M.H. Lukman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 April 2013 17.22 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q6712646)
Berkas:Mh lukman.jpg
MH Lukman

M.H. Lukman atau nama panjang Muhammad Hatta Lukman (lahir Tegal, Jawa Tengah, 1920 - wafat pada tahun 1965) adalah tokoh komunis Indonesia. Ia adalah Wakil Ketua Central Committee Partai Komunis Indonesia. Ia dihukum mati pada tahun 1965, diduga di Jakarta, tanpa kejelasan hukum karena ia dianggap telibat dalam pemberontakan yang dilakukan oleh Letkol. Untung dan kawan-kawan serta PKI, sehingga dianggap bertanggung jawab atas peristiwa Gerakan 30 September oleh rezim Orde Baru.

Masa kecil

Ayah Lukman adalah seorang kyai, yang konon aktif di Sarekat Rakyat. Pada tahun 1926 ayah Lukman, Haji Muchlas melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Kolonial Belanda dan kemudian dipenjarakan karena peristiwa pemberontakan itu. Pada tahun 1929 Haji Muchlas dan keluarganya, termasuk Lukman kecil bersama adiknya ikut dibuang ke kamp tahanan Boven Digul, Papua Barat. Lukman, yang saat itu baru berusia 9 tahun, ikut dalam pembuangan tersebut. Dia tumbuh dewasa di antara tahanan politik. Saat di Boven Digul ayah Lukman dekat dengan Bung Hatta. Lukman pun diangkat anak oleh Bung Hatta. Karena persahabatan ayah Lukman dengan Bung Hatta yang begitu mendalam, Haji Muklas lalu memberikan nama M.H. di depan nama Lukman. M.H. artinya Muhammad Hatta Lukman.

Kembali ke Jawa

Pada tahun 1938 Lukman kembali ke kota asalnya Tegal dan bekerja sebagai seorang kondektur bus sampai tahun 1942. Kemudian pada tahun 1943 dia bergabung dengan D.N. Aidit dan menjadi salah satu pimpinan dalam PKI. Saat peristiwa Madiun terjadi, MH. Lukman dikabarkan mendapat perlindungan dari Mohammad Hatta sehingga dia bisa bebas dan melarikan diri keluar negeri bersama DN. Aidit. Karier politiknya melesat bersama PKI dan dia diangkat menjadi Menteri Negara oleh Bung Karno.

Karier politik

Sebelum 17 Agustus 1945, MH. Lukman juga ikut menculik Soekarno-Hatta untuk segera memerdekakan Indonesia pada bulan Agustus. Setelah kemerdekaan, Lukman juga ikut mengobarkan semangat rakyat pada rapat Samudra di Jakarta. Dia juga pernah dijebloskan ke penjara karena dianggap menentang Jepang. Andilnya cukup besar dalam mewujudkan kemerdekaan sehingga dalam usia muda dia telah menjadi Menteri yang membantu Sukarno dan Hatta. MH. Lukman aktif di kelompok yang bermarkas di Menteng 31, kelompok yang dikenal dengan nama API (Angkatan Pemuda Indonesia) bersama tokoh-tokoh muda lainnya. Setelah API dibentuk pada tanggal 1 September diikuti dengan pembentukan Barisan Rakyat (Bara) di bawah pimpinan MH. Lukman dan Maruto Nitiharjo, Suko, Sidik Kertapati. Tindakan rakyat yang dipelopori oleh para pemuda tersebut merupakan cara kongkrit untuk mengisi kemerdekaan. Lukman dikenal dekat dengan tokoh muda lainnya seperti Nyono dan Pandu Kartowiguno yang memimpin BBI . Mh. Lukman juga dekat dengan Wikana, Chairul Saleh, Darwis, DN Aidit, Parjono, A.M. Hanafi, Kusnandar, Joharnur, dan Chalid Rosidi yang duduk dalam jajaran Pimpinan API. Semua kelompok pemuda tersebut di bawah Komite Aksi Menteng 31 yang telah dibentuk pemuda sebelumnya.

Pranala luar