Love & Faith

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Love and Faith)

Love & Faith atau Love and Faith adalah sebuah film biopik Indonesia tahun 2015 yang disutradarai oleh Benny Setiawan. Film tersebut mengisahkan tentang kisah hidup pendiri PT Bank OCBC NISP Tbk. Karmaka Surjaudaja (Kwee Tjie Hoei). Film tersebut dibintangi oleh Rio Dewanto sebagai Karmaka dan Laura Basuki sebagai Lim Kwee Ing, istri Karmaka.[1] Film tersebut juga menampilkan Dion Wiyoko, Irina Chiu, Ferry Salim, dan Iszur Muchtar.[2]

Sinopsis[sunting | sunting sumber]

Karmaka lahir di Tiongkok dan kemudian hijrah ke Indonesia pada usia 10 bulan. Dia dibawa ibunya (Irina Chiu Yen Tan) untuk menyusul ayahnya, Kwee Tjie Kui (Ferry Salim), yang lebih dulu tinggal di Bandung. Seperti banyak tokoh sukses lainnya, masa kanak-kanak dilaluinya dalam kesulitan ekonomi. Ketika Karmaka lulus SMA bersamaan dengan sang adik, Kwee Tjie Ong (Dion Wiyoko), dia memutuskan untuk bekerja dan merelakan sang adik masuk jurusan kedokteran. Sejak itulah Karmaka muda bekerja membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pekerjaan pertamanya adalah sebagai guru olah raga di sekolah Tionghoa bernama Nan Hua. Di sinilah dia berkenalan dengan murid perempuan bernama Lim Kwei Ing dan keduanya kemudian jatuh cinta.

Percintaan keduanya berjarak, apalagi Lim Kwei Ing berasal dari keluarga Lim Khe Tjie, pemilik bank besar di Bandung. Namun, pada akhirnya perjalanan cinta mereka berlabuh di pernikahan yang digelar pada 1959. Ketika masa peralihan kekuasaan Orde Lama ke Orde Baru, Lim Khe Tjie dicegah tak bisa kembali ke Indonesia dan tertahan di Hong Kong. Di sisi lain, bisnis bank mengalami kesulitan besar di ambang pailit. Berbekal pengetahuan secara otodidak dari buku-buku peninggalan mertuanya, Karmaka berhasil membenahi bank yang nyaris bangkrut itu. Dia memukul mundur jajaran direksi nakal dan menggiring mereka diproses pengadilan serta berhasil melepaskan Bank dari ancaman banyak pihak.

Sayangnya, kondisi ekonomi tidak berpihak. Pada 1965 terjadi kekacauan politik, ekonomi, dan keamanan. Pemerintah harus mengambil kebijakan sanering, yaitu menurunkan nilai uang Rp1.000 menjadi Rp1. Masyarakat panik, terutama mereka yang menabung uangnya di bank. Dalam perjuangan membangun bisnis yang ditinggalkan sang mertua, Karmaka mengalami tiga kali percobaan pembunuhan. Namun, pada akhirnya dia sukses menunaikan amanah sang mertua dalam membangun imperium bank.

Referensi[sunting | sunting sumber]