Meunara, Indrapuri, Aceh Besar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Meunara
Negara Indonesia
ProvinsiAceh
KabupatenAceh Besar
KecamatanIndrapuri
Kode Kemendagri11.06.03.2023
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

Meunara adalah gampong di kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Indonesia.

Kondisi Gampong[sunting | sunting sumber]

Gampong Meunara merupakan salah satu Gampong yang berada dalam Kemukiman Reukih Kecamatan Indrapuri kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh yang terletak  berada sebelah Utara Pusat kecamatan Indrapuri, Gampong Meunara merupakan Gampong yang memiliki areal Persawahan dan perkebunan yang sangat potensial dan strategis mudah dijangkau dan subur  dan lahan persawahan dapat di manfaatkan sepanjang tahun oleh masyarakat di karenakan penyediaan air untuk persawahan mencukupi hal ini disebakan oleh saluran irigasi yang  terbangun secara menyeluruh di areal persawahan, dan juga pasokan air dari aliran saluran utama Krueng Jreu dapat di akses, untuk sektor Perkebunan masyarakat masih mengandalkan tanaman keras seperti langsat, mangga dan rambutan yang di tanam secara trasidional  dan modern dalam jumlah yang merata dan teratur dalam areal perkebunan, sebahagian besar mata pencaharian masyarakat gampong Meunara dalah sebagai petani, pekebun dan peternak dengan memanfaatkan lahan persawahan, dan perkebunan. Hanya sebahagian kecil saja yang bekerja sebagai Pegawai Negeri, pegawai swasta maupun pedagang.Jarak tempuh gampong Meunara Kepusat kecamatan ± 2 km dengan kondisi jalan yang sangat bagus di bangun oleh Pemerintah daerah Aceh Besar yang bersumber dari dana OTSUS tahun 2010 sepanjang 2000 meter sehingga memudahkan bagi warga untuk mengakses sampai kepusat kecamatan, tetapi kondisi jalan dalam permukiman Gampong saat ini sangat memperihatinkan, kondisi permukaan jalan tanah dan dengan kontur yang sangat rendah sehingga pada saat musim hujan selalu di genangi air dan becek dikarnakan system sanitasi gampong terutama Salura / Drainase yang kurang memadai.

Batas[sunting | sunting sumber]

. Batas Wilayah Gampong·   Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Seureumo·   Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong Lam Ilie Ganto·   Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Krueng Aceh·   Sebelah Barat berbataan dengan Gampong Lingom

Kondisi Geografis[sunting | sunting sumber]

Banyak curah hujan                                                :   -·   Ketinggian tanah dari permukaan laut                    : 3,10 meter·   Suhu udara rata-rata                                                : 28 °C ( sedang )·   Topografi                                                                : Dataran Tinggi·   Drainase                                                                  : 5.000 Meter·   Panjang jalan kecamatan                                         : 1.000 Meter·   Panjang jalan Gampong                                          : 1.000 Meter·   Panjang jalan setapak                                              : 700 Meter·   Jalan Usaha Tani                                                     : 2.500 Meter·  

  • Saluran Irigasi Tersier: 1.300 Meter

Kondisi Fisik dan Geologis Gampong[sunting | sunting sumber]

            Wilayah gampong Meunara secara umum memiliki ciri geologis berupa dataran rendah yang cocok untuk tanaman jenis padi,palawija,buah-bdan tempat budidaya ikan air tawar, daerah ini terhitung mudah menyerap air, musim penanaman padi dapat di lakukan 2 (dua) kali dalam setahun, semua lahan digunakan untuk bercocok tanam padi yang menghasilkan produksi padi dengan kualitas tinggi.

Jarak ke Pusat Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

a.          Kepusat Pemerintahan Mukim1.      1,5 km2.      20  Menit
b.      Pusat Kecamatan1.      2    km2.      25  Menit
c.       Pusat Kabupaten/Kota1.  30      km2.  1,5     jam
d.      Pusat Provinsi ( Banda Aceh )1.  23    km2.  1      jam
e.       Provinsi terdekat  ( Sumatera Utara )1.      600  km2.      10    jam


Luas wilayah[sunting | sunting sumber]

              Gampong Meunara memilki Luas Wilayah ± 112,2 Ha yang meliputi area pemukiman penduduk,persawahan dan tanah kebun masyarakat, berikut adalah pembagian wilayah sesuai pemanfaatan lahannya:Tabel    1: Pemamfaatan Lahan Gampong

