Kisah Para Rasul 12

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kisah Para Rasul 12
Sebuah lembaran dari Papirus 127 (abad ke-5). Naskah ini memuat bagian-bagian Kisah Para Rasul 10-12 dan 15-17.
KitabKisah Para Rasul
KategoriSejarah gereja
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
5

Kisah Para Rasul 12 (disingkat "Kis 12") adalah bagian Kitab Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ditulis oleh Lukas, seorang Kristen yang merupakan teman seperjalanan Rasul Paulus.[1][2]

Teks[sunting | sunting sumber]

Tempat[sunting | sunting sumber]

Tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam pasal ini. Garis-garis merah merupakan batasan negara-negara zaman modern.

Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam pasal ini terjadi di beberapa tempat mengikuti perjalanan tokoh-tokoh utamanya.

Struktur[sunting | sunting sumber]

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 2[sunting | sunting sumber]

Koin yang dicetak oleh Herodes Agripa I.
Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang.[3]
  • "Ia" merujuk kepada Herodes Agripa I.
  • Yakobus, putra Zebedeus, adalah yang pertama yang mati syahid dan satu-satunya di antara kedua belas rasul yang dicatat kematiannya demi Injil Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru di Alkitab.[4] Allah mengizinkan Yakobus, saudara Yohanes (bandingkan Mat 4:21), untuk mati, namun mengutus malaikat untuk menyelamatkan Petrus (Kis 12:3–17). Bahwa Yakobus harus mati sedangkan Petrus hidup untuk pelayanan selanjutnya merupakan cara rahasia Allah dengan umat-Nya. Yakobus memperoleh kehormatan sebagai yang pertama dari rasul-rasul untuk mati syahid. Dia mati seperti Tuhannya—demi pekerjaan Allah (bandingkan Markus 10:36–39).[5] Menurut catatan sejarawan Yahudi-Romawi dari abad ke-1 M, Flavius Yosefus (37-100), Agrippa memerintah di Yudea dan Samaria hanya selama 3 tahun, yaitu tahun 41-44, sampai kematiannya.[6] Jadi, Yakobus mati sekitar tahun-tahun itu.

Ayat 12[sunting | sunting sumber]

Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa.[7]

Ayat 17[sunting | sunting sumber]

Tetapi Petrus memberi isyarat dengan tangannya, supaya mereka diam, lalu ia menceriterakan bagaimana Tuhan menuntunnya ke luar dari penjara. Katanya: "Beritahukanlah hal ini kepada Yakobus dan saudara-saudara kita." Lalu ia keluar dan pergi ke tempat lain.[8]

"Yakobus" ini adalah Yakobus saudara laki-laki Yesus Kristus, yang dipercayai menjadi pemimpin jemaat di Yerusalem, sementara para rasul menyebar ke tempat-tempat lain untuk mengabarkan Injil. Petrus sengaja tidak mau tinggal di Yerusalem, karena tahu bahwa Herodes Agripa I akan dengan geram mencarinya.[9]

Ayat 23[sunting | sunting sumber]

Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing.[10]

Menurut catatan sejarawan Yahudi-Romawi dari abad ke-1 M, Flavius Yosefus (37-100), Agripa mati lima hari setelah tiba-tiba merasakan sakit luar biasa di perutnya, ketika sedang menghadiri pertandingan olahraga besar di Kaisarea, dalam rangka menghormati Kaisar Romawi, Claudius, pada tahun 44.[6] Penyakit yang digambarkan "dimakan cacing-cacing", kemungkinan adalah Fournier's gangrene, yaitu penyakit yang kemungkinan juga menyebabkan kematian kakeknya, raja Herodes Agung. Eusebius dari Kaisarea dalam tulisannya Historia Ecclesiatica (Kitab II Bab 10) menyatakan kekaguman dan keheranan bahwa tulisan Yosefus bersesuaian sekali dengan Kitab Suci meskipun ada perbedaan-perbedaan kecil.[11] Wieseler memastikan kematian Agripa pada tanggal 6 Agustus 44 M.[12]

Ayat 25[sunting | sunting sumber]

Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan mereka. Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus.[13]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  3. ^ Kisah Para Rasul 12:2
  4. ^ The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997
  5. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  6. ^ a b Flavius Yosefus, Antiquitates Iudaicae Volume XIX. 345–350 (Bab 8 paragraf 2). Kutipan: "Dan ketika Agripa sudah memerintah tiga tahun di seluruh Yudea, ia datang ke kota Kaisarea, yang dulunya disebut "Strato's Tower" ("Menara Strato"); dan di sana ia mempertontonkan pertunjukan untuk menghormati Kaisar, karena diberitahukan kepadanya bahwa ada suatu festival yang dirayakan untuk membuat sumpah bagi keselamatannya. ... Pada hari kedua pertunjukan itu ia mengenakan pakaian yang dibuat seluruhnya dari perak, dan modelnya begitu menawan, dan datang ke teater dini hari pagi itu; pada waktu tersebut perak pada pakaiannya diterangi oleh pantulan cahaya segar matahari padanya, bersinar secara mengejutkan, dan begitu berkilauan sehingga menimbulkan kegentaran bagi mereka yang memandanginya; dan saat itu para pemujanya berteriak, dari satu tempat dan tempat lainnya (meskipun bukan untuk kebaikannya,) bahwa ia adalah seorang dewa; dan mereka menambahkan, "Kiranya engkau bermurah hati pada kami; karena meskipun kami sampai sekarang menghormatimu hanya sebagai seorang manusia, tetapi mulai sekarang kami akan menghargai engkau sebagai lebih tinggi dari sifat fana". Mendengar ini raja tidak menegur, maupun menolak sanjungan yang tidak saleh dari mereka itu. Tetapi ketika ia saat itu melihat ke atas, ia melihat seekor burung hantu hinggap pada suatu tali di atas kepalanya, dan segera memahami bahwa burung ini adalah utusan kabar buruk, karena pernah menjadi utusan kabar baik baginya; dan jatuh ke dalam keluhan berat. Rasa sakit tajam muncul dari dalam perutnya, dan mulai dengan cara yang sangat ganas... Karenanya ia diusung ke dalam istana, dan gosip menjalar ke luar ke segala tempat, bahwa ia pasti akan mati sebentar lagi...Dan ketika ia telah sangat dilemahkan oleh sakit dalam perutnya, ia meninggal, dalam usia lima puluh empat tahun, dan tahun ketujuh pemerintahannya, karena ia memerintah empat tahun di bawah Caius Caesar, tiga tahun darinya atas tetrarki Filipus saja, dan tahun keempat ia memiliki tambahan wilayah bekas milik Herodes; dan ia memerintah, selain itu, tiga tahun dalam masa pemerintahan Claudius Caesar; di mana waktu itu ia memerintah negeri-negeri yang telah disebutkan, dan juga ditambahi Yudea, serta Samaria dan Kaisarea..."
  7. ^ Kisah Para Rasul 12:12
  8. ^ Kisah Para Rasul 12:17
  9. ^ Dalam kemarahannya, "Herodes menyuruh memeriksa pengawal-pengawal itu dan membunuh mereka." (Kis 12:19)
  10. ^ Kisah Para Rasul 12:23
  11. ^ Eusebius. Historia Ecclesiatica (Kitab II Bab 10). Kutipan "2. Kami harus mengagumi bahwa catatan Yosefus bersesuaian dengan Kitab Suci mengenai peristiwa menakjubkan ini; karena ia jelas menjadi saksi kebenaran dalam buku kesembilan belas "Antiquitates"-nya, di mana ia menceritakan keajaiban itu dengan kata-kata berikut:"..."6. Raja tidak memarahi mereka, maupun tidak menolak sanjungan tidak saleh mereka itu. Tetapi setelah sesaat, memandang ke atas, ia melihat satu malaikat (=utusan) duduk di atas kepalanya. Dan ia segera memahami sebagai penyebab kemalangan, karena pernah sebelumnya menjadi penyebab keberuntungan, dan ia terpukul sakit yang menembus ulu hatinya."... "10. Aku heran sekali bahwa Yosefus, dalam hal ini sebagaimana hal-hal lain, sangat setuju dengan Kitab Suci. Tetapi jika tampak bagi siapapun ada ketidaksesuaian mengenai nama raja, sedikitnya waktu dan peristiwa-peristiwa itu menunjukkan bahwa dimaksudkan orang yang sama, apakah perubahan nama disebabkan oleh kesalahan penyalin, atau karena faktanya, ia, seperti banyak orang, menggunakan dua nama."
  12. ^ Wieseler. Chronologie des ap. Zeitalters, p. 131 sqq.
  13. ^ Kisah Para Rasul 12:25

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]