Komunikasi analog

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Komunikasi analog adalah komunikasi yang paling konvensional, tetapi justru paling efektif saat dilakukan. Secara sederhana, komunikasi analog dapat dikatakan sebagai komunikasi tatap muka. Di dalamnya terdapat unsur pesan (isi pembicaraan), intonasi suara dan gesture (body language).[1] Namun, sejalan dengan perkembangan teknologi, komunikasi analog mulai tergeser oleh komunikasi digital. Kini manusia hidup pada era dunia maya, dan digitalisasi dianggap sebagai jawaban atas semua masalah untuk mengatasi ruang dan waktu.

Komunikasi analog bisa ditinjau dari dua aspek: psikologi komunikasi dan teknologi komunikasi.

Tinjauan teknologi komunikasi[sunting | sunting sumber]

Dari tinjauan teknologi maka komunikasi analog, atau istilahnya sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang kontinu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Karena didistribusikan melalui gelombang, maka sering kali data yang diterima tidak 'jernih' karena mengalami noise atau gangguan. Analog juga berarti similar (sama) atau copy.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Watzlawick, Paul, Janet Helmick Beavin, and Don D. Jackson. Pragmatics of Human Communication: A Study of Interactional Patterns, Pathologies, and Paradoxes, 48-54. New York: Norton, 1967.
  2. ^ Carlin, Digital Audio. 2012