Kolose 3

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 14 Februari 2013 19.59 oleh JohnThorne (bicara | kontrib)

Kolose 3 (disingkat Kol 3) adalah bagian dari Surat Paulus kepada Jemaat di Kolose dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Digubah oleh rasul Paulus dan Timotius.[3]

Teks

  • Surat aslinya diyakini ditulis dalam bahasa Yunani dan ditujukan kepada jemaat gereja di kota Kolose.
  • Pasal ini berisi 25 ayat.
  • Berisi pengajaran mengenai manusia baru dalam Kristus dan hubungan antar anggota.

Struktur

Pembagian isi pasal:

Ayat 10

Dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;[4]

Ayat 16

Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.[5]

Perkataan Kristus (yaitu, Alkitab) harus selalu dibaca, dipelajari, direnungkan, dan didoakan sehingga diam di dalam kita dengan segala kekayaannya. Bila ini menjadi pengalaman kita, maka pikiran, perkataan, perbuatan, dan motivasi kita akan dipengaruhi dan dikuasai oleh Kristus (Mazmur 119:11; Yohanes 15:7; 1 Korintus 15:2). Mazmur, kidung puji-pujian, dan nyanyian rohani hendaknya digunakan untuk mengajarkan Firman Tuhan dan mengingatkan orang percaya untuk hidup taat kepada Kristus (lihat Efesus 5:19 tentang hal menyanyi secara rohani).[6]

Ayat 17

Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.[7]

Alkitab memberikan prinsip-prinsip umum yang mengizinkan orang percaya yang dipimpin oleh Roh untuk menentukan betulnya atau salahnya hal-hal yang tidak disebut dengan jelas di dalam Firman Allah. Dalam segala sesuatu yang kita katakan, lakukan, pikirkan, atau nikmati, kita harus mengajukan pertanyaan berikut:

  • 1) Dapatkah hal itu dilakukan untuk kemuliaan Allah (1 Korintus 10:31)?
  • 2) Dapatkah hal itu dilakukan "dalam nama Tuhan Yesus" seraya memohon berkat-Nya atas kegiatan itu (lihat Yohanes 14:13)?
  • 3) Dapatkah hal itu dilakukan sementara kita dengan sungguh-sungguh mengucap syukur kepada Allah?
  • 4) Apakah hal itu suatu tindakan bersifat Kristen (1 Yohanes 2:6)?
  • 5) Apakah hal itu akan melemahkan keyakinan yang sungguh-sungguh dari orang Kristen lainnya (lihat 1 Korintus 8:1)?
  • 6) Apakah akan melemahkan keinginan saya akan hal-hal rohani, Firman Allah, dan doa (Matius 5:6; Lukas 8:14)?
  • 7) Apakah hal itu akan melemahkan atau menghalangi kesaksian saya bagi Kristus (Matius 5:13–16)?

[6]

Ayat 19

Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.[8]

Ayat 23

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.[9]

Paulus menasihatkan orang Kristen untuk menganggap semua pekerjaan sebagai suatu pelayanan kepada Tuhan. Orang percaya harus bekerja seakan-akan Kristus adalah majikannya, dengan mengetahui bahwa semua pekerjaan yang diperbuat "untuk Tuhan" kelak akan mendapat upahnya (Kolose 3:24; bandingkan Efesus 6:6–8).[6]

Referensi

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
  3. ^ Kolose 1:1
  4. ^ Kolose 3:10
  5. ^ Kolose 3:16
  6. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  7. ^ Kolose 3:17
  8. ^ Kolose 3:19
  9. ^ Kolose 3:23

Lihat pula

Pranala luar