Kawin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 21.44 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 42 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q228395)
Artikel ini membahas kawin dalam arti biologi. Untuk pengertian yang lain, lihat Kawin (disambiguasi).
Siklus kehidupan organisme dari reproduksi seksual pada tahap haploid dan diploid.

Dalam biologi, kawin (untuk menyebutnya kejadiannya disebut perkawinan) adalah proses pemaduan dan penggabungan sifat-sifat genetik untuk mewariskan ciri-ciri suatu spesies agar tetap lestari (disebut reproduksi). Proses ini seringkali menghasilkan dimorfisme di dalam suatu spesies sehingga dikenal adanya jenis kelamin jantan dan betina. Karena dalam perkembangan terbentuk pula sel-sel yang terspesialisasi berdasarkan tipe seksual, dikenallah sel kelamin (gametosit, gametocyte), yang untuk jantan biasanya disebut sel sperma (spermatozoid) dan untuk betina disebut sebagai sel telur (ovum).

Reproduksi yang memerlukan tahap perkawinan dikatakan sebagai reproduksi seksual, sedangkan yang tidak memerlukan proses ini disebut sebagai reproduksi aseksual, reproduksi somatik, atau reproduksi vegetatif.


Hewan

Perkawinan pada hewan-hewan primitif atau berada pada posisi filogenetik dasar biasanya tidak melibatkan kopulasi. Sepasang individu yang kawin meletakkan telur-telur di suatu tempat dan kemudian dibuahi dengan spermatozoa. Perkembangan lebih lanjut ada spesies yang mengembangkan kantung untuk melindungi telur-telur yang dikeluarkan.

Pada serangga primitif, pejantan meletakkan spermatozoa pada suatu substrat, kadang-kadang dilindungi oleh struktur tertentu, dan kemudian mencumbu si betina untuk mengambil spermatozoa tersebut dan dimasukkan ke dalam bukaan organ kelaminnya. Capung dan laba-laba memasukkan langsung spermatozoa ke dalam struktur kopulasi sekunder, yang kemudian digunakan untuk membuahi betina. Serangga yang lebih maju memiliki organ khusus untuk memasukkan spermatozoa langsung ke saluran reproduksi betina.


Tumbuhan dan fungi

Pada eukariota selain hewan, seperti tumbuhan dan fungi, perkawinan juga berarti konjugasi seksual. Namun demikian, tumbuhan tidak melakukan kontak fisik bagi berlangsungnya pertukaran sel-sel gamet, melainkan bantuan media lain. Perkawinan pada tumbuhan berbunga mencakup peristiwa penyerbukan yang dilanjutkan dengan pembuahan. Pada tumbuhan tidak berbunga tidak ada penyerbukan tetapi spermatozoa bertemu dengan sel telur melalui media tertentu untuk mendekatkan keduanya. Karena kesulitan dalam pergerakan, banyak tumbuhan mengembangkan penyerbukan sendiri untuk reproduksi seksualnya. Tumbuhan paku mengembangkan spora sebagai sarana untuk menumbuhkan individu penghasil gamet (gametofit) sehingga memiliki pergiliran keturunan.

Sejumlah fungi (jamur) tidak memiliki perbedaan jenis kelamin yang dapat diamati (isogami) namun juga melakukan perkawinan. Dua isolat fungi yang berbeda dapat melakukan perkawinan.


Lihat pula

Referensi