Lion Air

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Lion Group)
Lion Air
IATA ICAO Kode panggil
JT LNI LION INTER
Didirikan15 November 1999 (1999-11-15)
Mulai beroperasi30 Juni 2000 (2000-06-30)
Penghubung
Penghubung sekunder
Kota fokus
Program penumpang setiaLion Passport
Anak perusahaan
Armada110
Tujuan48[1]
Perusahaan indukLion Air Group
Kantor pusatLion Air Tower, Jalan KH. Hasyim Ashari, Jakarta, Indonesia
Tokoh utamaRusdi Kirana (Ketua)
Edward Sirait (Presiden dan CEO)
Daniel Putut (Direktur Pengatur)
Situs weblionair.co.id

PT. Lion Mentari Airlines beroperasi sebagai Lion Air adalah sebuah maskapai penerbangan bertarif rendah (low-cost carrier) yang berpangkalan pusat di Jakarta, Indonesia.[2] Lion Air sendiri adalah maskapai swasta terbesar di Indonesia. Dengan jaringan rute di Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Australia, India, Arab Saudi, dan Jepang, serta rute charter menuju China, Hong Kong, Korea Selatan, dan Makau. Lion Air menjadikan dirinya sebagai pemain Regional yang akan berkompetisi dengan AirAsia dari Malaysia. Sepanjang tahun operasionalnya, Lion Air mengalami penambahan armada secara signifikan sejak tahun operasionalnya pada tahun 2000 dengan memegang sejumlah kontrak besar, salah satunya yaitu kontrak pengadaan pesawat dengan Airbus dan Boeing dengan total keseluruhan sebesar US$ 46.4 Milliar untuk armada 234 unit Airbus A320 dan 203 Pesawat Boeing 737 MAX. Perusahaan sendiri telah memiliki perencanaan jangka panjang pada maskapai untuk memberdayakan armadanya untuk mempercepat ekspansinya di kancah regional Asia Tenggara dengan membuat anak perusahaannya sendiri, yaitu Wings Air dan Batik Air sebagai pemerkuat operasional maskapai di Indonesia dan untuk di luar negeri, Lion Air memperkuat kehadirannya dengan mendirikan Malindo Air dan Thai Lion Air.

Lion Air mengoperasikan lebih dari 100 pesawat Boeing 737-800/900ER.[3] Maskapai penerbangan ini telah ditandai dengan ekspansi yang cepat akibat deregulasi dari industri penerbangan di Indonesia tahun 1999 dan keberhasilan model bisnis tarif murahnya.

Sejarah

Didirikan pada tanggal 19 Oktober 1999 dan beroperasi pada tanggal 30 Juni 2000. Maskapai Lion Air beroperasi pertama kalinya dengan menggunakan Boeing 737-200 yang disewa untuk membuka rute ke Pontianak. Maskapai penerbangan ini dikomando oleh Rusdi Kirana dan keluarganya. Dalam perkembangannya, Maskapai penerbangan ini berencana untuk bergabung dengan IATA, tetapi sebelum masuk ke dalam IATA, organisasi ini mengharuskan maskapai ini untuk lulus ujian IATA, IOSA. Namun, gagal karena masalah keamanan. Tetapi, Lion Air tak patah arang meski sempat gagal. Lion bersama Boeing mendesain framework untuk workshop dalam pengaplikasian prosedur Kinerja Navigasi Berpemandu (KNB) di Indonesia.[4]

Pada bulan November 2009, Maskapai mendatangkan armada terbesarnya Boeing 747-400 yang merupakan purna pakai dari maskapai Oasis Hong Kong Airlines yang bangkrut pada tahun 2008, pada tahun berikutnya Lion Air menambah jumlah penerbangan ke Jeddah sebanyak lima kali seminggu yang dilayani oleh 2 armada Boeing 747-400 dengan total kursi sebanyak 992 kursi dalam sekali terbang.[5]

