Kapulaga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Kapulaga Jawa)
Kapulaga
Kapulaga sejati (E. cardamomum)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genera
Gambar : Kapulaga

Kapulaga adalah sejenis rempah yang dihasilkan dari biji beberapa tanaman dari genera Elettaria dan Amomum dalam keluarga Zingiberaceae (keluarga jahe-jahean)[1]. Kedua genera ini adalah tanaman asli Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Nepal, dan Pakistan; biji kapulaga dapat dikenali dari biji polongnya yang kecil, penampang irisan segitiga, dan berbentuk gelendong kumparan, dengan kulit luar yang tipis, dan biji hitam yang kecil.

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Kapulaga sering digunakan sebagai rempah (bumbu) untuk masakan tertentu dan juga untuk campuran jamu atau obat-obatan herbal tradisional. Kapulaga dapat dijadikan anti-depresan, caranya dengan mencampurkannya di air dalam gelas, tunggu hingga mengendap (sekitar 30 menit); sebelum dan saat diminum, dapat diselang dengan menghirup aromanya. Tidak hanya itu kapulaga bahkan menjadi salah satu komoditas ekspor yang penting terutama untuk di negara-negara timur tengah, mesir dan India.[2]

Varian[sunting | sunting sumber]

Tanaman Kapulaga

Ada dua macam kapulaga yang banyak digunakan di Indonesia, yakni kapulaga jawa (Amomum compactum) dan kapulaga seberang atau kapulaga india (Elettaria cardamomum); keduanya termasuk ke dalam suku jahe-jahean atau Zingiberaceae.

Kapulaga India diperkenalkan ke Guatemala oleh pengusaha perkebunan kopi asal Jerman, Oscar Majus Kloeffer, sebelum Perang Dunia I.[3] Kini Guatemala menjadi penghasil kapulaga terbesar di dunia, diikuti oleh India. beberapa negara seperti Sri Lanka dan Indonesia juga membudidayakannya. Polong biji Elettaria berwarna hijau terang, sementara polong biji Amomum lebih besar dan berwarna cokelat tua.

Kini kapulaga adalah rempah termahal ketiga di dunia, setelah saffron dan vanilla.

Cara Budidaya[sunting | sunting sumber]

  1. Pemilihan Lokasi Penanaman. Kapulaga pada umumnya dilakukan dengan cara monokultur dan agroforestri atau lebih tepatnya tenaman yang memerlukan naungan dan paling baik ditanam bersama dengan tanaman lainnya seperti mahoni dan sengon.
  2. Pemilihan bibit yang berkualitas. pemilihan ini bisa dilakukan secara genetatif penyemaian biji maupun vegetatif atau menggunakan tunas yang baru.
  3. Pemeliharaan. Memelihara kapulaga hampir sama dengan memelihara tanaman pada umumnya. Seperti memberi pupuk, membersihkan rumput dan gulma, serta memusnahkan hama (HPT).
  4. Memanen. Tanaman kapulaga memiliki 2 masa panen. yang pertama pada umumnya kapulaga mulai berbunga pada umur 7-8 bulan. dan dapat di panen setelah umur 12-13 bulan. masa kedua adalah panen raya yang biasa terjadi pada bulan juli - oktober dan bulan Januari - April pada tahun ke dua.
  5. Pasca Panen. hal yang dilakukan setelah panen adalah pemipilan yaitu memisahkan kapulaga dari induknya. pembersihan yaitu membersihkan kapulaga dari segala kotoran yang menempel. penjemuran yaitu biasanya dilakukan penjemuran menggunakan sinar matahari langsung dengan lama pengeringan selama 4-5 hari. dan penyimpanan yang dikemas menggunakan karung pelastik.[4]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company. 
  2. ^ "Kapulaga, Komoditas Ekspor Yang Mudah Budidayanya". www.swadayaonline.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-07-17. 
  3. ^ "Kerala cardamom trying to fight off its Guatemalan cousin", The Times of India, 21 April 2014; accessed 25 July 23014.
  4. ^ Dian Diniyati , Eva Fauziyah, Tri Sulis Widyaningsih (2014). "UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KAPULAGA". Balai Penelitian Teknologi Agroforestry. Vol. 2 No. 1. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]