Menyimak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Keterampilan berbahasa mencakup empat kegiatan yang meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca.

Salah satu kegiatan yang paling penting namun sering ditinggalkan adalah kegiatan keterampilan meyimak. Kegiatan menyimak saling berhubungan dengan satu sama lain. Menyimak merupakan kegiatan meresepsi, mengolah, serta menginterpretasi suatu permasalahan dengan melibatkanpancaindera seseorang. Menyimak berhubungan dan bermanfaat dengan menyimak dan berbicara, menyimak dan membaca, berbicara dan membaca, serta ekspresi lisan dan ekspresi tulis.

Tahap-tahap menyimak[sunting | sunting sumber]

Kegiatan meyimak memerlukan proses dan tahapan yag perlu diperhatikan dan dilakukan ketika melakukan diskusi, tahapan-tahapan tersebut meliputi:

  • Menyimak secara nalar, yang dilakukan secara berkala saat seseorang terlibat dalam suatu pembicaraan
  • Mendengarkan secara intensional, mendengarkan secara dangkal atau sungguh-sungguh untuk memperoleh informasi yang jelas
  • Penyerapan absorpsi
  • menyimak sekali-kali, menyimak secara sebentar-sebentar di mana perhatian seseorang tidak terlalu fokus pada topik
  • menyimak asosiatif
  • menyimak secara arif, menemukan pikian atau pendapat pembicara

Faktor-faktor Pengaruh Menyimak[sunting | sunting sumber]

  • Faktor fisik seseorang sangat berpengaruh dalam kegiatan menyimak yang dilakukan oleh seseorang, misalnya seseorang harus berada dalam keadaan sehat dan pada lingkungan yang mendukung ketika melakukan keguatn menyimak.
  • Faktor psikologis seseorang sangat berpengaruh dalam melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi seseorang ketika melakukan kegiatan menyimak, seperti rasa simpati dan empati, keegoisan, kurang luasnya pandangan, kebosanan, dan sikap yang tidak layak dalam kegiatan tersebut.
  • Faktor Pengalaman pertumbuhan dan perkembangan pengalaman seseorang juga menentukan kesuksesan kegiatan menyimak.
  • Kebiasaan kebiasaan seseorang dapat menentukan kesuksesan kegiatan menyimak karena jika seseorang terbiasa menyimak dengan melompat-lompat atau tidak secara utuh, akan sulit untuk menangkap isi dari informasi yang diberikan.

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  • Dr. Henry Guntur Tarigan (1980). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung. 
  • Herry Hermawan (2012). Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.