Kisah Para Rasul 3

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Kisah 3)
Kisah Para Rasul 3
Kisah Para Rasul 3:5-6, 10-12 dalam bahasa Yunani pada Uncial 057 (abad ke-4/ke-5).
KitabKisah Para Rasul
KategoriSejarah gereja
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
5
pasal 2
pasal 4

Kisah Para Rasul 3 (disingkat Kis 3) adalah bagian Kitab Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ditulis oleh Lukas, seorang Kristen yang merupakan teman seperjalanan Rasul Paulus.[1] Berisi kisah penyembuhan orang lumpuh di Gerbang Indah, pintu masuk ke Bait Allah oleh Petrus dan khotbah Petrus di Serambi Salomo.[2] Merupakan kesatuan dengan pasal 4.

Teks[sunting | sunting sumber]

Struktur[sunting | sunting sumber]

Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini:

Referensi silang[sunting | sunting sumber]

Petrus dan Yohanes[sunting | sunting sumber]

Kebersamaan kedua rasul Petrus dan Yohanes sudah tercatat dalam kitab-kitab Injil dan berlanjut dalam Kisah Para Rasul.[3] Usia mereka mungkin sebaya (ide bahwa Petrus berusia jauh lebih tua daripada Yohanes terutama disebabkan oleh lukisan para artis dari imajinasi mereka dan tidak ada bukti dari Alkitab), dan sudah menjadi sahabat karib sejak muda, karena dicatat bahwa mereka bersama-sama menangkap ikan di Danau Galilea (Lukas 5:10), mereka juga sama-sama mencari penghiburan Israel dan mendapatkan baptisan Yohanes (Yohanes 1:35).[3] Yohanes dan Andreas pertama-tama segera memberitahukan kepada Petrus bahwa mereka telah menemukan Kristus (Yohanes 1:41). Petrus dan Yohanes diutus bersama-sama untuk mempersiapkan Paskah (Lukas 22:8). Yohanes juga membawa Petrus ke istana Imam Besar (Yohanes 18:16), dan meskipun ia tentunya menjadi saksi penyangkalan Petrus terhadap Yesus, ia tidak memusuhi Petrus, karena jelas mereka berdua yang menerima kabar dari Maria Magdalena mengenai makam Yesus yang kosong pada hari kebangkitan Yesus dan segera berlari bersama untuk memeriksa kubur itu (Yohanes 20:6).[3] Hubungan erat ini juga mengikat keduanya dalam pertanyaan Petrus, “Tuhan, dan apakah yang akan terjadi padanya?” (Yohanes 21:21); dan pada ayat ini mereka sekali lagi menjadi satu tim dalam ibadah dan perbuatan. Pernah ada persaingan kedudukan, yaitu mengenai tempat di sebelah kiri dan kanan Yesus yang diminta oleh Yohanes dan saudara laki-lakinya, Yakobus (Matius 20:20; Markus 10:35), tetapi setelah peristiwa di mana mereka mendapat teguran dari Yesus itu, hubungan mereka tetap erat. Selanjutnya mereka berdua pergi ke Samaria untuk membaptis orang-orang di sana dengan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 8:14), dan mereka berdua (dihadiri oleh Yakobus, saudara Yesus) mengakui pekerjaan yang telah dilakukan oleh Paulus dan Barnabas di antara orang-orang bukan Yahudi (Galatia 2:9). Tidak dicatat kapan mereka berpisah dan tidak berjumpa lagi, karena setelah pasal 8, tidak ada catatan perbuatan Yohanes selanjutnya dalam Kisah Para Rasul.[3][4]

Ayat 1[sunting | sunting sumber]

Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. (TB)[5]

Ayat 1 bahasa Yunani[sunting | sunting sumber]

Textus Receptus

ἐπὶ τὸ αὐτό δὲ Πέτρος καὶ Ἰωάννης ἀνέβαινον εἰς τὸ ἱερὸν ἐπὶ τὴν ὥραν τῆς προσευχῆς τὴν ἐννάτην

