jati.[5]

Koleksi dalam museum[sunting | sunting sumber]

  • Di beberapa sudut halaman Museum, terpajang kenang-kenangan dari Batalyon Kavaleri I TNI-AD berupa kendaraan panser Amphibi buatan Rusia tahun 1958 dan pesawat Patroli Maritim NOMAD N-22 TNI-AL dengan nomor P-806, yang merupakan Pesawat Panglima Kowilhan-I. Keberadaan kendaraan tempur ini cukup menceritakan kiprah Soesilo selama kurun tahun 1956 hingga 1960, di mana saat itu dia yang masih berpangkat Mayor, merintis berdirinya Korps Kavaleri Indonesia sekaligus menjabat sebagai Komandan Batalyon ini.[6][7]
  • Peninggalan lain yang menunjukkan pengabdian Soesilo Soedarman dalam pelestarian adat dan kebudayaan Jawa adalah seperangkat gamelan milik keluarga Kiai Manis dan puluhan wayang kulit yang dibuat sekitar abad 18. Benda-benda tersebut menghiasi ruang paviliun timur. Selain gamelan dan wayang, terpajang pula foto-foto kegiatan Soesilo bersama keluarga Keraton Kasultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, dan Mangkunegaran dalam mengambangkan budaya Jawa.
  • Berbagai macam koleksi berciri khas militer masa perjuangan, tertata lengkap di setiap lemari pajang dalam museum tersebut. Koleksi senjata api yang menemani tugas-tugas Soesilo Soedarman sebagai abdi negara seperti pistol semi otomatik FN-45, P-1 dan TT terawat dengan baik. Di sudut lainnya, senapan yang digunakan dalam perang dunia II seperti M-1, SP-1, Senapan Serbu M-16 A-1, SS-1 V-1, HK-33, AK-47, AK-56, Senapan mesin RPD, Pelontar Granat, Pistol Mitraliur, Peluncur Granat Roket RPG-7 dan senapan tabur (Shotgun) juga tersimpan di Museum ini.
  • Terdapat pula koleksi Patung Badak Cula Satu dan replika pesawat Boeing 747-400 Garuda Indonesia bertuliskan Visit Indonesia Year 1991 sebagai lambang Promosi Pariwisata Indonesia saat Soesilo Soedarman menjabat sebagai Mentri Pariwisata.[8][9]
  • Foto-foto saat Jenderal TNI (Purn) H.Soesilo Soedarman wafat pada 18 Desember 1997 dan dimakamkan dengan upacara kebesaran militer di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata Jakarta juga disimpan di sini. Selama tiga hari pasca meninggalnya Soesilo Soedarman, bendera merah putih dikibarkan setengah tiang untuk mengenang seluruh dedikasinya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]