Koninklijke Paketvaart Maatschappij
Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Koninklijke Paketvaart Maatschappij di nl.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan. (Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel) |
Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) (bahasa Indonesia: Perusahaan Pelayaran Kerajaan) adalah sebuah perusahaan pelayaran yang mempunyai kedudukan hukum di Amsterdam namun kantor pusat operasinya berada di Batavia (kini disebut Jakarta) sejak zaman Hindia-Belanda, perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayaran ini beroperasi mulai dari tahun 1888 dan pada tahun 1945 setelah kemerdekaannya Hindia-Belanda menjadi bernama Indonesia, setelah kemerdekaan Indonesia perusahaan ini masih tetap beroperasi hingga tahun 1960 yang kemudian terkena nasionalisasi dan dilikuidasi kedalam Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).[1]
Latar belakang
KPM didirikan pada 4 September 1888 di Amsterdam oleh Rotterdamsche Lloyd (RL) dan Stoomvaart Maatschappij Nederland (SMN) dengan berkantor pusat di gedung Scheepvaarthuis, Amsterdam, Belanda yang dibangun oleh seorang bangsawan bernama Prins Hendrikkade, sejak awal pendiriannya hingga tahun 1916 perusahaan ini dengan memulai dengan mempergunakan beberapa kapal uap yang berasal dari perusahaaan pelayaran yang berada di Hindia Belanda Timur yang melalui usaha persiapan selama dua tahun agar perusahaan pelayaran KPM ini dapat mulai beroperasi dengan jadwal pelayaran pertama pada tanggal 1 Januari 1891 .
Perusahaan ini terutama berfokus pada rute pelayaran regular terjadwal bagi penumpang dan muatan kargo antara pulau di Hindia Belanda yang kemudian lebih populer dengan istilah sebagai pelayaran pos antar pulau.
Mulai dari tahun 1906 perusahaan ini mulai melakukan ekspansi usaha dengan mebuka rute-rute baru dari kepulauan HIndia Belanda ke negara-negara lain dengan berbagai anak perusahaan antara lain pada tahun 1908 dengan nama Java-Australië Lijn (JAL) melayani lintas Jawa-Australia, disusul pada tahun 1910 dengan Java-Siam Lijn (JSL) melayani lintas Jawa-Thailand, dan terakhir pada tahun 1915 Deli-Straits-China Lijn (DSCL) melayani lintas Medan-LautCina.
Kejayaan perusahaan ini pernah mendapatkan predikat sebagai perusahaan pelayaran terbesar kedua didunia dan terbesat pertama di negeri Belanda akan tetapi mulai berakhir oleh karena adanya perang dunia II
Terakhir
Pada tahun 1947 pelayaran luar negeri dari KPM bekerja sama operasi dengan usaha tersendiri dengan nama Java-China-Japan Lijn (JCJL) atau lintas Jawa-Cina-Jepang dan pada tanggal 1 Januari 1948 sebagai perusahaan baru bernama: Koninklijke Java-China-Paketvaart Lijnen (KJCPL). Sedangkan KPM tetap melayani pelayaran antar pulau di Hindia Belanda. Hal ini adalah sebagai akibat jalan pintas atas perubahan Hindia Belanda pada tahun 1949 dan melepaskan diri dari hubungan kolonial. Pada tanggal 6 Desember 1957 berdasarkan peraturan Republik Indonesia, maka diambil alih kepemilikannya. Setelah perubahan ini pada bulan April 1958 banyak kapal-kapal berada di Singapore, yang merupakan kantor operasional baru.
Sebagian dari armada yang terdiri kapal kecil kemudian dijual dan para pegawai terpaksa dirumahkan. Dengan kapal yang lebih besar dan modern untuk melayani pelayaran baru ke Samudera Timur yang lebih Jauh, yaitu Samudera Pasifik, Teluk Persia dan Laut Tengah.
Penggabungan
Op 1 Januari 1967, bahwa telah terjadi penggabungan KPM dengan Koninklijke Java-China-Paketvaart Lijnen (KJCPL). Secara tehnis, bertolak dari perubahan nama dan setelah tahun 1948 bahwa pelayaran di luar KPM secara korporasi, sekarang pendirian kembali pada usaha JCPL. KPM mengoperasikan armada 38 kapal dengan jumlah tonase sebesar 205.766 ton brt. Kemudian pada tahun 1970 KJCPL digabung dengan yang lain dan menjadi perusahaan baru dengan nama Nedlloyd (Nederland Loyd).
Het Nederlandse deel van het archief van de KPM werd door Nedlloyd overgedragen aan het Nationaal Archief, het Indische archief ging bij de inbeslagname van het hoofdkantoor grotendeels verloren. Het kunstbezit van de KPM is als onderdeel van de ‘Nedlloyd-collectie’ in bezit van Stichting Kunstbezit Koninklijke Nedlloyd die de collectie in bruikleen heeft gegeven aan het Maritiem Museum Rotterdam en het Scheepvaart Museum te Amsterdam.
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
- (Belanda)Situs web Vereniging van Oud-employé's der Koninklijke Paketvaart Maatschappij
- (Inggris) Schepenlijst:Koninklijke Paketvaart Maatschappij 1888-1967
- (Belanda) Stichting Kunstbezit Koninklijke Nedlloyd
- (Belanda)M.G. de Boer, Een halve eeuw paketvaart, 1891-1941, Amsterdam, 1941
- (Belanda)H.Th. Bakker, De K.P.M. in oorlogstijd. Een overzicht van de verrichtingen van de Koninklijke Paketvaart Maatschappij en haar personeel gedurende de wereldoorlog 1939-1945, Amsterdam, 1950
- (Belanda)J. van Beylen e.a. (red.), Maritieme Encyclopedie. Deel VI, Bussum, 1972, p. 260-261 ISBN 90-228-1006-2
- (Belanda)A.J.J. Mulder, Koninklijke Paketvaart Maatschappij. Wel en wee van een Indische rederij, Alkmaar, 1991, ISBN 90-6013-995-X
- (Belanda)J.N.F.M. à Campo, Koninklijke Paketvaart Maatschappij. Stoomvaart en staatsvorming in de Indonesische archipel 1888-1914, Hilversum, 1992, ISBN 90-6550-403-6
- (Belanda)Inventaris van het archief van de KPM in het Nationaal Archief