Transliterasi

epi to auto de Petros kai Iōannēs anebainon eis to ieron epi tēn ōran tēs proseukhēs tēn ennatēn
  • Ada naskah kuno menempatkan ἐπὶ τὸ αὐτό (di awal ayat ini) pada ayat sebelumnya, yaitu Kisah 2:47 misalnya: Codex Bezae[6]

Ayat 1 catatan[sunting | sunting sumber]

  • "Pada suatu hari": Terjadi beberapa waktu setelah Hari Pentakosta, di mana catatan pada akhir pasal 2 mengindikasikan perubahan yang bertahap dan perlahan, tanpa hal-hal istimewa, dan tidak diketahui berapa lama telah berselang, bisa jadi beberapa bulan.[3] Ellicott mengamati ketiadaan data kronologis di sini agak aneh bagi penulis yang biasanya teliti untuk urusan waktu (Lukas 3:1; Lukas 6:2), dan penjelasan yang paling alamiah adalah sumber informasinya tidak mengingat jelas harinya, sedangkan sebagai sejarawan yang baik, Lukas tidak mau mencatat hal-hal yang tidak pasti.[3] Meyer berpendapat bahwa Lukas melihat kembali Kisah 2:43, dan memilih satu dari banyak "mujizat dan tanda" (τέρατα καὶ σημεῖα) khususnya yang berkaitan dengan penganiayaan pertama.[7]
  • "Menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang" (Inggris: At the hour of prayer, being the ninth hour) Jam 3 sore (pukul 15:00) merupakan waktu korban petang orang Yahudi (Jos. Ant. xiv. 4, § 3).[3] Tradisi Yudaisme kemudian menetapkan jam ke-3, ke-6, dan ke-9 (pukul 9:00, 12:00 dan 15:00) sebagai waktu doa pribadi, yang tersirat dari kebiasaan Daniel berdoa tiga kali sehari Daniel 3:10) dan Mazmur 55:17 (“Di waktu petang, pagi dan tengah hari aku cemas dan menangis"; "...I pray" (= " aku berdoa”) dalam KJV) menunjukkan kebiasaan ini telah ada sejak zaman raja Daud.[3] Ada pula aturan “Tujuh kali sehari” yang mungkin dijalani oleh mereka yang ingin beribadah lebih khusyuk (Mazmur 119:164).[3] Kedua tradisi ini diteruskan dalam Gereja Kristen, di mana kebiasaan tiga waktu dijalankan oleh banyak orang pada di Alexandria pada zaman Klemens (Strom, vii. p. 722), sedangkan kebiasaan tujuh waktu menjadi “canonical hours” Kekristenan Barat, istilah yang pertama kali muncul dalam Peraturan St. Benediktus ("Rule of St. Benedict (m. 542 M)") serta digunakan oleh Bede (701 M).[3]
  • "Naiklah": diterjemahkan dari bahasa Yunani ἀνέβαινον, anebainon, kata kerja berbentuk tak sempurna (imperfect), bermakna "sedang mendaki" tangga yang menuju pelataran Bait Suci di tingkat teratas,[8] masih dalam proses dan baru sampai di Bait Suci pada Kisah 3:8.[9]
  • "Petrus dan Yohanes": lihat keterangan tersendiri.
  • "Ke Bait Allah": Dalam Lukas 24:53, dicatat bahwa para rasul selalu berada di Bait Suci memuliakan Allah. Dari Kisah Para Rasul 2:46, jelas bahwa semua murid terbiasa setiap hari ke Bait Suci untuk beribadah.[10]

Ayat 2[sunting | sunting sumber]

Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. (TB)[11]
  • "Seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya": Catatan cermat mengenai lamanya penderitaan orang lumpuh ini adalah ciri khas St. Lukas (Lukas 9:33; Lukas 14:8), dan ketelitian naratif ini mengindikasikan bahwa sumber informasinya mungkin orang yang tadinya lumpuh itu sendiri.[3]
  • "Gerbang Indah": Flavius Yosefus (37-100 M), sejarawan Yahudi-Romawi, mencatat dalam tulisannya "Perang Yahudi" mengenai adanya satu gerbang yang dibuat lebih indah dari sembilan gerbang Bait Suci lainnya.[12]

