Metode Sokrates

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Metode Sokrates (disebut pula metode dialektika atau metode kebidanan) adalah sebuah metode yang digunakan oleh Sokrates untuk mengungkapkan kebenaran-kebenaran universal pada individu melalui percakapan dan dialog. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui isi dari pikiran atau jiwa manusia.[1] Sokrates memberikan pemahaman filsafat dengan memberikan kesadaran kepada orang lain mengenai sesuatu yang telah dipahaminya. Metode Sokrates merupakan salah satu metode filsafat.[2] Perumpamaan proses filsafat dalam metodenya ialah seperti bidan yang membantu persalinan. Pemberian perumpamaan ini dipengaruhi oleh pekerjaan ibunya sebagai bidan. Asumsi yang digunakan oleh Sokrates dalam metodenya ialah bahwa manusia memiliki pengetahuan bawaan.[3]

Penamaan[sunting | sunting sumber]

Metode pengungkapan kebenaran yang dilakukan oleh Sokrates dikenal dengan dua nama yaitu metode dialektika atau metode kebidanan. Penamaan metode dialektika digunakan karena dalam mencari kebenaran objektif, Sokrates memanfaatkan dialog untuk percakapan. Tujuannya untuk menghasilkan kesimpulan-kesimpulan atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan diajukan untuk memperoleh pendapat-pendapat. Jawaban dari pertanyaan pertama dijadikan sebagai hipotesis, sementara jawaban-jawaban berikutnya dijadikan sebagai konsekuensi logis.[4]

Sementara penamaan sebagai metode kebidanan dikarenakan Sokrates menganggap dirinya sebagai bidan pengetahuan dan pemikiran. Penamaan ini berasal dari pekerjaan ibu Sokrates yeng merupakan seorang bidan. Sokrates menyadari bahwa dirinya kurang mengetahui hal-hal mendasar dari pengetahuan. Dengan menjadi bidan, ia mampu mengetahui potensi pemahaman sejati terhadap jiwanya sebagai manusia. Ia meyakini bahwa intisari benda-benda dapat diketahui oleh jiwa manusia. Ketidaktahuan manusia atasnya disebabkan adanya pemahaman semu. Karenanya, manusia perlu membuka pengetahuan semu tersebut lalu membongkar, membersihkan dan melahirkannya kembali. Kegiatan ini dianggap hanya dapat dilakukan oleh bidan.[5]

Proses[sunting | sunting sumber]

Sokrates mengartikan filsafat sebagai proses memperoleh pengertian untuk mencapai kebajikan. Proses yang digunakan dalam metode Sokrates ialah pengamatan. Suatu hal dapat diberi pengertian dengan melakukan pengamatan terhadap tingkah laku yang berkaitan. Contoh yang diberikannya ialah keberanian dan kebaikan. Keberanian hanya dapat dipahami dengan mengamati tindakan-tindakan yang dianggap berani. Sementara kebaikan dipahami melalui pengamatan terhadap tindakan yang dianggap baik.[6]

Pengaruh[sunting | sunting sumber]

Metode Sokrates mempengaruhi metode induktif secara de facto.[7] Sokrates membandingkan berbagai kasus yang terjadi untuk memperoleh pengertian yang bersifat umum dan mendasar dalam bentuk kesimpulan. Metode induksi ini merupakan pendekatan berpikir dari sesuatu yang khusus menjadi sesuatu yang umum. Hakikat dari kasus-kasus yang terjadi diketahui melalui proses menyimpulkan keseluruhan kasus.[8]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Waris (2014). Rofiq, Ahmad Choirul, ed. Pengantar Filsafat (PDF). Ponorogo: STAIN Po Press. hlm. 10. 
  2. ^ Sudiantara, Yosephus (2020). Filsafat Ilmu Pengetahuan: Bagian pertama, Inti Filsafat Ilmu Pengetahuan (PDF). Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata. hlm. 65. ISBN 978-623-7635-46-8. 
  3. ^ Ibrahim, Duski (2017). FIlsafat Ilmu: Dari Penumpang Asing untuk Para Tamu (PDF). Palembang: NoerFikri. hlm. 51. ISBN 978-602-6318-97-8. 
  4. ^ Sumanto, Edi (2019). Sartono, Oki Alek, ed. Filsafat Jilid I (PDF). Bengkulu: Penerbit Vanda. hlm. 90. ISBN 978-602-6784-91-9. 
  5. ^ Lubis, Nur A. Fadhil (2015). Pengantar Filsafat Umum (PDF). Medan: Perdana Publishing. hlm. 22–23. ISBN 978-602-6970-02-2. 
  6. ^ Nawawi, Nurnaningsih (2017). Sabri, Muhammad, ed. Tokoh Filsuf dan Era Keemasan Filsafat Edisi Revisi (PDF). Makassar: Pusaka Almaida. hlm. 5. ISBN 978-602-6253-53-8. 
  7. ^ Hidayat, Ainur Rahman (2018). Afandi, Moh., ed. Filsafat Berpikir: Teknik-Teknik Berpikir Logis Kontra Kesesatan Berpikir (PDF). Pamekasan: Duta Media Publishing. hlm. 11. ISBN 978-602-6546-55-5. 
  8. ^ Kristiawan, Muhammad (2016). Hendri, L., dan Juharmen, ed. Filsafat Pendidikan: The Choice Is Yours (PDF). Yogyakarta: Penerbit Valia Pustaka Jogjakarta. hlm. 71. ISBN 978-602-71540-8-7.