Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 3 April 2013 00.33 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 4 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q14173)
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Daerah tingkat II
Lambang Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Motto: 
Murakata (Bahasa Banjar)
Peta
Peta
Kabupaten Hulu Sungai Tengah di Kalimantan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Peta
Kabupaten Hulu Sungai Tengah di Indonesia
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Indonesia)
Koordinat: 2°35′05″S 115°23′07″E / 2.58465575°S 115.38517139°E / -2.58465575; 115.38517139
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Selatan
Tanggal berdiri24 Desember 1959
Dasar hukumUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1959
Ibu kotaBarabai
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 11
  • Kelurahan: 177/9
Pemerintahan
 • BupatiHarun Nurasid
Luas
 • Total1,472 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 ((2010))
 • Total243.389
 • Kepadatan165/km2 (430/sq mi)
Demografi
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
6307
Kode area telepon0517
Kode Kemendagri63.07
DAURp. 453.312.619.000.-
Situs webhttp://www.hulusungaitengahkab.go.id/


Kantor Bupati Hulu Sungai Tengah.

Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan. Ibu kota kabupaten ini terletak di Barabai. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.472 km² dan berpenduduk sebanyak 243.389 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). Motto daerah ini adalah "Murakata" yang diambil dari bahasa Banjar. Murakata merupakan singkatan dari kata, Mufakat, Rakat, Seiya-sekata. Makanan khas Hulu Sungai Tengah adalah Apam Barabai dan Pakasam.

Geografi

Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang beribukota di Barabai secara astronomis berada pada 04°61' - 04°47' LU dan 95° - 86°30 BT. Kabupaten Hulu Sungai Tengah berlokasi di sebelah utara Provinsi Kalimantan Selatan, daerah hulu sungai Kalimantan Selatan yang umumnya disebut Banua Anam. Kabupaten ini berada di 165 km dari kota Banjarmasin. Secara topografi, Kabupaten ini terdiri atas tiga kawasan, yakni kawasan rawa, dataran rendah dan wilayah pegunungan Meratus. Semua itu berada pada ketinggian dari 9,53 m dpl (Kecamatan Labuan Amas Utara), 25 m dpl (Kecamatan Barabai), 330 m dpl (Kecamatan Batang Alai Timur) dan 1.894 m dpl di Gunung Halau-halau (Gunung Besar dari Pegunungan Meratus) dengan kemiringan tanas bervariasi antara 0 – 40°. Kawasan hutan lindung terdiri dari dua lokasi yakni kawasan hutan lindung Meratus di Kecamatan Batang Alai Timur seluas 43.782 Ha, dan telah dikuatkan dengan SK Menteri Kehutanan No. 2828 Tahun 2002. Selain itu juga terdapat kawasan hutan lindung lain di Gunung Titi di Kecamatan Limpasu. Sedangkan untuk aliran sungai, kabupaten ini dialiri oleh dua sungai yaitu Sungai Batang Alai dan Sungai Barabai. Faktor iklim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi antara bulan Juni sampai Agustus dan musim penghujan antara bulan Nopember sampai Februari. Curah hujan yang terjadi selama tahun 2008 tercatat rata-rata 209 mm, dengan jumlah tertinggi terjadi pada bulan Maret 2008 (494mm) dan terendah pada bulan Agustus 2008 (9mm). Jumlah hari hujan yang terjadi adalah sebanyak 81 hari dengan rata-rata hari hujan sebanyak 7 hari. Jumlah hari hujan yang terbanyak terjadi pada bulan Februari dan November (12 hari) sebaliknya jumlah hari hujan yang terendah terjadi pada bulan Agustus (1 hari).

Batas Wilayah

Kabupaten ini memiliki batas-batas :

Luas Wilayah

No. Kecamatan Luas (Km²) Persentase
1. Kecamatan Barabai 54,57 3,7
2. Kecamatan Batang Alai Selatan 189,80 12,9
3. Kecamatan Batang Alai Timur 247,94 16,8
4. Kecamatan Batang Alai Utara 70,00 4,8
5. Kecamatan Batu Benawa 99,00 6,7
6. Kecamatan Hantakan 191,98 13,0
7. Kecamatan Haruyan 148,60 10,1
8. Kecamatan Labuan Amas Selatan 86,54 5,9
9. Kecamatan Labuan Amas Utara 161,81 11,0
10. Kecamatan Limpasu 77,49 5,3
11. Kecamatan Pandawan 144,24 9,8