No Pemamfaatan Lahan Luas Lahan (ha) Keterangan
1. Area pusat gampong 3,1    Ha Berfungsi
2. Area Permukiman 1,8    Ha Berfungsi
3. Area Pertanian ( sawah dengan irigasi dan Tadah Hujan ) 70     Ha Berfungsi
4. Area  Perkebunan 24     Ha Berfungsi
5. Area Kuburan 0,8     Ha Berfungsi
6. Tanah Kas Gampong 2,5     Ha Berfungsi
7. Areal Lainnya 9,9     Ha Berfungsi Sebagian
Total Luas Lahan 112,2     Ha

Pembagian Dusun[sunting | sunting sumber]

Gampong Meunara Dibagi menjadi 3 (tiga ) Dusun yang masing masing dipimpin oleh Kepala Dusun adalah sebagai berikut:

1. Dusun Jurong Raya                                Luas               :  30     Ha

2. Dusun Tgk.Ibrahim                                Luas               :  59     Ha

3. Dusun Waki Raden                                Luas               :  31     Ha

Lembaga Kemasyarakatan[sunting | sunting sumber]

Tabel  2 : Lembaga Kemasyarakatan Gampong

NO LEMBAGA SATAUS JUMLAH ANGGOTA
1 Pemerintah Gampong Aktif 5 Orang
2 Tuha Peut Gampong Aktif 8 Orang
3 Posyandu Aktif 3 Orang
4 Kelompok Ternak Aktif 30 Orang
5 Kelompok Tani Aktif 60 Orang
6 Kelompok / SPP Aktif 20 Orang
7 Organisasi pemuda Aktif 40 Orang
8 Organisasi perempuan / PKK Aktif Seluruh Ibu-ibu
9 Kelompok Gotong Royong Aktif 3 Kelompok
10 Baitul Mal Gampong Aktif 5 Orang
11 Bina Keluaga Balita Aktif 19 Orang
12 Beut Al-Quran Bakda Magrib Aktif 5 Lokasi
13 BUMG Aktif 5 Orang
14 KPMD Aktif 2 Orang
15 TPA Aktif 8 Orang

Keadaan Pembangunan[sunting | sunting sumber]

Pelaksanaan pembangunan gampong Meunara dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan meski belum maksimal hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:-       Terbatasnya dana yang dialokaskan untuk gampong.-       Terbatasnya Pendapatan Asli Gampong-       Pola pembangunan partisipatif belum sepenuhnya berjalan-       Kurangnya Sumber Daya Manusia di gampong-       Kurangnya Sumber Daya Alam
Untuk melihat tingkat pembangunan yang sudah dicapai gampong Meunara sampai saat ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel  3 :Perkembangan Pembangunan gampong pada tahun 2008 s/d 2010

No Jenis Pembangunan / Kegiatan Periode Sumber Dana Volume Kondisi Saat Ini
1. Pembangunan Meunasah 2008 ADG 12 X 9 M Belum selesai/ sudah di fungsikan
2. Saluran irigasi 2008 PNPM MP 3000 M Rusak
3. Pembangunan jalan rabat beton 2009 BKPG 200 M Selesai / bagus
4. Pengerasan jalan lingkar 2009 BKPG 200 M Selesai / bagus
5. Pembangunan saluran drainase 2009 ADG 200 M Selesai / bagus
6. Bangun toko Gampong BUMG 2010 ADG/BKPG 5 Pintu Selesai / bagus

Sarana dan Inventaris[sunting | sunting sumber]

Tabel  4 : Sarana Dan Inventaris Gampong

NO SARANA VOLUME KONDISI SAAT INI
1 Kantor Geuchik 1 Unit Baik
2 Meunasah 1 Unit Baik
3 Gedung PKK 1 Unit Rusak Berat
4 Pukesmas pembantu 1 Unit Rusak Berat
5 WC Umum 6 Unit Rusak
6 Poskamling 1 Unit Rusak
7 Telepon Umum 2 Unit Baik
8 Printer 1 Unit Baik
9 Mesin Ketik 1 Unit Rusak
10 Lemari Fieling 2 Unit Rusak ringan
11 Tratak 1 Unit Rusak
12 Peralatan Masak / PKK Baik
13 Pengeras Suara 1 Unit Rusak
14 Kendaraan Dinas Geuchik 1 Unit Baik
15 Komputer 1 Unit Rusak ringan
16 PAUD 1 Unit Rusak Berat
17 Balai Pengajian 1 Unit Rusak Berat

Sejarah Gampong[sunting | sunting sumber]

