Mikha 7

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mikha 7
Ilustrasi Mikha 6:15: "Engkau ini akan menabur, tetapi tidak menuai." (www.ordination.org).
KitabKitab Mikha
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
33
pasal 6
Nahum 1

Mikha 7 (disingkat Mik 7) adalah bagian terakhir dari Kitab Mikha dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] Berisi Firman Allah yang disampaikan oleh nabi Mikha orang Moresyet, yakni berkenaan dengan yang dilihatnya tentang Samaria (ibu kota Kerajaan Israel Utara) dan Yerusalem (ibu kota Kerajaan Israel Selatan atau Yehuda).[2] Nabi ini hidup pada zaman raja Yotam, Ahas dan Hizkia dari Kerajaan Yehuda sekitar abad ke-8 SM.[3][4]

Teks[sunting | sunting sumber]

Naskah sumber utama[sunting | sunting sumber]

Struktur[sunting | sunting sumber]

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 6[sunting | sunting sumber]

"Sebab anak laki-laki menghina ayahnya, anak perempuan bangkit melawan ibunya, menantu perempuan melawan ibu mertuanya; musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya."[8]

Dikutip oleh Yesus Kristus dalam salah satu pengajarannya yang tercatat dalam Injil Matius pasal 10:35-36 (juga dalam Injil Lukas 12:53):

"Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya."[9]

Ayat 7[sunting | sunting sumber]

Terjemahan Baru

"Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!"[10]

Ayat 7 bahasa Ibrani[sunting | sunting sumber]

Teks Masoret (dibaca dari kanan ke kiri)

ואני ביהוה אצפה אוחילה לאלהי ישעי ישמעני אלהי׃

Transliterasi:

wa-’ă-nî Yah-weh ’ă-tsa-peh, ’ō-w-khî-lāh lê-lō-hê yisha-‘î; yiš-mā-‘ê-nî ’ĕ-lō-hāy.[11]

Terjemahan harfiah:

Dan aku (akan) Yah-weh menanti-nantikan, mengharapkan bagi Allah, keselamatanku, mendengarkanku Allahku.

Ayat 7 catatan[sunting | sunting sumber]

Di tengah-tengah masyarakat yang secara moral sakit, Mikha mengandalkan Allah dan janji-janji-Nya. Dia tahu bahwa Allah akan menopang dirinya, pada suatu hari melaksanakan hukuman atas semua kejahatan, dan menjadikan keadilan berkuasa (Mikha 7:9).

  1. Allah memanggil orang percaya di dalam Kristus untuk hidup "sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia" (Filipi 2:15).
  2. Sekalipun kejahatan bisa meningkat dan masyarakat bisa makin hancur, kita dapat menawarkan karunia keselamatan Allah kepada semua orang yang mau mendengar, sementara kita berdoa dan berjaga untuk hari itu bila Dia akan meluruskan segala sesuatu (Mikha 7:15–20).[12]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ Mikha 1:1
  3. ^ Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius.
  4. ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN-13: 9789794150431
  5. ^ a b c Dead sea scrolls - Jonah
  6. ^ VanderKam, James C. & Flint, Peter (2002). The Meaning of the Dead Sea Scrolls. New York: HarperSanFrancisco. hlm. 28. 
  7. ^ Timothy A. J. Jull; Douglas J. Donahue; Magen Broshi; Emanuel Tov (1995). "Radiocarbon Dating of Scrolls and Linen Fragments from the Judean Desert". Radiocarbon. 37 (1): 14. Diakses tanggal 26 November 2014. 
  8. ^ Mikha 7:6
  9. ^ Matius 10:35–36
  10. ^ Mikha 7:7
  11. ^ Biblehub - Micah 7:7
  12. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]