Ayat 6[sunting | sunting sumber]

"Healing of the Lame Man" (Penyembuhan seorang lumpuh) karya Raphael pada permadani. Seniman itu menggunakan "tiang-tiang Salomo" di Basilika Santo Petrus sebagai model untuk tiang-tiang Bait Allah.
Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" (TB)[13]

Penyembuhan pengemis lumpuh itu disebabkan oleh kuasa Kristus yang bekerja lewat para rasul, setelah turunnya Roh Kudus. Yesus mengatakan kepada para pengikut-Nya tentang mereka yang akan percaya kepada-Nya, " ... demi nama-Ku ... mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit dan orang itu akan sembuh".[14] Gereja melanjutkan pelayanan penyembuhan Yesus Kristus dalam ketaatan kepada-Nya. Mukjizat itu terlaksana karena iman "demi nama Yesus Kristus" dan "karunia untuk menyembuhkan" yang bekerja melalui Petrus.[15][16]

Ayat ini menjadi sumber lagu rohani:

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  3. ^ a b c d e f g h i j k Ellicott, C. J. (Ed.) 1905). Ellicott's Bible Commentary for English Readers. Acts 3. London: Cassell and Company, Limited, [1905-1906]. Online version: (OCoLC) 929526708. Diakses 28 April 2018.
  4. ^ Petrus tidak menyebut mengenai Yohanes dalam surat-suratnya dan dalam tulisan-tulisan Yohanes yang kemudian (surat-surat dan Wahyu) juga tidak ada penyebutan mengenai Petrus maupun rasul-rasul lainnya (diperkirakan saat penulisan semua dokumen itu para rasul lain sudah mati).
  5. ^ Kisah Para Rasul 3:1 - Sabda.org
  6. ^ NT Transcripts at Uni Muenster
  7. ^ Meyer's NT Commentary.
  8. ^ Vincent's Word Studies. Acts 3.
  9. ^ Expositor's Greek Testament.
  10. ^ Barnes. Notes on the Bible. Acts 3.
  11. ^ Kisah Para Rasul 3:2 - Sabda.org
  12. ^ Yosefus, F. Bellum Iudaicum V. 5. 3. Kutipan: Ada sembilan gerbang pada setiap sisi yang dilapisi dengan emas dan perak, demikian pula palang samping pintu dan palang atasnya; tetapi ada satu gerbang yang tanpa [pelataran dalam] rumah suci, yang dibuat dari perunggu Korintus, dan sangat melebihi yang lainnya yang hanya dilapisi dengan emas dan perak. Setiap gerbang mempunyai dua pintu, yang tingginya sekitar tiga puluh hasta, dan lebarnya lima belas. Namun, ada ruang besar di dalam tiga puluh hasta, dan pada setiap sisi ada kamar-kamar, dan masing-masing baik dalam lebar dan panjang, dibangun seperti menara, dan tingginya lebih dari empat puluh hasta. Dua tiang menopang kamar-kamar itu, dan kelilingnya dua belas hasta. Ukuran gerbang-gerbang lain itu sama semuanya; tetapi yang di atas gerbang Korintus, yang terbuka ke timur berhadapan dengan gerbang rumah suci itu sendiri, lebih besar; karena tingginya lima puluh hasta; dan pintu-pintunya empat puluh hasta; dan dihiasi secara paling mahal, karena mempunyai lapisan emas dan perak yang lebih tebal dan lebih kaya daripada yang lain. Sembilan gerbang itu dituangi emas dan perak oleh Alexander, ayah Tiberius. Ada lima belas anak tangga yang mengarahkan menjauhi tembok pelataran perempuan ke gerbang yang lebih besar ini; sedangkan yang mengarahkan dari gerbang-gerbang lainnya lima anak tangga lebih pendek.
  13. ^ Kisah Para Rasul 3:6 - Sabda.org
  14. ^ Markus 16:17–18
  15. ^ 1 Korintus 12:1,9
  16. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  17. ^ Cedarmont Kid – Silver and Gold Have I None
  18. ^ PKJ 276

Pranala luar[sunting | sunting sumber]