Microchip Smartball

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Microchip Smartball atau dikenal juga dengan istilah bionic ball merupakan bola sepak bola yang telah dilengkapi dengan microchip di dalamnya. Microchip dirancang untuk dapat membantu wasit dalam memutuskan apakah bola telah masuk ke dalam gawang dan apakah bola telah keluar dari lapangan permainan 1. Microchip akan mengirimkan pesan sebagai tanda gol atau tanda bola keluar ke dalam jam tangan yang digunakan wasit dengan bantuan Goal Line Technology yang berada di garis gawang dan garis keluar.

Dalam penerapannya, wasit tetap menjadi pemegang keputusan terakhir dalam mensahkan gol ataupun memutuskan bola telah keluar dari lapangan permainan. Wasit dapat saja memutuskan bola masuk atau tidak walaupun pesan yang disampaikan oleh microchip berbeda dengan keputusan yang ia ambil. Setiap pesan gol yang masuk ke dalam jam tangan wasit akan tersimpan di dalam memori jam tersebut. Dalam ajang resmi FIFA, penggunaan Microchip Smartball telah diselenggarkan dua kali yaitu pada ajang Piala Dunia U-17 2005 di Peru dan Piala Dunia Antarklub 2007 di Jepang.

Latar Belakang[sunting | sunting sumber]

Kehadiran Microchip Smartball dilatarbelakangi dengan kejadian–kejadian kontroversial di dalam pertandingan sepak bola. Keputusan wasit khususnya dalam mensahkan gol adalah keputusan yang krusial karena sangat menentukan hasil akhir pertandingan. Oleh karena itu, wasit harus dapat cermat dan teliti karena kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat memberi dampak negatif seperti aksi protes yang menjurus aksi anarkis ataupun kecaman pedas dari pemain, pelatih, suporter, pengamat sepak bola, ataupun media 2.

Wasit adalah manusia yang juga memiliki keterbatasan fisik dan dapat saja keliru dalam mengambil keputusan atau kita kenal dengan istilah human error. Untuk mengurangi atau mencegahnya, wasit memerlukan alat bantu atau teknologi yang dapat meningkatkan keakuratan dari keputusannya. (Senders & NATO, 1991). Oleh karena itu, munculah ide pembuatan teknologi microchip smartball yang memulai debutnya secara resmi oleh FIFA pada tahun 2005 3. Hal ini dianggap mendesak oleh berbagai pihak dikarenakan keputusan wasit yang kontroversial, khususnya dalam memutuskan apakah bola sudah masuk ke gawang atau belum, telah terjadi di berbagai belahan dunia.

• Final Piala Dunia 1966, Inggris vs Jerman Barat (30 Juli 1966)[sunting | sunting sumber]

o Final Piala Dunia 1966 yang diselenggarakan di Inggris menjadi salah satu laga final yang kontroversial 4. Keputusan wasit yang mensahkan gol kedua Geoff Hurst dari tim nasional Inggris masih menjadi perdebatan. Tendangan Hurst yang mengenai mistar gawang dan kembali memantul ke luar gawang dinyatakan telah masuk oleh asisten wasit Tofik Bakhramov. Dalam video rekaman pertandingan tersebut, bola terlihat memantul tepat di garis gawang dan hal itu yang menjadikannya kontroversi 5. Pada pertandingan tersebut, Inggris berhasil mengalahkan Jerman Barat dengan skor 4-2 melalui perpanjangan waktu setelah bermain imbang 2-2 pada waktu normal.

• Pertandingan Liga Skotlandia, Partick Thistle vs Dundee United (Februari 1993)[sunting | sunting sumber]

o Pertandingan Liga Skotlandia antara Partick Thistle dengan Dundee United pada Februari 1993 tampaknya akan terus dikenang sebagai salah satu laga kontroversial di Skotlandia 6. Dalam tayangan ulang, bola hasil tendangan jarak dekat Paddy Connolly, penyerang Dundee, masuk ke dalam gawang sebelum keluar kembali setelah dipantulkan oleh jaring gawang 7. Wasit Leslie Mottram mengambil keputusan kontroversial dengan menyatakan bahwa bola belum masuk dan tidak terjadi gol 8. Pertandingan berakhir dengan skor 4-0 untuk kemenangan Dundee United.

• Pertandingan Liga Inggris, Manchester United vs Tottenham Hotspur (4 Januari 2005)[sunting | sunting sumber]

o Pertandingan antara Manchester United dengan Tottenham Hotspur pada 4 Januari 2005 merupakan salah satu laga kontroversial di dalam sejarah Liga Inggris 9. Pertandingan yang berakhir dengan skor kacamata (0-0) diwarnai insiden tidak disahkannya gol Pedro Mendes, gelandang Tottenham Hotspur, pada menit ke -88. Dalam tayangan ulang, tendangan Mendes yang gagal ditangkap Roy Carroll, penjaga gawang Manchester United, terlihat telah melewati garis gawang sebelum berhasil dilempar keluar oleh Carroll 10. Wasit Mark Clattenburg dan asisten wasit Ray Lewis mengambil keputusan bahwa bola belum melewati gawang sehingga tidak terjadi gol12.