Pada tanggal 19 Juli 2011, Lion Air melakukan pemberhentian sementara untuk ke 13 armada Boeing 737-900ER akibat gagalnya maskapai memenuhi OTP (on time performance) yang ditetapkan oleh Dirjen Perhubungan Udara sampai Lion Air dapat memenuhi sekurang-kurangnya 80 persen dari OTP. Dalam catatan resmi Kementerian Perhubungan, OTP Lion Air hanya 66.45 persen dan merupakan yang terburuk dari 6 maskapai penerbangan utama dari bulan Januari hingga April tahun 2011 di 24 bandar udara di seluruh Indonesia.[6] Pada tanggal 18 November 2011, maskapai penerbangan bersama dengan Boeing mengumumkan pemesanan 201 pesawat Boeing 737 MAX dan 29 pesawat Boeing 737-900ER dan ini tercatat sebagai pemesanan tunggal terbanyak oleh satu maskapai penerbangan komersial sebanyak 230 dengan nilai $21.7 miliar.

Pada bulan Januari 2012, Lion Air dikenakan sanksi oleh Kementerian Perhubungan setelah ditemukan beberapa pilot dan awak pesawat memiliki dan menggunakan bahan Narkotika. Sebelumnya, hal ini dipicu ketika ditemukannya awak maskapai (pilot dan kru darat) tertangkap basah menggunakan Sabu-sabu dan metafetamin secara terpisah.[7]

Lion Air mendirikan maskapai penerbangan layanan penuh dengan nama Batik Air, yang akan mulai beroperasi pada tahun 2013 dengan menggunakan 737-900ER. Lion Air juga menandatangani komitmen dengan Boeing untuk memesan lima buah pesawat 787 Dreamliner untuk maskapai penerbangan ini, dan ini membuat Lion Air menjadi maskapai penerbangan Indonesia pertama yang memesan tipe ini sejak Garuda Indonesia membatalkan pemesannya untuk 10 Dreamliner pada tahun 2010, dan diperkirakan akan dikirim pada tahun 2015.[8] Maskapai ini juga telah mempertimbangkan memesan pesawat berbadan lebar Airbus A330, tetapi memilih untuk membeli 787.[9]

Pada 11 September 2012, Lion Air dan National Aerospace & Defence Industries Sdn Bhd (Nadi) menandatangani perjanjian Joint Venture untuk mendirikan maskapai penerbangan baru di Malaysia, dengan nama Malindo Airways pada Mei 2013. Kedua mitra juga sepakat untuk membentuk JV lain untuk memberikan layanan perawatan pesawat untuk semua pesawat di Grup Lion Air, termasuk maskapai penerbangan patungan di antara mereka.[10]

Pada 18 Maret 2013, Lion Air menandatangani kontrak pembelian 234 pesawat Airbus senilai US$ 24 miliar atau sekitar Rp 233 triliun di Prancis dan disaksikan langsung oleh Presiden Prancis Francois Hollande. Pesawat yang dipesan adalah jenis A320 dan A321.[11]

Pada tanggal 31 Juli 2015, Lion Air secara resmi hengkang dari INACA karena adanya ketidakcocokan dengan anggota yang lain.[12]

Pada tahun 2016, Lion Air masuk dalam daftar maskapai penerbangan bertarif rendah dengan layanan terbaik sedunia versi SkyTrax serta meraih dua penghargaan, yaitu Kabin Terbaik Kelas Murah dan Kursi Premium Terbaik Kelas Murah.[13]

Armada

Berikut daftar armada pesawat Lion Air Per September 2023:[14]

Armada Lion Air

Pesawat Beroperasi Pesanan Penumpang Catatan
Airbus A330-300 8 4 440 Tambahan A330 untuk Haji dan Lion Premium
Airbus A330-900neo 8 16 436 Penambahan armada untuk 2024, dan akan dikirim mulai 2025 untuk armada Lion Premium
Boeing 737-800 29 189
Boeing 737-900ER 64 215
Boeing 737 MAX 8 189 180
Boeing 737 MAX 9 3 220
Boeing 737 MAX 10 50 230
Total 112 259
Pesawat Airbus A330-900neo milik Lion Air dengan registrasi PK-LEQ (Kiri) dan Pesawat Boeing 737-800 beregistrasi PK-LOG difoto di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali (Kanan). Pesawat Airbus A330-900neo milik Lion Air dengan registrasi PK-LEQ (Kiri) dan Pesawat Boeing 737-800 beregistrasi PK-LOG difoto di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali (Kanan).
Pesawat Airbus A330-900neo milik Lion Air dengan registrasi PK-LEQ (Kiri) dan Pesawat Boeing 737-800 beregistrasi PK-LOG difoto di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali (Kanan).

