Kedungbenda, Kemangkon, Purbalingga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kedungbenda[sunting | sunting sumber]

Kedungbenda
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPurbalingga
KecamatanKemangkon
Kode pos
53381
Kode Kemendagri33.03.01.2001
Luas3.972e+6 m² / 397.2 hectares / 3.972 km² /4.276e+7 ft² / 981.5 acres
Jumlah penduduk-
Kepadatan-

Kedungbenda adalah desa di kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia. Memiliki luas 3.972e+6 m² / 397.2 hectares / 3.972 km² /4.276e+7 ft² / 981.5 acres. Desa yang terletak di koordinat -7.470967° 109.331477° di ujung paling barat Kec.Kemangkon.Dikelilingi 2 sungai besar sebagai batas administratif wilayah,yakni;Sungai Klawing di sebelah utara dan Sungai Serayu di sebelah selatan.Mayoritas penduduk warga desanya berprofesi sebagai petani dan buruh lepas seperti;penambang pasir,tukang kayu,dneres (mengambil air bunga kelapa untuk membuat gula merah) dan tukang bangunan.

Sebagai desa yang mengedepankan pertanian sebagai sektor paling fital,boleh dibilang pertanian di Kedungbenda cukup baik,dengan hasil bumi yang berfariasi dan berkualitas,terlebih didukung dengan adanya sumber air yang melimpah dari Sungai Klawing dan Sungai Serayu.Adapun hasil bumi yang menjadi andalan dari Desa Kedungbenda antara lain;padi,jagung,kedelai ,

Kelapa dan singkong.

Berbatasan Langsung dengan Kabupaten Banyumas Di barat dipisahkan dengan Sungai Klawing , bagian Timur : Desa Bokol

Potensi Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Dengan suasana desa yang masih asri,Kedungbenda menyimpan banyak potensi wisata alam yang menarik:

*Congot[sunting | sunting sumber]

Merupakan sebuah tempat dimana aliran dari Sungai Klawing dan Sungai Serayu bertemu sehingga menciptakan kontras warna yang cantik di antara kedua aliran sungai tersebut.Dengan suasana yang masih hijau dengan landscape hijau kebiruan dari barisan perbukitan di Sebelah Selatan menambah cantik pemandangan di area ini.

*Panembahan Jago/Panembahan Wlandang Japlak[sunting | sunting sumber]

Merupakan makam yang dikeramatkan oleh warga desa,yang berada di area Congot.Untuk asal-usul makam itu sendiri masih menjadi misteri oleh karena warga banyak yang tidak mengetahui,ada apa dan siapa yang dimakamkan di makam tersebut.

*Panembahan Durna/Lingga Yoni[sunting | sunting sumber]

Sebuah situs kuno yang merupakan peninggalan dari masa Hindu-Budha,berupa batu besar dengan panjang +/- 1m dan diameter +/- 30 cm.Asal usul Lingga Yoni:Ada salah satu cerita yang dikait-kaitkan dengan keberadaan Congot ini. Salah satunya adalah cerita tentang sayembara antara Pandawa & Kurawa dalam membuat bengawan atau sungai yang mengalkir sampai lautan. Siapa yang kalah maka harus rela dipenggal lehernya. Dan tanpa disadari kedua sungai yang dibuat kedua kubu ini bertemu di satu titik yaitu Congot. Dan dalam cerita ini, disebutkan jika Durna adalah pihak yang harus dipenggal lehernya oleh Bima. Namun karena tidak enak dikarenakan Durna adalah guru sang adik, maka Bima memutuskan hanya lingga Durna saja yang dipenggal dan dikuburkan di dekat Congot. Dan masyarakat sekitar mempercayai jika lingga Durna itu kemudian berubah menjadi batu dan berpindah ke areal pemukiman di Kedung Benda (Situs Lingga Yoni desa Kedung Benda)

*Wisata Air[sunting | sunting sumber]

Dengan menggunakan perahu,kita bisa berkeliling desa melintasi Sungai Klawing dengan di suguhi pemandangan alam yang masih benar-benar asri,selain itu kita juga bisa memancing di sana.

*Pesona Linggamas

wisata sejuta kuliner diarea pesisir linggamas dekat dengan Jembatan Linggamas bisa nikmati kuliner khas Yaitu.Kupat Landan dan ikan goreng

Kupat Landan adalah ketupat masak dengan air rebusan abu pelepah kelapa hingga kulit kupat Jadi merah,,> apalagi momen momen lebaran dan para pedagang bakso dan soto serta mie ayam sering kulak kupat Di pasar pasar yang menjual kupat tersebut terutama Di pasar Sokaraja dan Pasar Panican,>

Geliat Industri[sunting | sunting sumber]