Liga Indonesia, Persik Kediri vs Persiwa Wamena (22 November 2009)[sunting | sunting sumber]

o Pertandingan di Liga Indonesia juga tidak luput dari kejadian kontroversial. Persiwa Wamena yang bertandang ke Stadion Brawijaya, Kediri, menelan kekalahan telak 3-0 11. Persiwa sebenarnya dapat menyamakan kedudukan apabila wasit memutuskan bola hasil tandukan Erick Weeks, penyerang Persiwa, telah melewati garis gawang pada menit ke-49. Namun, wasit yang memimpin pertandingan memutuskan bahwa bola belum masuk dan tidak terjadi gol 12.

• Babak 16 Besar Piala Dunia 2010, Inggris vs Jerman (27 Juni 2010)[sunting | sunting sumber]

o Babak 16 besar Piala Dunia 2010 yang diselenggarakan di Afrika Selatan juga diwarnai adanya kontroversi 13. Salah satu kejadian kontroversial terjadi pada pertandingan antara Inggris dan Jerman 14. Dalam tayangan ulang, bola hasil tendangan Frank Lampard, gelandang tim nasional Inggris, berhasil masuk ke dalam gawang setelah membentur mistar sebelum akhirnya memantul ke luar kembali 15. Hal ini menjadi kontroversial dikarenakan wasit Jorge Larrionda dan asisten wasit Mauricio Espinosa memutuskan bahwa bola belum melewati garis gawang sehingga tidak dianggap gol 16. Fabio Capello, manajer tim nasional Inggris, sempat merayakannya sebelum menyadari keputusan wasit 17.

• Pertandingan Liga Italia, Fiorentina vs Napoli (29 Agustus 2010)[sunting | sunting sumber]

o Liga Italia musim 2010/2011 baru berjalan satu pekan sudah terjadi kejadian yang kontroversial. Edinson Cavani, penyerang Napoli, mencetak gol kontroversial di awal pertandingan, tepatnya menit ketujuh 18. Gol tersebut berawal dari umpan silang Andrea Dossena, sayap kiri Napoli. Dalam tayangan ulang, bola hasil sundulan Cavani terlihat memantul tepat di garis gawang Sebastien Frey, penjaga gawang Fiorentina, setelah sebelumnya mengenai mistar gawang 19. Wasit Andrea Gervasoni memutuskan bahwa bola telah melewati gawang dan mensahkannya sebagai gol Napoli dalam pertandingan yang berakhir imbang 1-1 tersebut 20.

Sejarah dan Mekanisme[sunting | sunting sumber]

• Smartball, Piala Dunia U-17 FIFA 2005, Peru[sunting | sunting sumber]

o Perhelatan Piala Dunia U-17 FIFA di Peru pada 2005 merupakan debut resmi bagi microchip smartball. Dalam perhelatan teresebut, smartball yang digunakan merupakan teknologi bola yang dikembangkan oleh Adidas dengan perusahaan Jerman, Cairos AG serta German Fraunhofer Institute. Bola ini dilengkapi dengan microchip yang memiliki ukuran kurang dari 15mm. Alat ini akan mengirimkan sinyal ketika bola melewati garis gawang. Sinyal tersebut ditransmisikan oleh 12 antena yang berada di sudut lapangan. Sinyal yang telah ditransmisikan dikirimkan ke jam tangan yang dipakai oleh wasit untuk meberikan pesan bahwa bola telah melewati garis gawang. Pesan tersebut akan ditampilkan secara virtual tanpa suara kurang dari satu detik setelah kejadian. Jika bola telah melewati garis gawang maka akan muncul tulisan “goal” sebaliknya apabila tidak melewati garis gawang tidak akan muncul pesan. Guenter Pfau menyatakan bahwa sinyal yang dikirimkan tidak dapat diganggu sinyal radio dan telepon karena telah terenkripsi 21.

• Adidas Teamgeist II, Piala Dunia Antarklub FIFA 2007, Jepang[sunting | sunting sumber]

o Pentas kejuaraan Piala Dunia Antarklub FIFA di Jepang pada 2007 menjadi saksi debut resmi bola Teamgeist II. Bola ini merupakan Microchip Smartball hasil pengembangan dari bola Smartball terdahulu yang digunakan di dalam perhelatan Piala Dunia U-17, Peru 22. Bola ini dikembangkan oleh Adidas bersama perusahaan Jerman, Cairos AG. Bola ini dilengkapi microchip yang dirancang untuk membantu wasit untuk menentukan kapan dan apakah bola telah melewati garis gawang atau tidak.