Registrasi Lion Air[15]

Pesawat Registrasi
Airbus A330-300 PK-LEF, PK-LEG, PK-LEH, PK-LEK, PK-LEL, PK–LEM, PK-LEW, PK-LDW
Airbus A330-900neo PK-LEI, PK-LEJ, PK-LEQ, PK-LER, PK-LES, PK-LET, PK-LEU, PK-LEV
Boeing 737-800 PK-LJQ, PK-LJR, PK-LJS, PK-LJV, PK-LJW, PK-LJY, PK-LKH, PK-LKJ, PK-LKK, PK-LKP, PK-LKQ, PK-LKV, PK-LKW, PK-LKZ, PK-LOG, PK-LOH, PK-LOI, PK-LOJ, PK-LOP, PK-LOQ, PK-LOR, PK-LOV, PK-LPJ, PK-LPK, PK-LPL, PK-LPO, PK-LQY, PK-LQZ, PK-LSF
Boeing 737-900ER PK-LFF, PK-LFG, PK-LFK, PK-LFL, PK-LFO, PK-LFS, PK-LFT, PK-LFU, PK-LFW, PK-LFY, PK-LFZ, PK-LGJ, PK-LGL, PK-LGM, PK-LGO, PK-LGP, PK-LGQ, PK-LGR, PK-LGS, PK-LGT, PK-LGU, PK-LGV, PK-LGW, PK-LGY, PK-LGZ, PK-LHH, PK-LHI, PK-LHJ, PK-LHK, PK-LHL, PK-LHM, PK-LHO, PK-LHP, PK-LHQ, PK-LHR, PK-LHS, PK-LHT, PK-LHU, PK-LHY, PK-LHZ, PK-LJG, PK-LJI, PK-LJZ, PK-LKM, PK-LQR, PK-LQS, PK-LQT, PK-LSH, PK-LSI, PK-LSJ, PK-LSK, PK-LSL, PK-LSM, PK-LSO, PK-LSP, PK-LSR, PK-LSS, PK-LST, PK-LSU, PK-LSV, PK-LSW, PK-LSY, PK-LSZ, PK-LVF
Boeing 737 MAX 8
Boeing 737 MAX 9 PK-LRF, PK-LRG, PK-LRH, PK-LRI
Boeing 737 MAX 10

Tujuan penerbangan

Berikut daftar bandar udara dan negara tujuan Lion Air :

Negara Kota Bandara Catatan Referensi
 Arab Saudi Jeddah Bandar Udara Internasional King Abdulaziz
Madinah Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz
 Tiongkok Guangzhou Bandar Udara Internasional Baiyun Guangzhou
Sanya Bandar Udara Internasional Phoenix Sanya
Wuhan Bandar Udara Internasional Tianhe Wuhan
 Indonesia Ambon Bandar Udara Pattimura
Balikpapan Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman
Bandar Lampung Bandar Udara Radin Inten II
Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda
Banjarmasin Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor
Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim
Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno
Biak Bandar Udara Frans Kaisiepo
Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai
Gorontalo Bandar Udara Jalaluddin
Jakarta Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta Penghubung
Jambi Bandar Udara Sultan Thaha
Jayapura Bandar Udara Sentani
Kendari Bandar Udara Haluoleo
Kupang Bandar Udara El Tari
Labuan Bajo Bandar Udara Komodo
Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Penghubung
Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi
Manokwari Bandar Udara Rendani
Mataram Bandara Internasional Lombok
Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu
Merauke Bandar Udara Mopah
Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau
Palangkaraya Bandar Udara Tjilik Riwut
Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
Palu Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie
Pangkal Pinang Bandar Udara Depati Amir
Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II
Pontianak Bandar Udara Supadio
Samarinda Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto
Semarang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani
Solo Bandar Udara Internasional Adisumarmo
Sorong Bandar Udara Domine Eduard Osok
Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda Penghubung
Tanjung Pandan Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin
Tarakan Bandar Udara Juwata
Ternate Bandar Udara Sultan Babullah
Timika Bandar Udara Mozes Kilangin
Yogyakarta Bandar Udara Internasional Yogyakarta
 Malaysia Kuala Lumpur Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur
Penang Bandar Udara Internasional Penang

