Kesurupan (film)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kesurupan
SutradaraRizal Mantovani
ProduserDhamoo Punjabi
Manoj Punjabi
Dheeraj Kalwani
SkenarioAviv Elham
CeritaAviv Elham
Rizal Mantovani
PemeranNia Ramadhani
Andhika Pratama
Shareefa Daanish
Penata musikDavid Poernomo
SinematograferUche T. Santoso
PenyuntingAdrian Maulana
DistributorMD Pictures
Dee Company
Tanggal rilis
27 Maret 2008
Durasi99 menit
NegaraIndonesia
Situs webhttp://kesurupanthemovie.com

Kesurupan merupakan sebuah film hantu Indonesia yang dirilis pada 27 Maret 2008 diproduksi oleh Dhamoo Punjabi, Manoj Punjabi, dan Dheeraj Kalwani. Film yang disutradarai oleh Rizal Mantovani ini dibintangi antara lain oleh Nia Ramadhani, Andhika Pratama, dan Shareefa Daanish. Film ini merupakan salah satu film terseram yg pernah diproduksi dalam perfiliman indonesia.

Sinopsis[sunting | sunting sumber]

Dua sahabat yang bertemu dalam OSPEK di Universitas Tarumanagara, Alin (Shareefa Daanish) yang nyentrik dan Felina (Nia Ramadhani) yang cantik, mendapatkan kengerian kala mereka mengikuti kegiatan OSPEK lanjutan yang bermenu acara jurik malam dan menginap di Hutan Kayu Mati, Sukabumi. Felina mendapatkan perhatian lebih dari seorang panitia OSPEK yang tampan, Marik (Andhika Pratama) yang kebetulan menjadi pemimpin kelompok jurik malam Alin dan Felina bersama kedua teman mereka, Erna dan Dea. Saat mencari rute (dan tersesat) di Hutan pada siang hari, mereka berlima terperosok jatuh kesebuah lubang tanah yang ternyata berisi banyak tengkorak manusia. Lubang tanah itu juga berisi sebuah boneka yang berdesain menyeramkan. Alin mengambil boneka tersebut tanpa menyadari risikonya. Saat perjalanan keluar dari ketersesatan, mereka bertemu dengan seorang pria bisu dan saudaranya yang tampaknya merupakan siluman babi dan ia bisa berbicara.

Malam harinya, Alin mulai kesurupan saat tengah bermain dengan boneka itu seusai acara jurik malam. Saat acaranyapun, Alin didatangi tiga roh, seorang kakek-kakek, seorang ibu muda berkebaya, dan seorang gadis cilik. Setelah malam kesurupan (Alin berhasil ditolong kedua saudara itu), Alin kembali ke rumahnya diantar Felina. Namun itu tidak mengubah keadaan dan memulai teror untuk keluarga Alin, yakni Ibu Alin dan kedua pelayan rumah, Mastur dan Onah. Alin secara aneh mulai kesurupan dan hal itu terjadi terus menerus. Selaku sahabat, Marik dan Felina turut bersimpati dengan bergiliran menjaga Alin dirumahnya. Saat Felina menjaga dan hampir dibunuh, sang Ibu memutuskan untuk memanggil orang pintar. Orang pintar pertama, seorang pria yang tidak berhasil mengeluarkan setan itu dan malah menjadi tambah parah. Orang pintar kedua, Mak Piah, seorang wanita separuh baya dengan dandanan nyentrik, membuat ramuan saat Alin kabur dari rumah dan dengan kesurupannya, membuat satu korban. Ramuan itu diharuskan diminum Alin seusai Alin kesurupan. Dan ramuan itu membuat Alin semakin membaik. Tapi Alin mulai kesurupan lagi. Mak Piah memberikan deskripsi hantu itu. 3 roh yang biasa dilihat itu adalah peliharaan penunggu Hutan Kayu Mati, Ki Sarwana Armadirga.

Setelah kesurupan untuk yang kesekian kalinya (dan dikasur Alin, Alin selalu diikat dan ajaibnya ia selalu bisa melepaskan diri), Felina mengambil kesimpulan bahwa boneka yang dulu Alin bawa dari kuburan itu adalah penyebabnya. Saat ingin dibakar, Alin berteriak dan boneka itu raib. Keesokan harinya, semua orang berkumpul. Mak Piah diberikan boneka itu oleh Onah yang ternyata mengambil boneka itu semalam. Mak Piah memberikan ramuan untuk Alin yang membuat Alin tidak akan kesurupan untuk waktu tertentu. Sementara itu, Felina dan Marik diberikan tugas untuk membawa Alin ke Hutan Kayu Mati dengan membawa serta boneka itu untuk dikembalikan ke kuburan sesegera mungkin.

Keesokan harinya, Alin, Felina, dan Marik pergi ke Hutan Kayu Mati dan bertemu dengan manusia yang merupakan siluman babi itu. Orang itu mengajak mereka bertiga ke gubuknya setelah mendengarkan penjelasan Marik perihal Alin. Disana, orang itu membawa saudaranya yang bisu. Saudaranya yang bisu menjelaskan dan diterjemahkan secara verbal oleh sang siluman. Mereka harus mengembalikan boneka itu tepat tengah malam dan tidak boleh mengikuti bisikan hantu itu. Apabila mereka gagal, maka Alin akan kesurupan selamanya. Seusai mengembalikan boneka, Alin terbangun di gubuk. Felina dan Marik bercerita dua bersaudara itu telah berbaik hati menampung mereka. Saat Felina berpelukan dengan Alin, Alin kesurupan kembali. Tentu Felina dan Marik bertanya-tanya kenapa bisa begitu. Kemudian siluman babi itu muncul dan ternyata dialah Ki Sarwana Armadirga itu. Ia menjebak Felina dan Marik agar mempercayainya dan melaksanakan ritual seperti kehendaknya agar Alin justru tidak bisa lepas dari kesurupan.

Film berakhir dengan Felina dan Marik yang terjebak dalam gubuk itu dan terbunuh. Sementara Alin tidak meninggal, tetapi ia kesurupan untuk selamanya.

Pemeran[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]