Bola ini menggunakan medan magnet. Medan magnet digunakan untuk memberikan umpan balik kepada komputer pusat secara real-time 23. Komupter pusat berfungsi untuk melacak lokasi bola di lapangan dan mengirimkan data langsung ke wasit melalui jam tangan wasit. Penggunaan medan magnet dengan komponen yang lebih stabil dan akurat di dalam bola memiliki tujuan agar dapat memberikan data yang lebih akurat dan tidak terganggu oleh faktor cuaca dan sistem teknis yang berada di dalam pertandingan sepak bola.

Pro dan Kontra[sunting | sunting sumber]

• Pro[sunting | sunting sumber]

Penggunaan Microchip Smartball di dalam kompetisi Piala Dunia Antarklub FIFA 2007 ternyata mendapat tanggapan positif baik dari pelatih AC Milan pada saat itu, Carlo Ancelotti. Ancelotti menyatakan Adidas Teamgeist II memiliki konsistensi yang baik 24. Ancelotti juga menyatakan bahwa bola tersebut tidak memiliki perbedaan yang khusus dengan bola Adidas lainnya. Dia menilai para pemainnya secara umum puas dengan kinerja bola tersebut. Majalah on-line TFOT juga memberikan pernyataan positif yang mendukung kehadiran Microchip Smartball . Majalah tersebut mempublikasikan hasil uji asam terhadap sistem medan magnet yang digunakan Adidas Teamgeist II. Hasil tes tersebut menyatakan bahwa sistem yang digunakan sesuai dengan seluruh persyaratan dan ketentuan International Football Association Board (IFAB) 25.

• Kontra[sunting | sunting sumber]

Penggunaan teknologi sebagai alat bantu dalam sepak bola khsusnya Microchip Smartball dengan Goal Line Technology ternyata juga menuai kritikan. Presiden UEFA, Michel Platini mengatakan bahwa kehadiran teknologi tersebut akan membawa sepak bola menjadi “playstation football” 26. Platini tetap mengakui bahwa wasit juga harus dapat mengatasi kritikan yang dialamatkan kepada mereka. Namun, dia lebih memilih cara lain untuk mengatasinya. Platini lebih menekankan untuk menambah jumlah asisten wasit sebanyak dua orang di belakang gawang 27. Menurut dia, hal itu merupakan cara yang tepat untuk mengatasi masalah dan tetap dapat menghargai ofisial pertandingan. Dia menambahkan bahwa dalam zaman modern yang melibatkan banyak kamera perlu tambahan jumlah wasit dalam pertandingan. Sepp Blatter, Presiden FIFA, dan David Collins, Sekjen Welsh Footbal Association (WFA) juga mengkritisi adanya penggunaan teknologi. Mereka lebih menekankan nilai–nilai kemanusiaan. Mereka memiliki pandangan bahwa permainan manusia harus dipimpin oleh manusia juga bukannya mesin 28. Dalam kasus Piala Dunia 2010, FIFA melalui Sekjen Jerome Valcke penggunaan teknologi di dalam sepak bola tidak akan didiskusikan dan tidak ada mungkin sistem yang sempurna tanpa kesalahan 29. FIFA lebih mementingkan perbaikan kinerja wasit daripada penggunaan teknologi. Pemain sepak bola sendiri ada juga yang kurang senang dan mengkritisi penggunaan Microchip Smartball. Hugo Ibarra yang bermain untuk Boca Juniors pada Piala Dunia Antarklub FIFA 2007 ikut mengkritisi penggunaan teknologi tersebut. Miguel Angel Russo, pelatih Boca Juniors pada kompetisi tersebut, mengatakan bahwa Ibarra tidak terbiasa dengan bola tersebut karena terjadi perubahan lintasan bola. Dia juga menambahkan bahwa jika ada penggunaan bola baru, pemain harus bekerja keras dahulu agar dapat terbiasa dengan bola tersebut 30.

Sistem Pendukung[sunting | sunting sumber]

Cairos GLT system[sunting | sunting sumber]

Cairos GLT system adalah Goal Line Technology yang dikembangkan oleh Adidas dan Cairos Technologies AG. Teknologi ini merupakan sistem pendukung dari Microchip Smartball. Sistem kerja teknologi ini terdiri dari kabel tipis yang ditanam di area penalti dan di belakang garis gawang. Listrik yang mengalir di kabel bertujuan untuk menghasilkan medan magnet yang ditangkap sensor di dalam bola saat melewati garis gawang. Medan magnet yang dihasilkan digunakan untuk mengirim sinyal radio komputer pusat seperti yang dijelaskan di bagian sejarah dan mekanisme di atas 31.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Atherton, M. (2008). The Theft of the Jules Rimet Trophy: The Hidden History of the 1966 World Cup. Meyer & Meyer Sport (UK) Ltd.

