Michael Halliday

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Michael Halliday

Michael Halliday yang bernama lengkap Michael Alexander Kirkwood Halliday (13 April 1925—15 April 2018) merupakan seorang guru dan pakar bahasa Inggris kelahiran Inggris dan berkebangsaan Australia. Ia merupakan pendukung teori neo-Firthian yang menganggap bahasa sebagai suatu fenomena sosial.[1] Halliday merupakan salah satu pakar linguistik fungsional yang menggunakan konteks situasi dan konteks budaya untuk memberikan penafsiran terhadap teks.[2] Halliday turut aktif dalam gerakan pendidikan dan politik. Ia meyakini bahwa linguistik merupakan tindakan politik yang dapat pula digunakan untuk kebutuhan praktis dalam kehidupan sosial masyarakat.[3] Halliday mengembangkan pendekatan analisis satuan bahasa bernama linguistik fungsional sistemik.[4] Model ini banyak dimanfaatkan pada kegiatan analisis wacana kritis.[5] Konsep linguistik fungsional sistemik yang dibuat oleh Halliday telah mempengaruhi konsep kritis dalam analisis bahasa pada tahun 1979. Tokoh pemikir yang terpengaruh olehnya antara lain Roger Fowler, Bob Hodge, Gunther Kress, dan Tony Trew.[6]

Pendapat atas kajian linguistik[sunting | sunting sumber]

Teks[sunting | sunting sumber]

Halliday berpendapat bahwa teks bersifat fungsional sebagai bahasa.[7] Suatu tulisan tidak dianggap sebagai teks jika tidak memiliki fungsi bahasa sama sekali. Konteks hanya terdapat pada sesuatu yang mempunyai fungsi bahasa. Fungsi bahasa hanya dapat dilihat melalui konteksnya.[8]

Tanggapan[sunting | sunting sumber]

Halliday membagi pemberian tanggapan menjadi dua jenis yaitu tanggapan langsung dan tanggapan tidak langsung. Sifat dari tanggapan langsung ialah memberikan jawaban atas pertanyaan. Jawaban yang diberikan oleh tanggapan langsung sesuai dengan jenis pertanyaan atau rincian informasi yang diajukan. Sementara itu, sifat dari tanggapan tidak langsung adalah memberikan komentar atas pertanyaan yang diajukan. Komentar yang diberikan dapat mengabaikan keterkaitan pertanyaan dengan memberikan sangkalan, dan dapat pula memberikan dukungan dengan memberikan informasi pendukung pertanyaan.[9]

Kepadatan leksikal[sunting | sunting sumber]

Kepadatan leksikal berkaitan dengan teks akademik. Halliday mengemukakan bahwa kepadatan leksikal semakin meningkat seiring dengan peningkatan keilmiahan suatu teks. Kondisi ini diakibatkan oleh sifat teks akademik yang lebih banyak memuat kosakata leksikal dibandingkan dengan kosakata struktural. Kosakata leksikal ini meliputi nomina, verba-predikat, kata sifat, danadverbia. Sementara kata struktural meliputi konjungsi, kata sandang dan preposisi.[10]

Metafora gramatikal[sunting | sunting sumber]

Istilah metafora gramatikal digunakan oleh Halliday untuk melakukan kategorisasi bagi kosakata teknis baru yang menjadi dasar bagi penulisan ilmiah modern. Metafora gramatikal meliputi leksikal dari suatu kata pada kelas tertentu ke kata yang lain dengan kelas yang berbeda. Jenis bahasa yang digunakan adalah bahasa ilmiah, sehingga ilmu pengetahuan dapat dipisahkan dari pengaruh pemikiran manusia. Kata kerja ilmu pengetahuan digunakan untuk deskripsi objektif pada preferensi kata kerja pasif dan abstrak. Tujuannya untuk menghindari cara pandang manusia yang rentan mengalami kesalahan dalam memikirkan cara kerja dunia.[11]

Sumbangsih pemikiran[sunting | sunting sumber]

Linguistik fungsional sistemik[sunting | sunting sumber]

Linguistik fungsional sistemik merupakan salah satu pendekatan analisis kebahasaan yang memandang bahasa sebagai suatu semiotika sosial. Pendekatan ini merupakan gagasan dari Halliday. Linguistik fungsional sistemik disebut juga sebagai pendekatan struktural-fungsional karena analisisnya meliputi struktur bahasa dan fungsi bahasa. Struktur bahasa yang dikaji khususnya leksikogramatika, sementara fungsi bahasa dikhususkan pada wacana yang berkaitan dengan konteks.[12]

