Membaca cepat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Latihan mata untuk membaca cepat

Membaca cepat adalah sebuah teknik membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya.[1] Rata-rata orang dengan pendidikan setingkat sekolah tinggi membaca sekitar 300 kata per menit, berarti bahan itu tidaklah bersifat teknis. Di sisi lain, pembaca cepat dapat membaca lebih dari 1000 kata per menit.[butuh rujukan]

Pengukuran membaca cepat baru sangat berarti bila digabungkan dengan informasi seberapa tinggi pemahaman teks itu oleh pembacanya. Diketahui bahwa orang dengan kemampuan membaca cepat yang lebih tinggi juga memiliki pemahaman yang lebih tinggi. Malahan yang mengejutkan, seseorang biasanya memperbaiki pemahamannya seiring dengan kemampuan membaca cepatnya.[butuh rujukan]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Kebutuhan membaca cepat di dunia modern pertama kali ditunjukkan oleh Royal Air Force. Selama Perang Dunia I, mesin takhitoskop dibuat untuk menghasilkan cahaya penanda sebuah pesawat tempur. Pilot pesawat lain perlu mengenali tanda yang dihasilkan dengan cepat untuk mengetahui apakah pesawat tersebut milik lawan atau sekutu.[2]

Teknik membaca cepat pertama kali diperkenalkan oleh Evelyn Wood sebagai "reading dynamics"[3] dalam kuliahnya di Universitas Utah sejak 1959. Dia menemukan teknik ini ketika bekerja sebagai konselor siswi di sebuah SMA di Kota Salt Lake. Awalnya, dia mengadakan sebuah program untuk membantu meningkatkan kemampuan membaca siswanya agar dapar mengikuti pelajaran dengan baik. Program tersebut berhasil tetapi dia masih ingin mencari cara agar kemampuan membaca mereka lebih meningkat. Saat itu, para ahli menganggap kemampuan membaca tertinggi adalah 1000 kata per menit. Evelyn memberikan sebuah makalah kepada seorang profesor dan profesor tersebut langsung menyelesaikannya dalam waktu singkat. Evelyn memperkirakan kemampuan baca profesor itu 2500 kata per menit. Dia kemudian mengadakan percobaan terhadap 53 pembaca tercepat di masa itu tetapi tidak menemukan teknik yang berlaku universal. Pada suatu hari di tahun 1958, Evelyn membaca sebuah tulisan. Dalam proses membcaca, dia mendapati bahwa dia dapat membaca dengan cepat jika dia mengikuti gerakan tangannya. Dia lalu memperkenalkan tekniknya di kuliah-kuliah. Evelyn juga mendirikan Institut Dinamika Membaca Evelyn Wood di Washington D.C. pada 1959.[4]

Jimmy Carter and putrinya Amy ikut dalam kursus membaca cepat.

Presiden AS John F. Kennedy mendukung membaca cepat dan menganjurkan para staf Gedung Putih untuk mengikuti kursus. Diperkirakan, kemampuan bacanya adalah 1,200 kata per menit.[5] Presiden AS lainnya, Richard Nixon menugaskan beberapa stafnya untuk mengikuti kursus di Institut Dinamika Membaca Evelyn Wood. Langkah ini juga diikuti oleh Presiden Jimmy Carter.[6]

Kemampuan membaca[sunting | sunting sumber]

Kemampuan membaca dapat dihitung dengan rumus berikut:[7]

Berdasarkan penelitian, jumlah kata yang terbaca dalam sekali pandang (fiksasi) manusia adalah 4,4 kata.[8]

Teknik[sunting | sunting sumber]

Gerakan mata seorang pembaca cepat

Terdapat beberapa teknik dalam membaca cepat, yaitu:[9]

  1. Baca pilih (selecting) adalah teknik membaca cepat dengan cara memilih bahan bacaan dan atau bagian (bagian-bagian) bacaan yang dianggapnya relevan, atau berisi informasi fokus yang ditentukannya
  2. Baca lompat (skipping) adalah teknik membaca cepat dengan cara menemukan bagian atau bagian-bagian bacaan yang relevan, melampaui atau melompati bagian-bagian lain
  3. Baca layap (skimming) adalah teknik membaca cepat dengan cara membaca sekilas untuk mendapatkan suatu informasi dari bacaan. Skimming dilakukan untuk melakukan pembacaan cepat secara umum dalam suatu bahan bacaan. Dalam skimming, proses membaca dilakukan secara melompat-lompat dengan melihat pokok-pokok pikiran utama dalam bahan bacaan sambil memahami tema besarnya. Selain untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah teks
  4. Baca tatap (scanning) adalah teknik membaca cepat dengan cara membaca suatu bacaan dengan sangat cepat

