Busana lolita

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Lolita (subkultur))
Gadis mengenakan busana busana Lolita (tipe Sweet Lolita) yang didominasi warna-warna putih dan merah jambu. Potongan gaun menyerupai potongan baju anak-anak, ditambah pemasangan kerut (frill) dan renda (lace) secara berlebihan. Desain gaun meniru gaun yang dikenakan oleh tokoh utama wanita dalam dongeng dari Barat atau gaun anak gadis dari Eropa zaman feodal.[1][2]

Busana lolita atau lolita fashion (ロリータ・ファッション, Roriita fasshon) adalah busana yang umumnya berciri khas pada gaun yang dihiasi dengan kerut dan renda untuk mengekspresikan busana anak perempuan yang penuh dekorasi.[3] Terinspirasi oleh pakaian anak-anak era Victoria dan Rokoko Prancis, kegelapan era Gotik, dan anime, busana ini berkembang di Jepang pada tahun 1990-an sebagai busana jalanan yang kemudian menjadi subkultur tersendiri dan pada dekade 2000-an telah menarik perhatian publik di luar Jepang.[4][3][5][6]

Istilah Lolita fashion atau hanya Lolita juga dipakai untuk wanita yang mengenakan busana Lolita sebagai sebuah prinsip hidup atau hanya untuk kesenangan.[7] Busana Lolita juga diartikan sebagai pakaian gadis kecil yang dikenakan oleh wanita dewasa.[8]

Deskripsi[sunting | sunting sumber]

Fitur utama dari busana Lolita adalah volume rok, dibuat dengan mengenakan rok atau crinoline. Rok tersebut dapat berbentuk lonceng atau berbentuk A. Komponen pakaian lolita terutama terdiri dari blus (lengan panjang atau pendek) dengan rok atau gaun, yang biasanya sampai ke lutut. Lolita sering memakai wig fashion dalam kombinasi dengan headwear lain seperti busur rambut atau topi (mirip dengan topi Poke). Lolita terkadang juga memakai laci gaya Victoria di bawah rok mereka. Untuk efek lebih lanjut, dikenakan kaus kaki lutut, kaus kaki pergelangan kaki atau pantyhose bersama dengan sepatu hak tinggi atau sepatu datar dengan busur. Pakaian khas Lolita lainnya adalah jumperskirt (JSK) dan one-piece (OP).

Asal usul[sunting | sunting sumber]

Lolita fashion jenis Sweet Lolita

Publik Jepang mulai mengetahui keberadaan Lolita fashion setelah diputarnya film Kamikaze Girls (Shimotsuma Monogatari) pada tahun 2004.[9] Pemakai busana Lolita meningkat dengan drastis pada dekade 2000-an di kota-kota besar Jepang seperti Tokyo dan Osaka sebagai salah satu bentuk busana jalanan (street fashion).[10] Satu ciri khas Lolita fashion adalah rok menggembung yang amat indah. Penampilan busana Lolita fashion yang amat mencolok dan berlebih-lebihan ini menempatkan busana Lolita pada kedudukan istimewa tersendiri di antara busana jalanan lainnya di Jepang.

Lolita fashion berasal dari busana gaun era Barok, Rokoko, dan Victoria bercampur citra putri raja dari buku cerita dongeng yang dibaca anak gadis ketika mereka masih kecil. Menurut buku Lolita Ishō Dōraku (Ketamakan Kostum Lolita), "Budaya dan agama di Jepang begitu berbeda dari budaya dan agama Eropa-Amerika, sehingga orang Jepang mencampuradukkan busana busana dunia nyata dengan busana dunia fiksi yang melahirkan gaya orisinal fashion Lolita." Didasarkan pada warna putih dan merah jambu, potongan baju Lolita seperti potongan baju anak orok, ditambah pemakaian kerut (frill) dan renda secara berlebih-lebihan seperti putri raja dan gadis aristokrat dari era feodalisme Eropa.[1][2]

Meski ada kecenderungan busana wanita mengikuti penilaian pria yang suka atau tidak suka terhadap busana tersebut, gadis pemakai busana Lolita hanya mau memakai baju yang mereka senangi. Mereka tidak peduli dengan penilaian orang lain, apalagi tren busana mutakhir. Kendati pada dekade 2000-an, Lolita fashion bukanlah sesuatu yang trendi, pada awal dekade 2010-an mulai banyak merek-merek busana yang menjual busana Lolita, dan tersedia banyak pilihan busana Lolita. Walaupun setiap merek busana Lolita memiliki ciri khas tersendiri, secara keseluruhan mereka melahirkan sebuah "corak busana" (style) yang umum.[11] Beberapa unsur busana Lolita juga telah diserap ke dalam tren busana mutakhir oleh merek-merek busana non-Lolita.