Galeri

Insiden yang menimpa Lion Air

  • 14 Januari 2002, Lion Air Penerbangan 386 PK-LID, Boeing 737-200 rute Jakarta-Pekanbaru-Batam gagal lepas landas (take off) dan terjerembab setelah lebih dari lima meter badan pesawat meninggalkan landasan pacu di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Tujuh orang penumpangnya luka-luka dan patah tulang.
  • 31 Oktober 2003, Lion Air Penerbangan 787, MD-82 rute Ambon-Makassar-Denpasar, keluar jalur saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.
  • 3 Juli 2004, Lion Air Penerbangan 332, MD-82 rute Jakarta-Palembang mendarat tidak sempurna di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang.
  • 30 November 2004, Lion Air Penerbangan 583 PK-LMN, MD-82 rute Jakarta-Solo-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Adisumarmo, Solo. 25 orang penumpangnya tewas.
  • 10 Januari 2005, Lion Air Penerbangan 789, MD-82 gagal lepas landas di Bandara Wolter Monginsidi, Kendari akibat salah satu bannya kempis.
  • 3 Februari 2005, Lion Air Penerbangan 791, MD-82 rute Ambon-Makassar tergelincir saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.
  • 12 Februari 2005, Lion Air Penerbangan 1641, MD-82 rute Mataram-Surabaya ketika akan lepas landas di Bandara Selaparang, Mataram. Roda bagian depan tergelincir keluar landasan, sekitar setengah meter di sebelah utara dari pinggir landasan pacu.
  • 6 Mei 2005, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Jakarta-Makassar pecah ban saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar. Akibatnya, pilot terpaksa menghentikan pesawat di landasan pacu sebelum mencapai lapangan parkir.
  • 24 Desember 2005, Lion Air Penerbangan 792, MD-82 rute Jakarta-Makassar-Gorontalo tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.
  • 18 Januari 2006, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Ambon-Makassar-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.
  • 4 Maret 2006, Lion Air penerbangan 8987, MD-82 rute Denpasar-Surabaya tergelincir saat mendarat di Bandara Juanda, Surabaya karena cuaca buruk.
  • 7 April 2006, Lion Air Penerbangan 391, MD-82 rute Pekanbaru-Jakarta batal lepas landas karena gangguan pada roda kiri di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Pesawat itu tak jadi lepas landas karena roda kirinya tiba-tiba tak bergerak walaupun sudah bergerak dari apron menuju ujung landasan dan siap terbang.
  • 24 Desember 2006, Lion Air Penerbangan 792,PK-LIJ Boeing 737-400 rute Jakarta-Makassar-Gorontalo tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.
  • 19 Maret 2007, Lion Air Penerbangan 311, MD-82 rute Banjarmasin-Surabaya batal lepas landas walaupun sempat meluncur di landasan pacu Bandar Udara Sjamsudin Noor, Banjarmasin.
  • 23 Februari 2009, Lion Air Penerbangan 972 PK-LIO, MD-90 rute Medan-Batam-Surabaya mendarat darurat di Bandara Hang Nadim, Batam akibat macetnya roda depan. Semua penumpang selamat. [1]
  • 9 Mei 2009, MD-90 Lion Air PK-LIL tergelincir di Bandara Soekarno-Hatta
  • 3 November 2010, Lion Air Penerbangan 712,PK-LIQ Boeing 737-400 rute Jakarta-Pontianak-Jakarta tergelincir di Bandara Supadio, Pontianak.
  • 14 Februari 2011, Lion Air Penerbangan 598, Boeing 737-900ER rute Jakarta-Pekanbaru tergelincir saat mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Semua penumpang selamat namun hal itu ditanggapi oleh Dirjen Perhubungan Darat dengan menyatakan bahwa semua pesawat jenis Boeing 737-900ER dilarang mendarat di Kota Pekanbaru apabila landasan basah. Lion Air memutuskan menggunakan pesawat Boeing 737-400 untuk melayani rute tersebut (Hal ini kemungkinan akan menunda niat Lion Air untuk memensiunkan Boeing 737-400)
  • 15 Februari 2011, Lion Air tujuan Medan-Pekanbaru-Jakarta dengan nomor penerbangan JT 0295 berjenis Boeing 737-900 ER tergelincir di Pekanbaru pada pukul 17.00 WIB. Seluruh roda pesawat keluar dari lintasan bandara. Seluruh penumpang tidak mengalami luka-luka.
