Legen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Legen
JenisMinuman tradisional
AsalIndonesia
DiperkenalkanSekitar tahun 1895-1896
Bagian darimasakan Indonesia
RasaManis
Warnaputih
1.5-3.0 %

Legen (Jawa: ꧋ꦊꦒꦺꦤ꧀, translit. lêgèn) adalah nama minuman tradisional yang banyak ditemukan di sekitar wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, Indonesia Khususnya di Kabupaten Lamongan. Minuman ini diambil dari bagian pohon siwalan. Jika kita menuju Kota Yogyakarta melalui jalur selatan dari Jakarta, kita akan menemui pedagang Legen atau Badeg di 7 Km sebelah barat Kota Gombong tepatnya di Kecamatan Rowokele, Kebumen Jawa Tengah.

Daerah penghasil[sunting | sunting sumber]

Kota yang menghasilkan legen ini antara lain:

Pada kisaran tahun 1990-an di daerah Pati dan Rembang minuman ini sudah mulai sulit ditemukan, karena pohon siwalan di daerah ini banyak ditebang oleh penduduk setempat untuk dijual sebagai bahan bakar untuk membakar batu kapur atau untuk bahan bangunan.

Asal nama[sunting | sunting sumber]

Kata legen ini berasal dari kata dasar lêgi (bahasa Jawa) yang artinya manis. Legen kebanyakan dibuat dari bunga pohon siwalan jenis perempuan yang bunganya berbentuk sulur. Sulur bunga ini dipotong sedikit demi sedikit untuk disadap getahnya yang ditampung pada sebuah tabung yang biasanya terbuat dari potongan batang bambu satu ruas. Lama penyadapan ini biasanya semalam, pada sore hari tabung bambu ini (disebut bumbung) diletakkan sebagai penampung, maka pada pagi harinya sudah memuat penuh satu tabung. Satu manggar bunga biasanya menghasilkan sekitar tiga hingga enam tabung legen.

Untuk mengurangi rasa asam, biasanya pada dasar bumbung ditaburi sedikit air kapur. Air legen ini dalam bahasa Indonesia disebut nila. Tapi nila ada juga yang dihasilkan dari manggar bunga kelapa atau dari manggar bunga pohon aren, tetapi secara khusus legen hanya dibuat dari pohon siwalan. Jenis pohon siwalan ada dua macam, yang satu bunganya manggar seperti kelapa dan menghasilkan buah yang disebut buah siwalan. Isinya seperti kolang-kaling yang empuk, kenyal dan manis. Sedang pohon jenis lainnya hanya berbunga berbentuk sulur dan khusus dimanfaatkan untuk disadap getahnya menjadi legen. Dua pohon jenis ini saling membutuhkan sehingga dapat berlangsung penyerbukan menghasilkan buah siwalan yang kelak dapat ditanam menjadi pohon serupa.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]