Kabupaten Wakatobi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Wakatobi
Daerah tingkat II
Peta
Kabupaten Wakatobi di Sulawesi
Kabupaten Wakatobi
Kabupaten Wakatobi
Peta
Kabupaten Wakatobi di Indonesia
Kabupaten Wakatobi
Kabupaten Wakatobi
Kabupaten Wakatobi (Indonesia)
Koordinat: 5°19′10″S 123°35′41″E / 5.31934°S 123.5948°E / -5.31934; 123.5948
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tenggara
Tanggal berdiri18 Desember 2003
Dasar hukumUU RI Nomor 29 Tahun 2003
Ibu kotaWangi-Wangi
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 8
  • Kelurahan: 61
Pemerintahan
 • BupatiIr. Hugua
Luas
 • Total823 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 ((2011))
 • Total94.846
 • Kepadatan115/km2 (300/sq mi)
Demografi
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
7407
Kode area telepon040x
Kode Kemendagri74.07
DAURp. 353.873.348.000.-
Situs webhttp://www.wakatobi.info/


Kabupaten Wakatobi adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Wangi-Wangi, dibentuk berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2003, tanggal 18 Desember 2003. Luas wilayahnya adalah 823 km² dan pada tahun 2011 berpenduduk 94.846 jiwa.

Wakatobi juga merupakan nama kawasan taman nasional yang ditetapkan pada tahun 1996, dengan luas keseluruhan 1,39 juta hektare, menyangkut keanekaragaman hayati laut, skala dan kondisi karang yang menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia.

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Wakatobi berdasarkan harga berlaku pada tahun 2003 sebesar Rp. 179.774,04,- juta, sedikit lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp. 160.473,67,- juta. Berdasarkan harga berlaku, PDRB per kapita Kabupaten Wakatobi pada tahun 2002 adalah sebesar Rp. 1.833.775,23,- menjadi Rp. 2.026.993,35,- pada tahun 2003 atau naik sebesar 10,54%.

Keadaan wilayah

Letak

Kabupaten Wakatobi berbentuk kepulauan dan terletak di tenggara Pulau Sulawesi. Secara astronomis, Kabupaten Wakatobi berada di selatan garis khatulistiwa, membujur dari 5,00º sampai 6,25º Lintang Selatan (sepanjang ± 160 km) dan melintang dari 123,34º sampai 124.64º Bujur Timur (sepanjang ± 120 km).

Luas

Luas wilayah daratan Kabupaten Wakatobi adalah ± 823 km², sedangkan wilayah perairan lautnya diperkirakan seluas ± 18.377,31 km².

Batas wilayah

Utara Kabupaten Buton dan Kabupaten Buton Utara
Timur Laut Banda
Selatan Laut Flores
Barat Kabupaten Buton

Iklim

Kabupaten Wakatobi sama seperti daerah–daerah lain di Indonesia mengalami dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau. Wilayah daratan Kabupaten Wakatobi umumnya memiliki ketinggian di bawah 1.000 meter dari permukaan laut dan berada di sekitar daerah khatulistiwa, sehingga daerah ini beriklim tropika.

Pemerintahan

Berkas:Bupati wakatobi.jpg

Kabupaten Wakatobi saat ini dipimpin oleh Bupati Ir. Hugua.

Pembagian administratif

  1. Kecamatan Binongko
  2. Kecamatan Kaledupa
  3. Kecamatan Kaledupa Selatan
  4. Kecamatan Togo Binongko
  5. Kecamatan Tomia
  6. Kecamatan Tomia Timur
  7. Kecamatan Wangi-Wangi
  8. Kecamatan Wangi-Wangi Selatan

Desa/kelurahan

Seluruh kecamatan di Kabupaten Wakatobi dibagi lagi ke dalam 61 desa/kelurahan, tepatnya 45 desa dan 16 kelurahan. Dari 61 desa/kelurahan pada tahun 2003 tersebut, 10 desa telah mencapai desa swasembada (15,63%), 16 desa swakarya (25,00%), dan 38 desa swadaya (59,38%).