Jarak Antar Ibu Kota Kecamatan

Kecamatan Hry Bt Bnw Htk BAS BAT Brb LAS LAU Pdw BAU Lps
Haruyan - 14,3 10,3 26,8 38,8 17,8 8,3 13,0 20,2 27,8 33,8
Batu Benawa 14,3 - 4,0 14,8 26,8 7,0 12,1 19,0 13,8 17,0 14,0
Hantakan 10,3 4,0 - 18,8 30,8 11,0 16,1 23,0 17,8 21,0 18,0
BAS 26,8 14,8 8,8 - 12,0 9,0 18,5 21,0 15,8 7,0 7,0
BAT 38,8 26,8 0,8 12,0 - 21,0 30,5 30,5 27,8 19,0 19,0
Barabai 17,8 7,0 1,0 9,0 21,0 - 9,5 12,0 6,8 10,0 16,0
LAS 8,3 12,1 6,1 18,5 30,5 9,5 - 4,7 11,9 19,5 25,5
LAU 13,0 19,0 3,0 21,0 35,2 12,0 4,7 - 10,9 22,0 28,0
Pandawan 20,2 13,8 7,8 15,8 27,8 6,8 11,9 10,9 - 16,8 22,8
BAU 27,8 17,0 1,0 24,0 29,0 10,0 19,5 22,0 16,8 - 10,0
Limpasu 33,8 14,0 8,0 7,0 19,0 16,0 25,5 28,0 22,8 10,0 -

Sejarah pembentukan kabupaten

Menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178[1]daerah ini menjadi salah satu onderafdeeling di dalam Afdeeling Kendangan yaitu Onderafdeeling Batang Alai en Labooan Amas terdiri atas:

  1. Distrik Batang Alai
  2. Distrik Labuan Amas

Menurut sejarah bahwa timbulnya hasrat untuk membentuk Kabupaten Hulu Sungai Tengah bagi daerah Barabai atas dasar:

  1. Menyadari bahwa untuk majunya daerah Barabai harus diatur dan diurus oleh masyarakat Barabai sendiri.
  2. Hinstorich resch telah menyatakan bahwa pada zaman penjajahan Belanda sudah ada Barabai Road yang mana pengurusan kepentingan daerah maupun pengurusan keuangan diserahkan sepenuhnya kepada Barabai.
  3. Syarat-syarat untuk berotonomi daerah bagi Barabai telah mencukupi.
  4. Perjuangan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah memakan waktu yang cukup panjang melalui prosedur yang cukup berliku-liku dan ruwet selama kurang lebih 7 (tujuh) tahun.

Tahapan untuk menuntut Kabupaten Hulu Sungai Tengah tersebut melalui periode dimana tiap-tiap periode telah ditentukan langkah-langkah kerjanya, yaitu:

Periode Pelopor

Sebagai awal perjuangan periode pelopor pada tanggal 2-3 September 1953 para tokoh masyarakat bermusyawarah untuk menuntut agar Barabai menjadi daeah otonom sendiri.

Dari pertengahan tahun 1953 sampai dengan 27 Maret 1954 atau selama kurang lebih 9 bulan, dimana pada periode ini para tokoh masyarakat membentuk suatu panitia dengan tugas berupaya semaksimal mungkin agar Kewedanan Barabai dijadikan Daerah Otonom yang berdiri sendiri yang dahulunya sebelum Perang Dunia II bernama Barabai Plaatslijke.

Pada periode ini tercatat orang-orang yang memberikan inisiatif amanat, yaitu:

  • Bapak H. Ali Baderun T.
  • Bapak Abidarda
  • Bapak Abdul Muis Redhani
  • Bapak H. Sibli Imansyah
  • Bapak Surya Hadi Saputra
  • Bapak A. Talib

Setelah menerima amanat dari orang-orang tersebut dibentuklah Panitia Penuntut Sementara yang terdiri dari:

  • Ketua: H. Salman
  • Sekretaris: Osvia Arafiah
  • Bendahara: Abdul Muis Redhani
  • Pembantu: A. Zainie, JS, Taplih M., Faisal Amberie, Anang Ibrahim dan H. Syahrani Achmad

Selama kurun waktu 9 bulan itu Panitia Penuntut mengadakan pertemuan-pertemuan mencari/mengumpulkan data dan menemui semua tokoh-tokoh baik yang di Barabai maupun yang ada di Banjarmasin yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Kewedanan Barabai (K3B) Banjarmasin.

Dalam masa Periode Pelopor ini masih banya tokoh masyarakat yang tidak dapat disebutkan satu per satu, namun semuanya bertekad pada waktu itu menuntut dibentuknya Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Periode Perencana

Sebuah keramaian pasar tradisional di Barabai (pada zaman pendudukan Belanda).

Pada tanggal 28 Maret 1954 berbagai hasil permusyawaratan telah dapat membentuk panitia yang terdiri atas:

Panitia ini memiliki tugas sebagai pengundang pada rapat-rapat selanjutnya, yaitu pada tanggal 4 April 1954 bertempat di Kediaman Asisten Wedana Bapak Abdul Muis Redhani telah dilaksanakan pertemuan yang memutuskan bahwa panitia diberi nama Panitia Penuntutan Kabupaten Barabai dengan susunan kepanitiaan sebagai berikut:

  • Ketua: A. Zainie (NU)
  • Wakil Ketua: Muchyar Usman (Masyumi)
  • Sekretaris I: Hamli Guru (Parindra)
  • Sekretaris II: Osvia Arafiah (SKI)
  • Bendahara: Ali Baderun

Ditambah dengan anggota-anggota yang diambilkan seorang dari masing-masing Partai Politik dari Organisasi Massa yang ada dalam Kewedanan Barabai pada waktu itu.

