Kambing boer

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Seekor kambing boer.

Kambing boer adalah kambing yang berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang teregistrasi selama lebih dari 65 tahun. Kata "Boer" artinya petani. Kambing boer merupakan kambing pedaging yang sesungguhnya karena pertumbuhannya sangat cepat.

Kambing ini pada umur lima hingga enam bulan sudah dapat mencapai berat 35–45 kg, dengan rataan pertambahan berat tubuh antara 0,02–0,04 kg per hari. Keragaman ini tergantung pada banyaknya susu dari induk dan ransum pakan sehari-harinya. Kambing boer jantan akan tumbuh dengan berat badan 120–150 kg pada saat dewasa (umur 2-3 tahun), sedangkan betina dewasa (umur 2-3 tahun) akan mempunyai berat 80–90 kg. Boer betina maupun jantan keduanya bertanduk. Dibandingkan dengan kambing perah lokal, persentase daging pada karkas kambing boer jauh lebih tinggi mencapai 40%–50% dari berat tubuhnya.

Deskripsi[sunting | sunting sumber]

Kambing boer dapat dikenali dengan mudah dari tubuhnya yang lebar, panjang, dalam, berbulu putih, berkaki pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang menggantung, berkepala warna cokelat kemerahan atau cokelat muda hingga cokelat tua. Beberapa kambing boer memiliki garis putih ke bawah di wajahnya. Kulitnya berwarna cokelat yang melindungi dirinya dari kanker kulit akibat sengatan sinar matahari langsung. Kambing ini sangat suka berjemur di siang hari.

Kambing boer dapat hidup pada suhu lingkungan yang ekstrem, mulai dari suhu sangat dingin (-25 derajat celcius) hingga sangat panas (43 derajat celcius) dan mudah beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan, serta tahan terhadap penyakit. Mereka dapat hidup di kawasan semak belukar, lereng gunung yang berbatu atau di padang rumput. Secara alamiah mereka adalah hewan yang suka meramban sehingga lebih menyukai daun-daunan dan tanaman semak daripada rumput.

Kambing boer Jantan[sunting | sunting sumber]

Boer jantan bertubuh kokoh dan kuat sekali. Pundaknya luas dan ke belakang dipenuhi dengan pantat yang berotot. Boer jantan dapat kawin pada bulan apa saja sepanjang tahun. Mereka berbau tajam guna memikat betina. Seekor pejantan dapat aktif kawin pada umur 7-8 bulan, tetapi disarankan agar satu pejantan tidak melayani lebih dari 8–10 betina sampai pejantan itu berumur sekitar satu tahun. Boer jantan dewasa (2–3 tahun) dapat melayani 30–40 betina. Disarankan agar semua pejantan dipisahkan dari betina pada umur 3 bulan agar tidak terjadi perkawinan yang tidak direncanakan. Seekor pejantan dapat mengawini hingga selama 7–8 tahun.

Kambing boer Betina[sunting | sunting sumber]

Boer betina tumbuh seperti jantan, tetapi tampak sangat feminim dengan kepala dan leher ramping. Ia sangat jinak dan pada dasarnya tidak banyak berulah. Ia dapat dikawinkan pada umur 10–12 bulan, tergantung besar tubuhnya. Kebuntingan untuk kambing adalah 5 bulan. Ia mampu melahirkan anak-anak tiga kali dalam dua tahun. Betina umur satu tahunan dapat menghasilkan 1–2 anak. Setelah beranak pertama, ia biasanya akan beranak kembar dua, tiga, bahkan empat [1] Boer induk menghasilkan susu dengan kandungan lemak sangat tinggi yang cukup untuk dikonsumsi anak-anaknya. Ketika anaknya berumur 2½–3½ bulan induk mulai kering. Boer betina mempunyai dua hingga empat puting, tetapi kadang kala tidak semuanya menghasilkan susu. Sebagai ternak yang kawinnya tidak musiman, ia dapat dikawinkan lagi tiga bulan setelah melahirkan. Birahinya dapat dideteksi dari ekor yang bergerak-gerak cepat disebut “flagging”. Boer betina mampu menjadi induk hingga selama 5–8 tahun.

Catatan Kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Bowman, Gail, Raising Meat Goats for Profit 0967038103

Pranala luar[sunting | sunting sumber]