Komunisme agamais

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 April 2013 01.44 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 5 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q1062137)

Komunisme agamis merupakan bentuk komunisme yang berpusat pada prinsip-prinsip agama. Istilah ini biasanya merujuk pada sejumlah masyarakat agamis egaliter dan utopia yang menjalankan penyerahan hak milik secara sukarela sehingga keuntungan masyarakat tersebut disalurkan sesuai kebutuhan individu dan tiap-tiap orang bekerja sesuai kemampuan mereka masing-masing. Istilah "komunisme agamis" juga digunakan untuk menjelaskan gagasan individu dan kelompok agamis yang menganjurkan penerapan kebijakan komunis pada skala yang lebih besar, seringkali bergabung dengan gerakan komunis sekuler dalam usaha mereka untuk menumpas kapitalisme.

Penggunaan kata komunisme dalam konteks keagamaan mendahului penggunaan kata tersebut sebagai istilah untuk menjelaskan bentuk komunisme yang lebih sekuler seperti yang dianjurkan oleh François Babeuf pada abad ke-18 dan Karl Marx pada abad ke-19. Oleh karena sifat Marxisme yang dianggap antiagama, banyak agamawan sayap kanan yang menolak penggunaan istilah komunisme untuk merujuk pada masyarakat komunal yang agamis dan lebih menyukai istilah komunalisme sebagai gantinya.[butuh rujukan]

Contoh komunisme agamis

Istilah komunisme agamis telah disisipkan ke dalam tatanan sosial yang dilakukan oleh para pemuka agama Kristiani, Taoisme, Jainisme, Hindu, dan Buddha. Walaupun Islam tidak mengikuti tatanan tersebut, beberapa ahli telah menemukan sejumlah hubungan lain yang paralel antara komunisme dengan ekonomi syariah, misalnya kewajiban zakat dan haramnya riba.[1] Ajaran Mazdak dan Jamal-al-Din Afghani dalam esai yang ditulisnya pada tahun 1890 berjudul Al-Ishtirakiyah fi al-Islam,[2] pembaharu proto-sosialis agamis Persia, juga dianggap sebagai bentuk awal "komunisme".[3]

Ada juga perdebatan bahwa sistem komunisme diatur berdasarkan prinsip-prinsip yang mirip dengan kisah Perjanjian Baru dalam Injil yang menceritakan kehidupan awal umat Kristiani di lingkungan masyarakat gereja perdana (lihat Kisah Para Rasul 4:32-35 dan 2:42-47). Beberapa masyarakat Kristiani yang lain sejak saat itu juga telah mengatur masyarakat mereka mengikuti prinsip-prinsip yang mirip dengan masyarakat sosialis modern.

Gerakan Diggers di Inggris pada tahun 1649 juga dapat dijadikan sebagai contoh komunisme agamis. Gerakan ini terutama mendukung kepemilikan tanah secara komunal (umum).

Referensi

  1. ^ Stowasser, Barbara Freyer (1987). The Islamic impulse. Taylor & Francis. hlm. 329. ISBN 9780709933946. 
  2. ^ Moazzam, Anwar (1987). Jamāḷ al-Dīn al-Afghāni, a Muslim intellectual. University of Michigan Press. hlm. 157. 
  3. ^ Wherry, Rev. E. M. A Comprehensive Commentary on the Quran and Preliminary Discourse, 1896. hlm. 66.