  • 17 Februari 2011 sebuah Lion Air Boeing 737-900ER (pesawat yang sama yang tergelincir di Pekanbaru 2 hari sebelumnya) sedang didorong oleh traktor di bandara Jakarta dan tanpa sengaja mengarah ke pesawat Lion lainnya. Pesawat mengalami kerusakan pada stabilizer bagian belakang. Tidak ada laporan korban luka.[16]
  • 23 Oktober 2011, Lion Air JT 673 tergelincir di Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan, Kalimantan Timur sekitar pukul 07.24 Wita.[17]
  • 13 April 2013, Kecelakaan Lion Air Bali dengan rute Bandung menuju Denpasar terperosok ke laut di Bandara Ngurah Rai, Denpasar tanpa sempat menyentuh landasan pacu.[18][19]
  • 19 April 2013, Lion Air tujuan Denpasar - Jakarta batal terbang karena mengalami masalah dengan mesin.[20]
  • 21 April 2013, Lion Air dengan nomor penerbangan 0689 dari Bandar Udara Supadio, Pontianak tujuan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, setelah 20 menit terbang secara tiba-tiba masker oksigen keluar di kabin pesawat.[21]
  • 6 Agustus 2013, Lion Air Penerbangan 892, Boeing 737-800 rute Makassar-Gorontalo menabrak sapi saat mendarat di Bandar Udara Jalaluddin, Gorontalo sekitar pukul 21.11 WITA.[22]
  • 2 Februari 2014, Lion Air penerbangan 461, Boeing 737-900ER, dari Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman,Balikpapan menuju Bandar Udara Internasional Juanda,Surabaya, dengan 222 penumpang dan kru pesawat, mengalami pendaratan keras di Bandar Udara Internasional Juanda,Surabaya. Akibatnya, 2 penumpang mengalami luka serius dan 3 penumpang mengalami luka ringan.
  • 18 Februari 2015, Lion Air mengalami delay yang berkepanjangan selama 3 hari. Akibatnya, sebanyak kurang lebih 2000 calon penumpang Lion Air di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta telantar.[23] Penyebabnya karena pesawat menabrak burung saat take off dari Jakarta menuju Semarang dan juga terdapat gangguan dan kerusakan teknis.[24]
  • 24 April 2015, Lion Air penerbangan 303, Boeing 737-900ER, dengan rute penerbangan Bandar Udara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten mengalami ledakan di bagian belakang pesawat ketika akan lepas landas menuju Jakarta. 207 penumpang dan 7 kru pesawat selamat. Namun, 3 penumpang pesawat harus di rawat di rumah sakit di Kabupaten Deli Serdang karena mengalami luka serius.
  • 3 Agustus 2017, terjadi kecelakaan senggolan sayap di Bandar Udara Internasional Kuala Namu antara pesawat Lion Air Boeing 737-900ER nomor penerbangan JT 197 dengan kode registrasi PK-LJZ dari Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh dengan pesawat Wings Air ATR 72-500 dengan nomor penerbangan IW 1252 dengan kode registrasi PK-WFF menuju Bandar Udara Cut Nyak Dhien, Kabupaten Meulaboh, Aceh. Pesawat Lion Air berusaha menghindar ke kanan runway, tetapi karena jarak terlalu dekat dan terbatasnya ruang di runway akhirnya terjadilah tabrakan antar sayap tersebut. Akibatnya,bagian sayap kedua pesawat ini mengalami kerusakan.
  • 29 April 2018, Lion Air penerbangan 892, Boeing 737-800, dengan rute penerbangan Makassar ke Gorontalo tergelincir saat mendarat di Bandar Udara Jalaluddin, Gorontalo. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.[25][26]
  • 29 Oktober 2018, Lion Air Penerbangan 610, Boeing 737 MAX 8 dengan rute penerbangan Jakarta ke Pangkal Pinang sempat hilang kontak sebelum akhirnya diketahui terjatuh di perairan Tanjung Karawang 13 menit setelah lepas landas, diperkirakan semua penumpang dan awak pesawat tewas.
  • 16 Februari 2019, Lion Air Penerbangan 714 tergelincir saat mendarat di Bandara Supadio, Pontianak. Semua penumpang dan awak pesawatnya selamat.
  • 20 Desember 2020, Lion Air Penerbangan 173 tergelincir saat mendarat di Bandara Radin Inten, Bandar Lampung, Seluruh penumpang dan awak pesawat selamat.