Pada periode perencanaan ini telah dipelajari dan dibahas semua bahan yang ada dalam proses perjuangan untuk menuntut kabupaten. Dalam rapat yang dihadiri tokoh masyarakat, pemuda, partai politik dan organisasi massa dalam Kewedanan Barabai, yaitu Kecamatan Barabai, Kecamatan Batang Alai dan Kecamatan Labuan Amas telah diambil suatu kesimpulan bahwa tuntutan terhadap Kabupaten Hulu Sungai Tengah sudah waktunya diajukan kepada Pemerintah Pusat.

Periode Pelaksana

Periode Pelaksana dimulai tanggal 12 Februari 1956 sampai dengan 23 Desember 1959, selama periode pelaksanaan ini dimana oleh Partai Politik dianjurkan resolusi agar daerah yang dahulunya disebut Kewedanan Barabai (Plaastslijke Road Barabai) menuntut untuk dijadikan Kabupaten Daerah Tingkat II.

Disamping itu banyak diterima dukungan dari berbagai pihak, yaitu:

  • Pernyataan DPRD Sementara Kabupaten Hulu Sungai Selatan di Kandangan, tanggal 28 Juni 1956
  • Pernyataan DPRD Sementara Kabupaten Hulu Sungai Utara di Amuntai, tanggal 28 Juni 1956
  • Pernyataan Kerukunan Keluarga Kewedanan Barabai di Banjarmasin, tanggal 4 Juli 1956
  • Surat Desakan Gubernuh Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan Nomor Des-637/IV/I/IV kepada Menteri Dalam Negeri di Jakarta, tanggal 6 September 1956
  • Resolusi DPRD Sementara Tingkat I Kalimantan Selatan, tanggal 4 Maret 1957

Untuk mempercepat dukungan diatas, maka diutuslah menghadap Bapak Menteri Dalam Negeri di Jakarta yang terdiri dari :

  • Bapak H. Sulaiman Kurdi
  • Bapak Ali Baderun T.
  • Bapak A. Zaini Y.S.
  • Bapak H. Mukhyar Usman

Selain menemui Menteri Dalam Negeri juga ditemui Wakil Perdana Menteri I Bapak Dr. Idham Khalid, Menteri Sosial, Menteri Perekonomian serta beberapa orang tokoh masyarakat di Jakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan, atas nama Menteri Dalam Negeri pada tanggal 14 Februari 1957 Nomor: Pem-20/2/II ditetapkan Barabai menjadi Kabupaten Administratif Barabai.

Dengan Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 Kabupaten Administratif ditetapkan sejak Bapak H. Basri, BA sebagai Pejabat Kabupaten Administratif Barabai.

Akhirnya dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan atas nama Menteri Dalam Negeri tanggal 5 Desember 1959 Nomor: Des-575-1-9 pada tanggal 23 Desember 1959 dilaksanakan serah terima antara Pejabat Bupati Hulu Sungai Selatan dengan Daerah Swatantra Tingkat II Hulu Sungai Tengah. Sejak tanggal 24 Desember 1959 itulah Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Tengah berdiri sendiri, terpisah dari Daerah Tingkat II Hulu Sungai Selatan di Kandangan.

Dengan dasar pertimbangan riwayat maka ditetapkanlah tanggal 24 Desember 1959 merupakan Hari Lahirnya Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Tengah yang melaksanakan otonomi secara penuh sampai sekarang.

Pertanian

Pertanian Tanaman Pangan

Terdapat 8 komoditas padi dan palawija yang dicakup dalam Kabupaten Hulu Sungai Tengah (tahun 2008), yaitu padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau. Hampir seluruh dari komoditas tersebut produktivitasnya hanya berkisar antara 1,34 – 44,27 Kw/Ha, kecuali ubi kayu dan ubi jalar yang produktivitasnya sebesar 130,56 Kw/Ha dan 90,88 Kw/Ha. Pertanian padi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah umumnya dikerjakan pada musim penghujan kecuali di daerah rawa dikerjakan pada musim kemarau. Luas seluruh tanah pertanian 43.521 ha. Selain padi, bidang pertanian juga menghasilkan sayur-sayuran dan tanaman palawija. Kebanyakan hasil dari tanaman palawija dan sayuran dijual tidak hanya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah melainkan ke kabupaten sekitar bahkan sampai ke luar propinsi yaitu Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Sistem pengolahan tanah pertanian sekarang ini mulai mengarah pada teknologi modern yaitu penggunaan mesin traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Mesin perontok padi sangat banyak digunakan oleh petani. Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 22 buah unit usaha industri yang memproduksi mesin perontok padi. Secara keseluruhan unit usaha industri dari berbagai jenis terdapat 151 buah. Industri tersebut masih membutuhkan tenaga-tenaga terampil. Hasil produksinya dipasarkan sampai ke luar propinsi Kalimantan Selatan. Dalam rangka meningkatkan hasil-hasil pertanian, pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah membangun irigasi teknis di Kecamatan Batang Alai Utara yang mampu mengairi sawah seluas 6.223 ha. Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 11 Balai Penyuluhan Pertanian yang berarti terdapat satu kantor BPP di setiap kecamatan. Dan terdapat 71 orang petugas penyuluh lapangan pertanian yang erdiri dari 54 orang laki-laki dan 17 orang perempuan.