Linguistik fungsional sistemik yang dipelopori oleh Halliday mulai banyak dimanfaatkan dalam kajian linguistik di dunia pada periode tahun 1960-an. Di dunia Barat, teori-teori Halliday digunakan pada linguistik terapan khususnya pada pengajaran bahasa. Dua pendekatan mengajar yang merupakan hasil pengembangan dari pemikiran Halliday ialah pendekatan komunikatif dan pendekatan berbasis teks.[13] Pendekatan komunikatif mengaitkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.[14] Halliday membagi fungsi bahasa menjadi tujuh, yaitu fungsi instrumental, regulasi, representasional, interaksional, personal, heuristik, dan imajinatif.[15] Pembagian fungsi bahasa ini dikemukakannya dalam bukunya yang berjudul Language Structure and Language Function. Buku ini diterbitkan pada tahun 1972 dengan pokok bahasan yaitu peranan bahasa secara sosiolinguistik.[16]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ The Editors of Encyclopaedia Britannica (17 Desember 2021). "Michael Halliday". britannica.com. Diakses tanggal 16 Desember 2021. 
  2. ^ Safnil (2010). Pengantar Analisis Retorika Teks (PDF). Bengkulu: FKIP UNIB Press. hlm. 43. ISBN 979-25-0775-2. 
  3. ^ Yudhistira (22 September 2021). "M.A.K. Halliday: Linguistik Fungsional Sistemik". narabahasa.id. Diakses tanggal 17 Desember 2021. 
  4. ^ Anwar, Miftahulkhairah (2010). "Asumsi-Asumsi Linguistik Fungsional bagi Pengajaran Sintaksis" (PDF). Prosiding Seminar Nasional: Idiosinkrasi Pendidikan Karakter Melalui Bahasa dan Sastra. Keppel Pres Yogyakarta: 5. ISBN 978-979-3075-79-2. 
  5. ^ Rohana dan Syamsuddin (2015). Analisis Wacana (PDF). Makassar: CV. Samudra Alif Mim. hlm. 25. ISBN 978-602-73810-1-8. 
  6. ^ Fauzan, Umar (2016). Analisis Wacana Kritis: Menguak Ideologi dalam Wacana (PDF). Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta. hlm. 9. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-12-15. Diakses tanggal 2021-12-16. 
  7. ^ Suhartina (2018). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi: Terampil Berbahasa Melalui Pembelajaran Berbasis Teks (PDF). Makassar: Penerbit Aksara Timur. hlm. 123. ISBN 978-602-5802-13-3. 
  8. ^ Yuliantoro, Agus (2020). Herawati, Nanik, ed. Analisis Pragmatik (PDF). Klaten: Unwidha Press. hlm. 14. ISBN 978-602-60734-3-3. 
  9. ^ Jumadi (2017). Rafiek, M., ed. Wacana, Kekuasaan, dan Pendidikan Bahasa (PDF). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. 15. ISBN 978-602-229-824-3. 
  10. ^ Nurwardani, P., dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia (PDF). Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. hlm. 15. 
  11. ^ Anwar, Khoirul (2017). Wardhono, Agus, ed. Mengenali Artikel Penelitian Pada Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris (PDF). Gresik: UMG Press. hlm. 11–12. ISBN 978-602-50707-6-1. 
  12. ^ Sukarno (2020). Realisasi Metafungsi, Konteks Situasi dan Struktur Generik Teks Khotbah Jumat pada Empat Masjid di Kota Jember (PDF). Jember: UPT Percetakan dan Penerbitan Universitas Jember. hlm. 10. ISBN 978-623-7226-80-2. 
  13. ^ Wiratno, Tri (2018). Pengantar Ringkas Linguistik Sistemik Fungsional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. v–vi. ISBN 978-602-229-932-5. 
  14. ^ Hamidah (2017). Filsafat Pembelajaran Bahasa: Perspektif Strukturalisme dan Pragmatisme (PDF). Bantul: Naila Pustaka. hlm. 112. ISBN 978-602-1290-43-9. 
  15. ^ Nuryani, Isnaniah, S., dan Eliya, I. (2021). Hudaa, Syihaabul, ed. Sosiolinguistik dalam Pengajaran Bahasa Berbasis Multikultural: Teori dan Praktik Penelitian (PDF). Bogor: Penerbit IN MEDIA. hlm. 55. ISBN 978-623-7218-49-4. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-12-16. Diakses tanggal 2021-12-16. 
  16. ^ Windia, W., dkk., ed. (2009). Pemikiran Kritis Guru Besar Universitas Udayanan Bidang Sastra dan Budaya. Denpasar: Udayana University Press. hlm. 16.