Referensi

  1. ^ "Lion Air on ch-aviation.com". ch-aviation.com. Diakses tanggal 21 November 2023. 
  2. ^ Tentang Lion Air[pranala nonaktif permanen]
  3. ^ "Lion Air Fleet Details and History – Planespotters.net Just Aviation". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-08-20. Diakses tanggal 2017-4-15. 
  4. ^ Boeing, Lion Air pioneer precision satellite navigation technology
  5. ^ Lion Air adds extra flights to Jeddah
  6. ^ http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=dbc6c17187c477fd469d54482dd7001a&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c Lion Air Should Grounded 13 Planes
  7. ^ "Lion air sanctioned over pilots with crystal meth". 11 Januari 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-13. Diakses tanggal 2012-02-07. 
  8. ^ Govindasamy, Siva (9 June 2012). "IATA: Lion's Batik Air to up the competition in Southeast Asia". Flightglobal. Diakses tanggal 10 June 2012. 
  9. ^ Walker, Karen (8 June 2012). "Lion Air signs Dreamliner commitment for premium carrier". Air Transport World. Diakses tanggal 10 June 2012. 
  10. ^ Lion Air Takes Fight to AirAsia's Malaysia Home
  11. ^ Artikel:"Kisah Penjual Mesin Tik asal RI yang Kini Membeli Ratusan Pesawat Airbus dan Boeing" di detik.com
  12. ^ Lion Air 'Cerai' dari INACA Karena Sudah Tak Sepaham
  13. ^ Lion Air masuk maskapai murah dengan kursi dan kabin terbaik dunia
  14. ^ "Planespotters.net". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-08-20. Diakses tanggal 2014-04-08. 
  15. ^ "Lion Air Fleet Details and History". www.planespotters.net. Diakses tanggal 2023-08-31. 
  16. ^ "Lion Air Pileup Marks 3rd Runway Mishap This Week", Jakarta Globe, Jakarta, 18 February 2011.
  17. ^ Artikel:"Pesawat Bablas 15 M dari Runway Bandara Sepinggan, Ban Terperosok", di detik.com
  18. ^ Artikel:"Kecelakaan Pesawat, Lion Air Buka Posko di Bali dan Jakarta" di Kompas.com
  19. ^ Artikel:"Bangkai Lion Air Masih Mengambang di Laut" di detik.com
  20. ^ Lion Air 737-900 Gagal Terbang Penumpang Berlarian
  21. ^ Masker Oksigen Keluar Semua
  22. ^ "Lion Air Tabrak Sapi, Bandara Gorontalo Ditutup". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-24. Diakses tanggal 2015-04-07. 
  23. ^ Kaleidoskop Bisnis Februari: Delay Lion Air Bangkitkan Amarah Liputan6.com. Diakses pada 21 Desember 2015
  24. ^ Penyebab Delay Parah: Lion Air Rute Jakarta-Semarang Tabrak Burung
  25. ^ (Inggris) Aviation Safety Network (ASN)
  26. ^ Kompas - Pesawatnya Tergelincir di Gorontalo, Ini Penjelasan Lion Air

Lihat pula

Pranala luar