Perkebunan

Di bidang perkebunan, terdapat lahan perkebunan seluas 2.020 ha. Kebanyakan penduduk mengusahakan perkebunan karet. Sejak dulu sampai sekarang Kabupaten Hulu Sungai Tengah terkenal dengan penghasil karet walaupun karet yang dihasilkan kebanyakan bukan karet jenis bibit unggul. Luas perkebunan karet 1.415 ha dengan produksi rata-rata 680 kg/ha. Terdapat satu buah perusahaan pengolahan karet yang berkapasitas cukup besar, yaitu PT Dharma Kalimantan yang terletak di Kecamatan Haruyan. Terdapat 19 komoditas perkebunan rakyat yang dicakup dalam Kabupaten Hulu Sungai Tengah (tahun 2008). Dari 19 komoditas tersebut tiga komoditas yang produktivitasnya terbanyak adalah jahe (6.280 kg/ha), sagu (3.456 kg/ha) dan kunyit (2.270 kg/ha). Sedangkan tiga komoditas yang produktivitasnya terkecil adalah kapulaga (125 kg/ha), kapuk (104 kg/ha) dan cengkeh (45 kg/ha).

Perikanan

Perikanan yang terdapat dalam Kabupaten Hulu Sungai Tengah Dalam Angka 2008 mencakup 7 komoditas yang dilakukan penangkapan di perairan umum yaitu ikan gabus, tauman, sepat siam, betok, tambakan, sepat rawa dan ikan lainnya. Produksi komoditas perikanan yang terbanyak adalah sepat rawa (1.544 ton), sepat siam (1.241 ton) dan tambakan (1.070 ton). Walaupun produksi sepat rawa terbanyak namun harga produsennya sangat murah yaitu Rp. 5.000,- . Komoditas perikanan yang produksi tidak terlalu banyak namun harganya lebih mahal daripada yang lain yaitu ikan gabus seharga Rp. 20.000,- / kg. Produksi perikanan yang dilakukan melalui budidaya perikanan sebanyak 5 jenis yaitu ikan mas (90,73 ton), nila (208 ton), patin (62,69 ton), tauman (39,5 ton), dan bawal (3,29 ton).

Peternakan

Pada tahun 2008 produksi ternak besar di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 13.284 ekor yang terdiri dari sapi (11.173 ekor), kerbau (2.096 ekor) dan kuda (15 ekor). Produksi sapi terbanyak terdapat di Kecamatan Labuan Amas Selatan sebanyak 1.857 ekor sedangkan ternak kerbau hanya ada di Kecamatan Labuan Amas Utara dan Batang Alai Timur. Dan produksi ternak kecil yang dihasilkan ada sebanyak 27.750 ekor yang terdiri dari kambing (23.882 ekor), domba (2.337 ekor) dan babi (1.531 ekor). Produksi kambing terbanyak terdapat di Kecamatan Barabai (4.391ekor). Serta terdapat sebanyak 2.989.185 ekor ternak unggas.

Sosial Budaya

Kondisi demografi, pendidikan, kesehatan, kehidupan beragama, dan sosial budaya merupakan indikator penting perkembangan sosial budaya. Pendidikan merupakan salah satu tolok ukur pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Beberapa indikator pendidikan menunjukan hal-hal sebagai berikut :

  1. Upaya penuntasan penduduk buta huruf pada 2008 target sasaran sebanyak 1.080 orang sedangkan pada 2007 sebanyak 1.540 orang. Sehingga pada tahun 2008 akan tuntas dengan target sebanyak 1.212 orang.
  2. Angka putus sekolah untuk tingkat SD dan MI sebanyak 92 orang, SMP dan MTs sebanyak 269 orang, SMA dan MA sebanyak 217 orang.
  3. Angka Partisipasi Kasar (APK) murid ditingkat SD pada 2008 adalah 112,7 %, sedangkan pada 2009 sebesar 115 %. Ini berarti terjadi kenaikan 2,3 %. APK SLTP pada 2008 sebesar 95 %, sedangkan pada 2009 sebesar 97 %, dan APK SLTA pada 2008 sebesar 89 %, sedangkan pada 2009 sebesar 91%.
  4. Angka Partisipasi Murni (APM) murid SD pada 2008 sebesar 97,8%, sedangkan pada 2009 sebesar 99,8%; APM SLTP pada 2008 sebesar 77 % dan pada 2009 sebesar 80%; sedangkan APM SLTA pada 2008 sebesar 75%, dan pada 2009 sebanyak 77%.