Penduduk dan tenaga kerja

Jumlah penduduk

Jumlah penduduk menurut hasil Sensus Penduduk tahun 2000 berjumlah 87.793 jiwa yang terdiri dari laki-laki 42.620 jiwa dan perempuan 45.173 jiwa. Tiga tahun kemudian, yaitu pada tahun 2003 diadakan pendaftaran pemilih dan pendataan penduduk berkelanjutan yang disingkat P4B secara sensus dengan hasil jumlah penduduk sebanyak 91.497 jiwa atau selama tiga tahun naik sejumlah 3.704 jiwa atau sekitar 1,41 persen per tahun.

Sebaran penduduk

Jumlah penduduk berada di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, 23,37% berada di Kecamatan Wangi-Wangi, 19,05% berada di Kecamatan Kaledupa, 17,86% berada di Kecamatan Tomia dan 15,01% berada di Kecamatan Binongko.

Jumlah penduduk bila dibandingkan dengan luas wilayah, maka kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Kaledupa 166 jiwa/km², menyusul Kecamatan Tomia 141 jiwa/km², kemudian Kecamatan Wangi-Wangi Selatan 109 jiwa/km².

Struktur umur, jenis kelamin dan suku

Keadaan struktur penduduk pada tahun 2003, 34,55% atau 31.610 jiwa adalah tergolong usia muda yang berusia 15 tahun ke bawah.

Rasio jenis kelamin di Kabupaten Wakatobi pada tahun 2003 sebesar 96,12%.

Terdapat 8 suku bangsa yang mendiami daerah Kabupaten Wakatobi dengan data tahun 2000 sebanyak 87.793, suku bangsa yang terbanyak adalah Wakatobi 91,33%, Bajau 7,92%, dan suku lainnya yang berjumlah kurang dari 1%.

Ketenagakerjaan

Penduduk usia kerja sebanyak 70.343 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 23.981 jiwa atau 34,09% dan perempuan sebanyak 36,362 jiwa atau 65,91%. Terdapat angkatan kerja 40.395 jiwa terdiri dari yang bekerja 37.678 jiwa atau 93,27% atau 53,56% terhadap penduduk usia kerja dan pengangguran terbuka sebanyak 6,73%. Bukan angkatan kerja sebanyak 29.408 jiwa atau 41,81% dari usia kerja yang terdiri dari sekolah 15.740 jiwa atau 53,52%, mengurus rumah tangga dan lainnya sebesar 13.668 jiwa atau 46,48%.

Bila dilihat menurut lapangan usaha maka yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian dengan jumlah 43,609 jiwa atau 61,99%, kemudian sektor perdagangan 15.635 jiwa atau 17,02%, disusul sektor jasa, industri dan transportasi.

Sosial

Pendidikan

Jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak pada tahun 2003 ada sebanyak 22 unit yang tersebar di lima kecamatan. Sementara itu jumlah guru ada sebanyak 47 orang, sedangkan jumlah murid ada sebanyak 989 orang. Pada Tahun 2003 rasio antara guru terhadap sekolah rata-rata 2 orang, murid terhadap sekolah rata-rata 45 orang, dan murid terhadap guru rata-rata 21 orang.

Dari jenjang Pendidikan Sekolah Dasar tercatat jumlah sekolah pada tahun 2003 sebanyak 101 unit. Jumlah guru sebanyak 684 orang, sedangkan jumlah murid sebanyak 14.742 orang. Rasio di tingkat SD pada tahun 2003 antara guru terhadap sekolah tercatat dengan rata-rata 7 orang, murid terhadap sekolah rata-rata 145 orang, dan murid terhadap guru rata-rata 22 orang.

Pada jenjang pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) terdapat 16 unit sekolah pada tahun 2003, sedangkan jumlah guru dan murid masing-masing ada sebanyak 235 dan 4.287 orang. Sehingga rasio antara guru terhadap sekolah tercatat dengan rata-rata 15 orang, murid terhadap sekolah rata-rata 268 orang, dan murid terhadap guru rata-rata 18 orang.

Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) tahun 2003 terdapat 4 unit sekolah. Jumlah guru pada tahun 2003 ada sebanyak 93 orang dan jumlah murid ada sebanyak 2.212 orang. Rasio yang tercatat pada tahun 2003 antara guru terhadap sekolah rata-rata 23 orang, murid terhadap sekolah rata-rata 553 orang, dan murid terhadap guru rata-rata 24 orang.