Faktor[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa faktor yang menghambat membaca cepat:[7][10]

  1. Kosakata yang kurang
  2. Regresi - membaca kembali bahan yang sama secara berulang
  3. Subvokalisasi - melafalkan kata di pikiran ketika membacanya
  4. Persepsi yang salah - bisa karena gerakan mata yang salah atau masa persepsi yang lambat
  5. Menelusuri bacaan dengan alat
  6. Membaca per kata
  7. Pergerakan anggota tubuh

Tampubolon (1987) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca cepat:[7]

  1. Kompetensi kebahasaan
  2. Fleksibilitas membaca
  3. Kemampuan mata
  4. Teknik dan metode membaca
  5. Penentuan informasi khusus
  6. Kebiasaan membaca

Kontroversi[sunting | sunting sumber]

Ahli pendidikan menganggap membaca cepat dapat menyebabkan pembaca kehilangan informasi penting dari bacaan.[11] Profesor Psikologi Mark Seidenberg menyatakan bahwa meningkatkan efisiensi dan kecepatan baca dengan teknik tertentu tidaklah mungkin. Jika mungkin, kecepatan baca akan "melebihi kecepatan cahaya".[12]

Sebuah teknik membaca cepat yang dikenal sebagai PhotoReading diklaim dapat meningkatkan kecepatan membaca hingga 25.000 kata per menit. McNamara menerbitkan analisis awal yang didanai oleh NASA untuk mengevaluasi apakah teknik ini dapat meningkatkan kecepatan membaca, pemahaman, dan efisiensi pengumpulan informasi. Ketika lima sampel bacaan dan tes pemahaman bacaan yang sama diberikan kepada peserta, didapati bahwa tidak ada keuntungan penggunaan teknik tersebut dalam waktu membaca atau pemahaman.[13]

Pada sebuah artikel di jurnal 'Psychological Science in the Public Interest' tahun 2016, penulis menyimpulkan bahwa tidak ada trik khusus agar dapat membaca lebih cepat tanpa kehilangan pemahaman selain berlatih membaca dan meningkatkan kemampuan bahasa seperti mengenali lebih banyak kosakata.[14] Trik-trik yang sering dipromosikan seperti menghilangkan suara saat membaca,[15] membaca lebih dari satu kata dalam suatu waktu,[16] menggunakan metode RSVP (Rapid Serial Visual Presentation), dan memberi warna di setiap garis bacaan[17] disebut tidak efektif menambah kemampuan baca.

Ronald Carver, seorang profesor psikologi dan riset pendidikan, mengklaim bahwa pembaca tamatan kuliah hanya dapat membca 600 kata per menit, paling tingginya dua kali lebih cepat daripada sesamanya mereka yang paling lambat. Dia juga berpikir bahwa klaim kemampuan baca Presiden Kennedy sebenarnya lebih ke kecepatannya memindai bacaan.[18] Ahli lain juga menyatakan bahwa membaca cepat sebenarnya adalah memindai, bukan membaca sesungguhnya.[19]