Dinas KB dan Kessos mencatat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah ada sebanyak 11 panti asuhan dengan 401 anak asuh. Dan terdapat 228 karang taruna dengan 11.132 anggota. Selain itu Pengadilan Agama juga mencatat ada sebanyak 269 perkara pada tahun 2008 dan yang sudah diselesaikan sebayak 218 perkara. Menurut catatan Kepolisian Resort terdapat 3.451 pelanggaran lalu lintas dengan 35 kecelakaan lalu lintas. Selain itu juga terjadi 299 tindak kriminalitas.

Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah mempunyai lembaga pendidikan SD/MI sebanyak 307 buah, SMP/MTs sebanyak 47 buah, SMA sebanyak 8 buah, dan SMK sebanyak 4 buah. Dari 4 buah SMK yang ada telah dibuka berbagai jurusan antara lain Akuntansi, Adminsitasi Perkantoran, Penjualan, Teknologi Informatika, Teknik Pemesinan dan Mekanik Otomotif. Juga terdapat lembaga Pendidikan Tinggi sebanyak 3 buah, yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Washliyah Barabai, Akademi Perawat (Akper) Murakata Barabai, Akademi Koperasi (AKOP) Barabai. Pada tahun 2008 jumlah siswa lulusan SMA sebanyak 849 orang, MA sebanyak 533 orang, dan SMK sebanyak 235 orang. Jumlah lulusan setiap tahun mengalami kenaikan. Hal ini dimungkinkan berkaitan dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk meraih jenjang pendidikan yang makin tinggi. Sisi lain bidang pendidikan yang perlu mendapatkan penanganan serius adalah latar belakang pendidikan guru. Pada Tahun 2007 (Juni) tercatat guru SD yang masih berpendidikan SLTA sebanyak 1.064 orang (36%), Diploma 1 sebanyak 5 orang (0,2%), Diploma 2 sebanyak 1.550 orang (53%), Diploma 3 sebanyak 21 orang (0,7%), dan Sarjana 118 orang (4%).

Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada sebanyak 1 rumah sakit, 19 puskesmas, 45 puskesmas pembantu dan 19 apotik. Untuk melayani kegiatan kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 108 orang perawat, 153 orang bidan, 27 orang dokter umum, 3 orang dokter gigi dan 4 orang apotiker serta 21 orang asisten apoteker. Tiga besar penyakit yang banyak diderita penduduk dan yang berobat di RSUD H. Damanhuri adalah hipertensi sebanyak 1.157 penderita, TB Paru sebanyak 454 penderita dan Bronchitis sebanyak 406 penderita. Dinas Duknaker dan KB mencatat ada sebanyak 23 klinik KB dengan 234 petugas KB. Dengan jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak 45.904 orang, akseptor KB yang tercatat pada tahun 2008 ada sebanyak 35.322 orang, diantaranya 7.553 orang akseptor KB baru. Alat/cara KB yang paling banyak digunakan adalah Pil yaitu sebanyak 24.835 akseptor. Hasil pendataan keluarga menunjukkan Keluarga Pra Sejahtera mencapai 4.861 keluarga, KS I sebanyak 21.167 keluarga, KS II sebanyak 27.337 keluarga, KS III sebanyak 14.552 keluarga KS III Plus sebanyak 230 keluarga.

Kehidupan Beragama

Data Departemen agama menyatakan bahwa terdapat 228.730 penduduk pemeluk agama Islam, 525 pemeluk agama Kristen Protestan, 75 penduduk pemeluk agama Kristen Katolik, 1.314 penduduk pemeluk agama Hindu dan 3.618 penduduk pemeluk agama lainnya. Dalam menjalankan kewajibannya untuk beribadah tersedia 254 mesjid,731 mushalla/langgar, 4 gereja dan 1 pura. Kantor Departemen Agama mencatat ada sebanyak 2.597 pernikahan selama tahun 2008. Selain itu jemaah haji yang berangkat ke tanah suci ada sebanyak 207 orang.

Suku bangsa

Suku asli daerah ini adalah suku Banjar yang terdapat di seluruh kecamatan dan suku Dayak Bukit yang bermukim di kecamatan Batu Benawa.