Di dalam buku Lolita Ishō Dōraku diperkenalkan lini busana kasual dari merek-merek busana Lolita, pakaian rumah (pakaian dalam dan pakaian tidur) yang disenangi penggemar busana Lolita.[12][13] Ada pula lini busana kasual yang diproduksi oleh merek-merek busana Lolita.[14]

Istilah Lolita dalam Lolita fashion diambil dari nama karakter dalam novel Lolita karya Vladimir Nabokov. Novel ini terkenal karena subjeknya yang kontroversial. Protagonis adalah seorang pria setengah baya dosen sastra sekaligus hebefilia bernama Humbert Humbert yang terobsesi oleh gadis berusia 12 tahun bernama Dolores Haze. Setelah menjadi ayah tirinya, Humbert terlibat secara seksual dengan Dolores. "Lolita" adalah panggilan kesayangan untuk Dolores. Dari novel ini juga tercipta istilah Lolita complex yang berarti pria yang memiliki perasaan khusus terhadap gadis muda berusia 10-15 tahun.[15][16]

Deskripsi oleh Nabokov sangat mendetail, Lolita adalah gadis berusia 12 tahun dengan penampilan, cara berbicara, dan perilaku bagaikan seorang gadis nakal. Di mata Nabokov, Lolita adalah seorang nymphet, gadis muda yang genit dan suka main cinta. Definisi Lolita di Jepang hampir-hampir bertolak belakang dengan deskripsi Nabokov. Di Jepang, Lolita berarti anak perempuan yang masih murni dari seks, atau wanita yang sebetulnya sudah dewasa, namun berparas kekanak-kanakan dan berperilaku seperti anak-anak.[16] Novala Takemoto berpendapat perlunya pembedaan antara Lolita versi Nabokov dan pengertian Lolita versi Jepang. Menurutnya, pengertian Lolita versi Jepang lah yang dipakai dalam konteks Lolita fashion.[16]

Variasi[sunting | sunting sumber]

Gothic Lolita[sunting | sunting sumber]

Gothic Lolita, biasa disingkat Gothloli (ゴスロリ, Gosurori), adalah kombinasi dari Gotik dan Lolita Fashion.

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Novala Takemoto 2010, hlm. 77
  2. ^ a b Momo Matsuura 2007, hlm. 36,179
  3. ^ a b Yahata, Mariko; Watanabe, Asuka (2013). "ロリータ・ファッションのルーツ-1980年代以降のストリートファッションに着目して-". 共立女子短期大学生活科学科紀要. 56: 11. Diakses tanggal 2013-08-13. 
  4. ^ Yuniya Kawamura 2012, hlm. 65-73
  5. ^ Yūko Ueda 2005, hlm. 2
  6. ^ Novala Takemoto 2010, hlm. 96
  7. ^ Novala Takemoto 2007, hlm. 159
  8. ^ Momo Matsuura 2007, hlm. 2,207
  9. ^ Momo Matsuura 2007, hlm. 14
  10. ^ Momo Matsuura 2007, hlm. 9
  11. ^ Yūko Ueda 2005, hlm. 3
  12. ^ Yūko Ueda 2005
  13. ^ Yūko Ueda 2006
  14. ^ Momo Matsuura 2007, hlm. 208
  15. ^ Novala Takemoto 2007, hlm. 159
  16. ^ a b c Novala Takemoto 2010, hlm. 76

Referensi[sunting | sunting sumber]

  • Yuniya Kawamura (2012). Fashioning Japanese Subcultures. London: Berg. 
  • Momo Matsuura (2007). セカイと私とロリータファッション (Sekai to watashi to lolita fashion). ISBN 978-4787232755. 
  • Yūko Ueda (2005). ロリータ 衣装道楽 (Lolita ishō dōraku). Marbletron. ISBN 978-4123900867. 
  • Yūko Ueda (2006). ロリータ 衣装道楽II For Relax (Lolita Ishō Dōraku II For Relax). Marbletron. ISBN 978-4123901185. 
  • Takayuki Tatsumi (2006). 人造美女は可能か (Jinzō bijō wa kanō ka). Keio University Press. ISBN 978-4766413014. 
  • Novala Takemoto (2010). パッチワーク (Patchwork). Bungeishunju. ISBN 978-4167773861. 
  • Novala Takemoto (2007). Fetish―Novala TakemotoALL WORKS. Takarajimasha. ISBN 978-4796656993. 
  • それいぬ―正しい乙女になるために (Soreinu: tadashii otome ni naru tameni). Bungeishunju. 2001. ISBN 978-4167660123. 
  • ストリートモード研究会, ed. (2007). ストリートモードブック―ネオ★ゴシック・ロリータ. Graphic-sha. ISBN 978-4766117684. 
  • Alice Deco, editors, ed. (2010-04). アリス・アラモード(アリス・デコ)Spring2010. INFOREST MOOK. 4. ISBN 978-4861905896. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]