Bagshaw, M., & Campbell, R. D. (2002). Human Performance and Limitation in Aviation. Oxford: Blackwell Science Ltd.

Butler, C. (2005). Manchester United Yearbook 2004-05. Andre Deutsch.

Garland, J., Malcolm, D., & Rowe, M. (2000). The future of football: challenges for the twenty-first century. London: FRANK CASS PUBLISHERS.

Girginov, V. (2008). Management of sports development. Oxford: Butterworth-Heinemann.

L. J., Woods, D. D., Sarter, N., Cook, R., Dekker, S., & Johannesen, L. (2010). Behind Human Error Second Edition. Surrey: Ashgate Publishing Limited.

Oliver, G. (2007). Almanack of World Football 2008. Headline Book Publishing.

Reason, J. (1990). Human Error. Cambridge: Cambridge University Press.

Senders, J. W., & NATO. (1991). Human Error Cause, Prediction, and Reduction. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Lamsana, Yusuf (2011) http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=6460&Itemid=9[pranala nonaktif permanen]

Catatan Kaki[sunting | sunting sumber]

1 http://www.timesofmalta.com/articles/view/20050916/sport/microchip-experiment-begins-in-fifa-u-17-tournament
2 http://www.livescience.com/3088-lousy-call-technology-referees.html
3 http://www.fifa.com/worldcup/archive/edition=26/overview.html Diarsipkan 2008-01-24 di Wayback Machine.
4 http://www.youtube.com/watch?v=__MJV11nRqU
5 http://www.telegraph.co.uk/sport/football/teams/england/7857901/England-v-Germany-top-five-worst-goal-line-decisions.html[pranala nonaktif permanen]
6 http://vodpod.com/watch/4812088-crazy-decision-partick-thistle-v-dundee-united-1993-1-10
7 http://soccernet.espn.go.com/columns/story?id=838587&sec=global&root=global&cc=4716[pranala nonaktif permanen]
8 http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/football/eng_prem/4130167.stm
9 http://www.youtube.com/watch?v=VsExRNxhAeI
10 http://www.thestandard.com.hk/news_detail.asp?we_cat=8&art_id=1427&sid=4575409&con_type=1&d_str=20050916&fc=8
11 http://sepak[pranala nonaktif permanen] bola.com/news/2009-11-22/003604/hat-trick-saktiawan-beri-persik-kemenangan-perdana
12 http://www.youtube.com/watch?v=4XiXd-XRmw4
13 http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/football/world_cup_2010/8766423.stm
14 http://www.telegraph.co.uk/sport/football/teams/england/7857382/England-v-Germany-Frank-Lampards-disallowed-goal-highlights-stupidity-of-Fifas-ruling.html
15 http://www.youtube.com/watch?v=8EMdik4xYAA&feature=related
16 http://www.dailymail.co.uk/news/article-1289962/World-Cup-2010-England-crushed-4-1-Germany.html
17 http://soccernet.espn.go.com/report?id=264111&cc=4716&ver=global Diarsipkan 2010-06-30 di Wayback Machine.
18 http://www.duniasoccer.com/Duniasoccer/Internasional/Liga-Italia/Serie-A/News/Fiorentina-vs-Napoli-Penuh-Kontroversi Diarsipkan 2010-09-02 di Wayback Machine.
19 http://www.youtube.com/watch?v=fipw9kxWq0o
20 http://www.goal.com/en/match/48629/fiorentina-vs-napoli/report Diarsipkan 2011-05-13 di Wayback Machine.
21 http://www.thedailystar.net/2005/09/16/d50916040834.htm
22 http://www.soccerballworld.com/Teamgeist_II.htm Diarsipkan 2011-04-08 di Wayback Machine.
23 http://www.gizmag.com/adidas-intelligent-football/8512/
24 http://www.footballshirtculture.com/20071227977/balls/mixed-response-to-new-adidas-teamgeist-2-smart-ball.html[pranala nonaktif permanen]
25 http://www.dpma.de/service/galerie/fussballundtechnik/en/spezielles/intelligenterball.html
26 http://www.independent.co.uk/sport/football/news-and-comment/platini-warns-against-goalline-technology-2116047.html
27 http://www.guardian.co.uk/football/2010/oct/25/michel-platini-goalline-technology-uefa
28 http://www.cbc.ca/sports/soccer/story/2008/03/08/fifa-instant-replay.html
29 http://www.telegraph.co.uk/sport/football/teams/england/7857729/England-v-Germany-Fifa-want-better-refereeing-not-goal-line-technology.html
30 http://www.soccerforums.com/forums/general-football-chat/13745-mixed-response-new-microchip-ball.html
31 http://www.cairos.com/unternehmen/gltsystem.php