Suku bangsa lainnya di kabupaten ini adalah:[2]

  1. Suku Banjar: 213.729 jiwa
  2. Suku Jawa: 3.395 jiwa
  3. Suku Bugis: 169 jiwa
  4. Suku Madura: 72 jiwa
  5. Suku Buket: 3.368 jiwa
  6. Suku Mandar: 7 jiwa
  7. Suku Bakumpai: 23 jiwa
  8. Suku Sunda: 217 jiwa
  9. Suku lainnya: 7.406 jiwa


Perindustrian, Penggalian, Listrik dan Air Bersih

Perindustrian

Pada tahun 2008 di Kabupaten Hulu Sungai tengah terdapat 1.401 unit usaha industri dengan tenaga kerja sebanyak 3.949 orang. Kegiatan industri tersebut menghasilkan produksi senilai 131.659 juta rupiah yang berasal dari investasi senilai 25.575 juta rupiah. Pada tahun ini pula telah diterbitkan sebanyak 1.431 SIUP oleh Dinas Perindagkop Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Penggalian

Bagian Pertambangan Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada tahun 2008 telah mencatat produksi 5 komoditas pertambangan dan penggalian yaitu batu kali, batu gunung dan batu pecah (32.438,78 m), sirtu (26.398,01 m ), kerikil (62.406,69 m), tanah (19.613,45 m), dan marmer (949,03 3m). Walaupun marmer memiliki nilai produksi terendah namun harga produksinya jauh lebih tinggi dibandingkan yang lain yaitu senilai Rp.80.000,- / m3

Listrik

PT. PLN (Persero) Cabang Barabai pada tahun 2008 mencatat sebanyak 206.556 pelanggan daya dengan kenaikan 3,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan daya terpasang sebanyak 139.548.830 Kwh. Dari seluruh desa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah hanya sebanyak 91 persen yang teraliri listrik.

Air Bersih

Pada tahun 2008 terdapat 8.719 pelanggan air minum di kabupaten Hulu Sungai Tengah, sebanyak 95,2 persen merupakan pelanggan non niaga. Dari produksi air minum sebanyak 2.640.816 m3 yang terjual hanya 73,3 persen saja dengan nilai penjualan sebesar Rp. 2.762.711.170,- .

Perdagangan

Berdasarkan catatan Sub Dulog Wilayah I Barabai tahun 2008 terdapat sebanyak 108.000 ton beras ex move pengadaan dan 3.694.506 ton beras move in regional ex DN dengan total 3.802.506 ton beras. Pada tahun tersebut terdapat penyaluran beras sebanyak 1.606.163 ton. Dinas Peridagkop Kabupaten Hulu Sungai Tengah mencatat realisasi ekspor non migas (karet sir) Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 21.231,28 ton senilai 369.277,31 juta rupiah. Seluruh kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah memilki 24 hari pasar. Pasar-pasar tersebut tidak dilakasanakan setiap hari namun hanya pada hari-hari tertentu saja. Hari pasar terbanyak terdapat di Kecamatan Labuan Amas Utara dan Batang Alai Utara yaitu sebanyak 4 hari pasar.

Perhubungan, Pariwisata, Pos, Jasa dan Telekomunikasi

Letak Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang strategis pada jalur lalu lintas antar kabupaten dalam Propinsi Kalimantan Selatan maupun antar propinsi menyebabkan sektor perdagangan, transportasi dan jasa berkembang cukup maju. Mengingat potensi tersebut Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah membangun pasar dan plaza sebagai pusat perbelanjaan di kota Barabai, ibukota kabupaten. Masyarakat kabupaten sekitar seperti Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Balangan, dan Kabupaten Tabalong serta dari Kabupaten Pasir (Kalimantan Timur) banyak yang berbelanja di kota Barabai.

Perhubungan

Kondisi jalan diseluruh kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada tahun 2008 sebesar 51,19 persen dalam kondisi baik, 18,34 persen dalam kondisi rusak dan sisanya dalam kondisi sedang. Menurut jenis permukaan jalan, sebesar 72,84 persen berupa aspal, 7,66 persen berupa kerikil, 12,22 persen berupa tanah dan 7,28 persen sisanya tidak dirinci. Menurut kelas jalan, sebesar 72,84 persen kelas IIIB, 7,66 persen kelas IIIC dan 19,50 persen sisanya tidak dirinci. Menurut Satuan Lantas Polres Hulu Sungai Tengah pada tahun 2008 tercatat sebanyak 358 mobil penumpang, 291 mobil beban dan 6.797 sepeda motor. Pada tahun 2008 kendaraan angkutan pedesaan yang memiliki izin trayek ada sebanyak 125 buah.

Pariwisata

Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat tiga tempat rekreasi yaitu Log Laga Ria, Batu Benawa Pagat dan Banyu Panas Hantakan dengan jumlah pengunjung masing-masing sebanyak 9.880 orang, 27.295 orang dan 10.184 orang.

Pos

Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 1 buah kantor pos, 7 buah kantor pos pembantu dan 2 rumah pos. Hanya Kecamatan Hantakan, Batang Alai Timur dan Limpasu yang tidak memiliki baik kantor pos pembantu maupun rumah pos. Pada tahun 2008 terjadi pengiriman paket pos sebanyak 215 buah dan penerimaan paket pos sebanyak 1.357 buah.

Jasa

Pada sektor jasa telah berkembang maju perhotelan dan perbengkelan. Kota Barabai dijuluki oleh masyarakat sebagai kota seribu satu bengkel. Banyak perusahaan yang menempatkan stok barangnya untuk wilayah ‘'Banua Anam'’ (Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Tapin) di Barabai ibukota Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Setiap tahun jasa penginapan dan persewaan selalu mengalami kenaikan. Sampai tahun 2008 terdapat 11 buah hotel/penginapan atau 26.784 buah kamar dan 4 buah jasa persewaan lainnya.