Kesehatan

Sampai tahun 2003 di Kabupaten Wakatobi belum ada Rumah Sakit Umum. Terdapat 7 unit Puskesmas keperawatan dan 12 unit Puskesmas Ppembantu, Dokter Umum sebanyak 5 orang, SKM sebanyak 2 orang, paramedis sebanyak 85 orang dan pembantu paramedis sebanyak 9 orang.

Agama

Tempat ibadah menurut agama, terlihat bahwa tahun 2003, Masjid sebanyak 112 buah dan Mushollah 22 buah, sementara Gereja, Pura dan Vihara tidak ada. Ini menandakan bahwa masyarakat Wakatobi memeluk agama Islam.

Ekonomi

Pertanian, perkebunan, dan kehutanan

Dari lima jenis tanaman bahan makanan yang diusahakan, tanaman ubi kayu merupakan tanaman yang paling tinggi produksinya, dimana Pada tahun 2003 sebesar 40.199 ton, menyusul jagung sebesar 1.715 ton, kemudian ubi jalar sebesar 58 ton, sedangkan padi ladang dan kacang tanah masing-masing hanya sebesar 8 dan 4 ton.

Pada tahun 2003 produksi buah-buahan yang terbanyak dihasilkan, yaitu mangga sebanyak 9.229 kw diikuti pisang sebanyak 5.788 kw dan jeruk sebanyak 4.134 kw. Produksi sayur-sayuran yang terbanyak adalah kacang panjang sebanyak 229 kw, menyusul terung sebanyak 210 kw, kangkung sebanyak 205 kw, bawang merah sebanyak 160 kw.

Pada tahun 2003 produksi perkebunan rakyat yang terbanyak adalah kelapa dalam yaitu sebanyak 225 ton, menyusul jambu mete 59 ton, kelapa hibrida 8 ton, kakao 6 ton, kopi 3 ton dan kurang produksinya adalah pala yang hanya sebanyak 0,35 ton.

Jenis hutan pada tahun 2003 hanyalah hutan lindung dengan lahan seluas 11.300 ha.

Peternakan dan perikanan

Populasi ternak besar pada tahun 2003 yang ada hanya sapi sebanyak 308 ekor. Bila dibandingkan dengan tahun 2002 jumlah sapi mengalami peningkatan sebesar 60,42%, dimana pada tahun 2002 mencapai 192 ekor dan tahun 2003 meningkat menjadi 308 ekor.

Populasi ternak kecil tahun 2003 yang ada hanya kambing sebanyak 9.789 ekor. Bila dibandingkan dengan tahun 2002 kambing mengalami penurunan sebesar 5,43% dimana tahun 2002 ada sebanyak 10.351 ekor dan tahun 2003 mencapai 9,789 ekor.

Produksi perikanan tahun 2003 berjumlah 17.985,60 ton yang terdiri dari perikanan laut 17.453,60 ton dan hasil budidaya laut berupa rumput laut sebanyak 532 ton.

Industri dan energi

Hingga tahun 2003 belum ada industri besar maupun industri sedang, yang ada baru industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Jumlah industri kecil sebanyak 107 unit dengan tenaga kerja sebanyak 514 orang dan industri kerajinan rumah tangga (home industry) sebanyak 1.290 unit dengan tenaga kerja sebanyak 1.863 orang.

Jumlah pelanggan Listrik Negara pada tahun 2003 sebanyak 9.652 dengan daya terpasang sebesar 6.047.905 VA, sedangkan produksi listrik ada sebesar 6.278.762 kwh dengan tenaga listrik terjual sebesar 5.367.403 kwh dan nilai penjualan sebesar 2.791.737.755 ribu rupiah.[butuh rujukan]

Perdagangan

Untuk tahun 2003 total volume komoditi yang diperdagangkan adalah sebesar 233.650,13 ton dengan nilai 28.639.873 ribu rupiah, dimana komoditi kehutanan merupakan komoditi tertinggi yang diperdagangkan, yaitu sebesar 231.529,68 ton dengan nilai sebesar 13.761.355 ribu rupiah, menyusul komoditi hasil pertanian tanaman pangan sebesar 1.355,29 ton dengan nilai 3.756.470 ribu rupiah, sedangkan yang terendah adalah komoditi peternakan yang hanya mencapai 3,95 ton dengan nilai 5.928 ribu rupiah, menyusul perkebunan dengan nilai 9,59 ton dengan nilai 1.902.403 ribu rupiah.

Referensi

Pranala luar