Pendapat paling negatif terhadap membaca cepat adalah bahwa teknik ini sebenarnya adalah penipuan oleh Evelyn Wood.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Yarni Sinin (2015). "Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Melalui Metode Gerak Mata Siswa Kelas X11 IPA A SMA Karunia Dipa Palu". Bahasantodea. 3 (1): 100. ISSN 2302-2000. 
  2. ^ Buzan, Tony (2006). The Speed Reading Book (dalam bahasa Inggris). BBC Active. hlm. 33. ISBN 978-1-4066-1021-5. Most early sources, however, were based on information from a rather unexpected source - the Royal Air Force. During the First World War air force tacticians had found that, when flying, a number of pilots were unable to distinguish planes seen at a distance. (...) They develop a machine called a tachistoscope, which flashes images for varying short spaces of time on a large screen. (...) To their surprise, they found that, with training, the average person was able to distinguish almost a specklike representasions of different planes when the images had been flashed on the screen for only one five-hundredth of a second. 
  3. ^ a b Spitznagel, Eric (21 September 2019). "How a Mormon housewife sold America the big speed-reading scam". New York Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 Desember 2020. 
  4. ^ Frank, Stanley D. (1994-06-06). Remember Everything You Read: The Evelyn Wood Seven-day Speed Reading and Learning Program (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. hlm. 37–40. ISBN 978-1-56619-402-0. 
  5. ^ "Fast Facts about John F. Kennedy | JFK Library". www.jfklibrary.org. Diakses tanggal 16 Desember 2020. 
  6. ^ Gelder, Lawrence Van (30 Agustus 1995). "Evelyn Wood, Who Promoted Speed Reading, Is Dead at 86 (Published 1995)". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 16 Agustus 2020. In time, President John F. Kennedy sent a dozen members of the White House staff to the Evelyn Wood Reading Dynamics Institute in Washington. President Richard M. Nixon sent 35 high-ranking members of his Administration, and President Jimmy Carter followed suit. 
  7. ^ a b c M.Pd, Andi Sahtiani Jahrir, S. Pd (2020-05-08). MEMBACA. Penerbit Qiara Media. ISBN 978-623-90474-9-8. 
  8. ^ Ojanpää, Helena; Näsänen, Risto; Kojob, Ilpo (1 Juni 2002). "Eye movements in the visual search of word lists". Vision Research (dalam bahasa Inggris). 42 (12): 1506–1507. doi:10.1016/S0042-6989(02)00077-9. ISSN 0042-6989. The estimate for the word identification span in a vertical direction was 4–5 character spaces (2.4–3.0°), i.e. the subjects were able to identify on average 4.4 vertically arranged words during a single fixation. 
  9. ^ Lutviatus Sofah (2013). "Penerapan Teknink Scanning Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SDN Sidoarjo". Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 1 (2): 3. ISSN 2252-3405. 
  10. ^ Iswara, Prana Dwija (2014-08-31). Teknik Membaca Buku Membuka-buka Buku. UPI Sumedang Press. ISBN 978-602-71181-2-6. 
  11. ^ Carver, R.P. (1992). "Reading rate: Theory, research and practical implications" (PDF). Journal of Reading. 36 (2): 93. Skipping words will prevent them from using their rauding process and force them into skimming or scanning. When students skim to get an overview, they lose equal amounts of important and unimportant information at their faster rates. 
  12. ^ Seidenberg, Mark (2017-01-03). Language at the Speed of Sight: How We Read, Why So Many Can't, and What Can Be Done About It (dalam bahasa Inggris). Basic Books. ISBN 978-0-465-08065-6. What is claimed cannot be true given basic facts about eyes and texts. Unless we redefine reading as rapid page turning, deleting the bit about comprehension, people are as likely to read thousands of words per minute as they are to run faster than the speed of light. 
  13. ^ McNamara, Danielle S. (2000). Preliminary Analysis of Photoreading. hlm. 4, 11.
  14. ^ Rayner 2016, hlm. 29.
  15. ^ Rayner 2016, hlm. 23.
  16. ^ Rayner 2016, hlm. 6.
  17. ^ Rayner 2016, hlm. 28.
  18. ^ Noah, Timothy (19 Februari 2000). "The 1,000-Word Dash". Slate Magazine (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 Desember 2020. Carver thinks all three of these examples are bunk. JFK, he says, probably read 500-600 words a minute—that’s very fast—and perhaps could skim 1,000 words per minute. But skimming isn’t reading. (...) At Carver’s direction, the 16 brainiacs read passages from Reader’s Digest condensed editions under controlled conditions: None of them could read faster than 600 words per minute and retain more than 75 percent of the information contained in the texts. From this, Carver concluded that the fastest college-level reader will read, at best, twice as fast as the slowest college-level reader. 
  19. ^ Carroll, Robert Todd. "speed-reading". the skeptic's dictionary. Diakses tanggal 16 Desember 2020. 

Bacaan[sunting | sunting sumber]