Telekomunikasi

Pada tahun 2008 menurut catatan PT. TELKOM Cabang Barabai terdapat sebanyak 3.380 pelanggan SST dan 456 pelanggan SSF. Pada tahun tersebut pendapatan yang diterima sebesar Rp. 5.161.829.639,- .

Keadaan Penduduk dan Angkatan Kerja

Keadaan Penduduk

Kabupaten Hulu Sungai tengah terdiri dari 11 kecamatan, 161 desa dan 8 kelurahan. Jumlah rumah tangga yang tercatat pada akhir tahun 2008 mencapai 65.904 RT, dengan jumlah penduduk 237.080 orang yang terdiri dari 114.891 orang laki-laki dan 122.189 orang perempuan, dengan sex ratio 94. Jumlah penduduk terbanyak berada di kecamatan Barabai (49.278 orang) dengan kepadatan 903orang/Km² sebaliknya jumlah penduduk yang terkecil berada di kecamatan Batang Alai Timur (6710 orang) dengan kepadatan 27orang/Km². Sex Ratio hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah bernilai di bawah 100, kecuali Kecamatan Batang Alai Timur dan Limpasu yang bernilai 102 dan 100. Hal ini berarti di Kecamatan Batang Alai Timur pada tahun 2008 untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki. Namun secara keseluruhan sex ratio di Kabupaten Hulu Sungai Tengah bernilai 94 yang berari setiap 100 penduduk perempuan terdapat 94 penduduk laki-laki. Untuk umur harapan hidup (AHH) penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah 62,2 tahun dan Angka Keluhan Kesehatan (AKK) 18,7%. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Tenaga Kerja tercatat 4.055 orang pencari kerja, dengan tingkat pendidikan terbanyak SLTA. Dari jumlah tersebut sebanyak 879 orang diantaranya telah ditempatkan. Pada tahun 2008 Disduknaker mengadakan pelatihan keterampilan dengan peserta sebanyak 100 orang, serta adanya pelatihan keterampilan yang diadakan swasta yang diikuti sebanyak 1.267 orang.

Angkatan Kerja

Penetapan tingkat upah/gaji ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Rata-rata KHM pekerja yang ditetapkan pada tahun 2008 adalah Rp. 725.578,- per bulan.

Ekonomi

Pada tahun 2008 realisasi penerimaan/pengeluaran daerah otonom tingkat II Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebesar Rp. 344.667.835.882,87. Penerimaan terbesar berasal dari Dana Alokasi Umum yaitu sebesar 70,68 persen dan pengeluaran terbesar adalah untuk belanja pelayanan publik sebesar 75,83 persen. Dari pokok ketetapan PBB tahun 2008 yang telah ditetapkan Kantor Pelayanan PBB yaitu sebesar Rp. 527.742.607,- didapat realisasi penerimaan PBB yang sama, berarti sesuai dengan pokok ketetapan Cabang Dipenda Tk.I kalimantan Selatan Barabai mencatat pencapaian target penerimaan pajak kendaraan bermotor, penerimaan bea balik nama kendaraan bermotor dan penerimaan retribusi bahan galian golongan C masing-masing adalah sebesar 83,39 persen, 83,96 persen dan 122,34 persen. Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 19 buah Koperasi Unit Desa dengan anggota sebanyak 15.046 orang dan 33 buah Koperasi Non Unit Desa dengan anggota sebanyak 12.487 orang. Pada tahun 2008 terdapat sebanyak 10.911 peserta askes menurut atatan PT. (Persero) Askes KPC 1703 HST. Perum Pegadaian Barabai mencatat nilai kredit sebesar Rp. 6.809.924.000,- dengan barang jaminan sebanyak 3.632 buah. Selain itu juga tercatat tunggakan sebesar Rp. 1.432.998.000,- dengan jumlah barang sebanyak 790 buah.

Pendapatan Regional

Pendapatan Domestik Regional Bruto Kabupaten Hulu Sungai Tengah tahun 2008 menurut harga konstan (2000=100) adalah sebesar 836.909.283 (000 Rp) sedangkan PDRB menurut harga berlaku adalah sebesar 1.218.716.405 (000 Rp). PDRB menurut harga berlaku terlihat peranan terbesar berasal dari sektor pertanian yaitu sebesar 38,04 persen diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 22,08 persen dan perdagangan hotel dan restoran sebesar 14,67 persen sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih memberikan sumbangan yang terkecil yaitu sebesar 0,44 persen. PDRB yang didapat dibagi dengan jumlah penduduk maka didapat pendapatan per kapita Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebesar Rp. 3.541.814,- .