Asal Usul Gampong[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan hasil wawancara dengan satu orang tokoh masyarakat Gampong Meunara yang mempunyai kapasitas keakuratan data yang dapat dijadikan bahan penelusuran sejarah mengatakan bahwa: sekitar tahun 1820-an asal nama Gampong Meunara sudah ada sejak tahun 1820-an yang diadopsi dari kata Melahra yang artinya dalam bahasa Indonesia terpelihara atau aman, sehingga diberi nama dan dimodifikasi menjadi Meunara, sekitar tahun 1920-an penulisannya menjadi Meunara, mengenai kapan berdirinya Gampong Meunara sampai saat ini belum diketahui Pasti(Sumber: tgk. M.Ali/77 tahun 

Sejarah Pemerintahan Gampong[sunting | sunting sumber]

Pada tahun (1910–1932) Gampong dipimpin oleh Keuchik Ali yang pada saat itu masih dalam penjajahan kolonial Belanda.kemudian dilanjutkan oleh kechik Mahmud (1932–1940), pada saat itu masih dalam penjajahan Belanda. Kemudian pada saat Jepang mulai masuk tahun 1940 Gampong dipimpin oleh Keuchik Ismail hingga Indonesia sudah merdeka pada tahun 1945, pada tahun 1960  digantikan oleh Waki Raden hingga tahun 1977 , kemudian Kekuasaan Gampong beralih kepada Muhammad Is hingga tahun 1989, pada  tahun 1989 Gampong sudah diganti sebutannya menjadi Desa. Dan pimpin oleh M.Yusuf Yatim hingga tahun 1991, selanjutnya gampong kembali dipimpin oleh Muhammad Is hingga tahun 1996, kondisi pemerintahan mengalami puncak ketegangan akibat konflik antara Gerakan Aceh Merdeka dan Republik Indonesia, baru pada tahun 2004 kondisi menurun setelah Aceh luluh lantak akibat Gempa 8,9 SR dan dihantam Gelombang Tsunami tepatnya pada tanggal 26 Desember 2004. Pada tanggal 15 Agustus 2005 dilakukan perjanjian damai antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka di Helsinki Finlandia yang menjadi penengah/mediator adalah Martti Ahtisaari merupakan mantan dari Presiden Finlandia yang menjabat sebagai Ketua Dewan Direktur Crisis Management Initiative Fasilitator proses negosiasi. Kondisi Provinsi Aceh sudah mulai normal,  pada saat kondisi ini gampong dipimpin oleh H.Murtadha Ar. Periode (1996–2006). Dan pada tahun 2006 dilakukan pemilihan Keuchik Gampong  yang kemudian Gampong di pimpin oleh Suryadi,S.Ag dan Sekretaris dijabat oleh Darmansyah,Bendahara Gampong Mujahiddin, tetapi pada  pertengahan tahun 2012 masyarakat gampong Meunara kembali berpesta demokrasi dalam menentukan pemimpin gampongnya, sehingga Keuchik Suryadi,S.Ag terpilih kembali untuk kedua kali  memimpin gampong Meunara sebagai keuchik, Sekretaris Gampong dijabat oleh Suryadi Dahlan, serta Bendahara Gampong oleh dijabat  Syukri Rusdi jadi sampai dengan saat ini sudah 9 (Sembilan ) orang yang memimpin Gampong Meunara. Pada Akhir tahun 2013 juga kembali perombakan kabinet Tuha Peut Gampong yang berjumlah lima orang, ketua tuha peut  dijabat oleh Mujahiddin serta Helmi, Muzakkir, Nilawati, dan Nuraini sebagai anggota tuha peut ( Sumber: Tgk.M.Ali/89 tahun, Tgk.Zulkifli Hs/75 tahun dan Tgk. Zulkifli B/70 Tahun):  Tabel            5 : Sejarah Pemerintahan Gampong1.             Periode masa penjajah belanda Gampong Meunara di Pimpin oleh► Keuchik M.Ali► Keuchik Mahmud► Keuchik Ismail2.             Periode Tahun 1910 – 1932Pada tahun 1910 – 1932 gampong meunara di pimpin oleh keuchik M.Ali dengan pemerintahan pada saat itu mengikuti peraturan yang di buat oleh pemerintahan Hindia belanda yang saat itu masih berkuasa di seluruh wilayah indonesia aturan yang diberlakukan di kenal dengan sebutan INDISCHE STAATSREGERING (IS) pasal 182 IS yaitu peraturan yang mempertegas tentang pemberlakuan Otonomi terhadap Hindia Belanda di seluruh wilayah gampong, dengan masa jabatan keuchik tidak menentu dan tanpa batasan.Kemudian pada tahun 1940, pada masa penjajahan jepang pemerintahan gampong di berlakukan aturan baru yang dalam bahasa jepang di sebut OSAMU SEIRE; No 7 Tahun 1944 peraturan ini mengatur tentang masa jabatan keuchik 4 Tahun sekali serta sudah adanya struktur dan lembaga gampong.Pemerintahan keuchik Mahmud berjalan sampai dengan tahun 1945, pada masa ini roda pemerintahan gampong sudah berjalan dengan baik di antara sudah adanya ketentuan tertentu yang mengatur tentang sistem pemerintahan serta telah dibuat beberapa peraturan atau lebih dikenal dengan sebutan Reusam yang berlaku untuk seluruh masyarakat, Reusam yang di buat diantaranya tentang penunjukan keuchik dengan cara musyawarah, adanya adat turun sawah, penentuan masa pemilihan keuchik selama 5 tahun sekali.3.              Periode Tahun 1945-1960Pada masa ini Gampong Meunara dipimpin Oleh Keuchik Ismail pemerintahan keuchi M.Ali Isa mengikuti aturan yang sudah berlakudan bejalan di masyarakat, pada masa ini pembangunan gampong sudah mulai terlihat karena sudah adanya dukungan dari pemerintahan daerah terutama untuk membangun sarana dan prasarana misalnya kantoe Keuchik dan perbaikan jalan gampong sedangkan untuk pembangunan lain pada masa ini dilakukan dengan swadaya dari masyarakat baik tenaga maupun harta.4.           Periode Tahun 1960-1977Pada tahun 1960-1977 Meunara di pimpin Oleh keuchik Waki Raden dan di bantu oleh sekdes yang bernama M.Ali Usman.5.              Periode Tahun 1977-1989Selama kurun waktu 12 (dua belas) tahun atau dalam masa 2 (dua) periode desa Meunara di pimpin oleh keuchik Muhammad Is, pada masa ini keadaan keamanan aceh sangat tidak kondusif di akibatkan oleh konflik yang panjang sehingga sangat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan pembangunan juga kegiatan lainnya.Keadaan ini di perparah dengan letak desa meunara di daerah pedalaman sehingga sangat sulit bagi aparatur desa untuk mengendalikan keadaan, pada masa ini roda pemerintahan nyaris tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan karena kekhawatiran akan keselamatan jiwa namun pada masa ini seluruh Stuktur Aparatur desa juga terisi.6.                 Periode Tahun 1996-2006Gampong  Meunara di pimpin oleh keuchik H.Murtadha AR selama pemerintahan ini keadaan Aceh juga masih dalam konflik kendati demikien roda pemerintahan tetap dijalankan semaksimal mungkin aparatur

NO. TAHUN KEUCHIK KONDISI PEMERINTAHAN NARA SUMBER

1 sebelum 1932 kechik Ali Masa Penjajahan Belanda Tgk.M.Ali/Nuren
2 1932  - 1940 Tgk .Mahmud Masa Penjajahan Belanda Tgk.M.Ali/Nuren
3 1940 - 1960 Tgk.Ismail Masa Penjajahan Jepang / Kemerdekaan Tgk.M.Ali/Nuren
4 1960 - 1977 Waki Raden DI -TII, Revolusi PKI Tgk.M.Ali/Nuren
5 1977 - 1998 Muhammad Is Berjalan Baik Tgk.M.Ali/Nuren
6 1998 - 1991 M.Yusuf Yatim Berjalan Baik Tgk.Zulkifli
7 1991 - 1996 Muhammad Is Berjalan Baik Tgk.Zulkifli
8 1996 - 2006 H.Murthada Komplik RI - GAM, Gempa / Tsunami Darmansyah
9 2006 - 2012 Suryadi,S.Ag Berjalan Baik / Damai Tgk.Zulkifli
10 2012 - Sekarang Suryadi,S.Ag Berjalan Baik / Damai SURYADI M.DAHLAN

Demografi[sunting | sunting sumber]

Penduduk Gampong Meunara sebagian besar adalah penduduk asli gampong (Pribumi) dan sebagiannya adalah pendatang yang namun relatif sangat sedikit karena pada umumnya adalah pendatang yang menikah dengan penduduk pribumi dan menetap di Meunara, Jumlah penduduk saat ini 267 Jiwa penduduk tetap dengan jumlah pemilih yang terdaftar 186 orang.

Referensi[sunting | sunting sumber]