RDB Perkapita

Tahun Harga Berlaku (Rp) Harga Konstan (Rp)
2003 3.172.113 2.970.025
2004 3.522.933 3.098.297
2005 3.847.689 3.178.992
2006 4.107.572 3.243.457
2007 4.537.993 3.348.293
2008 5.157.627 3.541.814

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Tahun Atas Dasar
Harga Berlaku
Atas Dasar
Harga Konstan
2003 11,69 4,91
2004 11,11 4,38
2005 8,16 3,45
2006 12,44 4,99
2007 13,65 5,78

Politik, Hukum, & Pemerintahan

Keadaan politik dan hukum yang berdampak pada kerawanan sosial politik yang berdimensi vertikal dan horizontal di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sampai saat ini tidak pernah terjadi. Panasnya suhu politik hanya terjadi pada saat-saat PEMILU dan PILKADA, hal itu pun masih dalam tingkat wajar dan rasional dalam demokrasi. Salah satu penyebab hal ini terjadi karena masyarakat tidak majemuk seperti daerah-daerah lain, sehingga tidak terjadi gesekan yang bernuansa SARA. Tingkat partisipasi politik masyarakat dalam Pemilu 2004 yang lalu cukup tinggi yaitu 80,32%. Dari 156.667 orang pemilih terdaftar telah menggunakan hak pilihnya sebanyak 125.831 orang. Adapun Partai Politik yang berhasil memperoleh kursi dalam Pemilu 2004 tersebut adalah sebagai berikut : PKS 6 kursi, Partai Golkar 4 kursi PPP 4 kursi, PAN 4 kursi, PBB 3 kursi, Partai Patriot 3 kursi, PDK 1 kursi, PKB 1 kursi, PBR 1 kursi, PKPB 1 kursi dan PPD 1 kursi. Jumlah fraksi pada DPRD Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 6 fraksi. Pada pemilihan Kepala Daerah tahun 2005 merupakan Pilkada pertama yang dilaksanakan secara langsung di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tingkat partisipasi politik masyarakat juga cukup tinggi yaitu dengan pemilih yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 131.254 orang atau 81,40% dari 161.254 jumlah pemilih yang terdaftar.Selama tahun 2008, DPRD Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang beranggotakan 30 orang telah menyelenggarakan 94 kali rapat dan 162 persidangan yang mengeluarkan 46 keputusan dan 11 perda. Badan Pengawasan Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah menyelesaikan 105 kasus dari 257 kasus yang ditemukan. Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah mengeluarkan 1 buah SK Hak Guna Bangunan dan 3 buah SK Hak Pakai. Pada tahun 2008 Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah melaksanakan proyek prasarana dari bantuan pembangunan desa sebanyak 939 unit dengan dana sebesar Rp. 2.535.000.000,- . Pada tahun tersebut juga dilaksanakan lomba desa dengan pemenang Desa Batu Panggung, Kalibaru, dan Muara Rintis serta Kelurahan Barabai Darat sebagai kelurahan terbaik I.

Kepala daerah

Saat ini, Hulu Sungai Tengah dipimpin oleh bupati Harun Nurasid dan wakil bupati Faqih Jarjani yang memenangkan Pilkada HST tahun 2010. Mereka dilantik pada tanggal 31 Agustus 2010.

Daftar Bupati Hulu Sungai Tengah

Berikut ini adalah daftar nama-nama yang pernah memimpin Kabupaten Hulu Sungai Tengah sejak tahun 1959:

No. Foto Nama Periode Keterangan
1. H.A.H. Budhi Gawis 19591962
2. H. A. Burhanul A. 19621963 Penjabat bupati
3. Achmad Zainie Y.S. 1963 Penjabat bupati
4. H. Abdul Gani 19631968
5. Anang Ramlan 19681969 Penjabat bupati
6. Dahlan Arifin 19691974
7. H. M. Husni Thamrin 19741979
8. M. Syarkawi D., BA 19791984
9. Drs. H. Eddy Rosasi 19841989
10. Drs. H. Ahmad Syah 19891994
11. Drs. H.M.N. Arifin 19941999
12. Drs. H. Gusti Hasan Aman 1999 Penjabat bupati
13. Drs. H. Saiful Rasyid 20002005
14. Drs. H. Noor Riwandi 14 Januari 2005–31 Agustus 2005 Penjabat bupati
15. Drs. H. Saiful Rasyid, MM 20052010 Terpilih secara demokratis melalui Pilkada 2005
16. Ir. H. Harun Nurasid, MM, MT 2010–sekarang Terpilih secara demokratis melalui Pilkada 2010

Pembagian administratif

Saat ini kecamatan di kabupaten Hulu Sungai Tengah berjumlah 11, yaitu:

  1. Barabai
  2. Batang Alai Selatan
  3. Limpasu
  4. Batang Alai Utara
  5. Batang Alai Timur
  6. Batu Benawa
  7. Hantakan
  8. Haruyan
  9. Labuan Amas Selatan
  10. Labuan Amas Utara
  11. Pandawan

Referensi

  1. ^ Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
  2. ^ Sumber: Badan Pusat Statistik - Sensus Penduduk Tahun 2000

Pranala luar