Kabupaten Gunung Kidul

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 2 April 2013 17.45 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 4 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q11478)
Kabupaten Gunung Kidul
Daerah tingkat II
Motto: 
Handayani (Hijau, Aman, Normatif, Dinamis, Amal, Yakin, Asah Asih Asuh, Nilai Tambah, Indah)
Peta
Lua error in Modul:Location_map at line 423: Kesalahan format nilai koordinat.
Koordinat: Coordinates: Missing latitude
Argumen-argumen yang tidak sah telah diberikan kepada fungsi {{#coordinates:}}
Negara Indonesia
ProvinsiD.I. Yogyakarta
Tanggal berdiri-
Dasar hukum-
Ibu kotaWonosari
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 18
  • Kelurahan: 144
Pemerintahan
 • BupatiHj. Badingah, SSos.
Luas
 • Total1.485,36 km2 (57,350 sq mi)
Populasi
 (2010)
 • Total748.119
 • Kepadatan462/km2 (1,200/sq mi)
Demografi
Zona waktu[[UTC]]
Kode area telepon0274
DAURp. 572.300.004.000,-
Situs webhttp://www.gunungkidulkab.go.id/


Kabupaten Gunung Kidul (bahasa Jawa: Hanacaraka, ꦒꦸꦤꦸꦁꦏꦶꦢꦸꦭ꧀; Latin, Gunungkidul) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Wonosari. Kabupaten ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah di utara dan timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman di barat. Kabupaten Gunung Kidul terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Wonosari. Sebagian besar wilayah kabupaten ini berupa perbukitan dan pegunungan kapur, yakni bagian dari Pegunungan Sewu. Sebagian wilayah Gunung Kidul merupakan daerah tandus, dimana pada musim kemarau sering terjadi bencana kekeringan.

Pusaka dan Identitas Daerah

Zaman Prasejarah

Gunungkidul telah dihuni oleh spesies manusia sejak 700 ribu tahun lalu[butuh rujukan]. Banyak ditemukan bukti-bukti arkeologis keberadaan manusia tersebut yang ditemukan di gua-gua & ceruk-ceruk di perbukitan karst Gunung Kidul, terutama di Kecamatan Ponjong. Kecenderungan manusia menempati Gunung Kidul saat itu disebabkan sebagian besar dataran rendah di Yogyakarta masih digenangi air.[1] Kedatangan manusia pertama di Gunungkidul terjadi pada akhir periode Pleistosen. Saat itu, manusia Ras Australoid bermigrasi dari Pegunungan Sewu di Pacitan, Jawa Timur melewati lembah-lembah karst Wonogiri, Jawa Tengah hingga akhirnya mencapai pesisir pantai selatan Gunung Kidul melalui jalur Bengawan Solo purba.[2]

Dari sekitar 460 gua karst di Gunung Kidul, hampir setengahnya menjadi hunian manusia purba. Dari 72 gua horizontal di ujung utara Gunung Sewu, tepatnya di Kecamatan Ponjong yang terapit Ledok Wonosari di barat dan Ledok Baturetno di timur, 14 goa di antaranya merupakan bekas hunian manusia purba, dan dua di antaranya sudah diekskavasi yaitu Song Bentar dan Song Blendrong.[2] Di ceruk Song Bentar yang pernah menjadi hunian Homo sapiens ditemukan delapan individu yang terdiri dari: 5 dewasa, 2 anak-anak, dan 1 bayi juga ditemukan alat-alat batu seperti batu giling, beliung persegi, dan mata panah. Sementara di Song Blendrong ditemukan banyak tulang, peralatan batu, tanduk, dan serut kerang yang berserakan di lantai ceruk.[1]

Selain itu, di Goa Seropan di Kecamatan Semanu juga ditemukan bukti keberadaan manusia purba. Di lorong lama gua itu banyak ditemukan cetakan tulang purba di dinding-dinding lorong. Sementara di lorong baru, yang berada pada kedalaman 60 m, dan baru muncul setelah terjadinya banjir di sungai bawah tanah tahun 2008, ditemukan potongan tulang kaki, gigi, dan rusuk mamalia.[1]

Lain-lain

Pusaka Tombak Kyai Marga Salurung merupakan pusaka pemberian dari Raja Yogyakarta, Hamengkubuwono X pada Minggu 27 Mei 2001, saat Perayakan Hari Jadi ke-170 Kabupaten Gunungkidul.

Tombak pusaka yang memiliki dhapur baru cekel, warangka kajeng sanakeling melambangkan agar Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tetap memiliki tekad utama untuk mencapai cita-cita luhur yang berakar kuat dan selalu berpihak kepada rakyat. Para pemimpin dan rakyatnya memiliki sikap salurung atau searah setujuan, seia sekata, saiyeg-saeka- kapti dalam koridor demokrasi yang berarti berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, yang sadar haknya, namun juga menghormati hak orang lain dan tahu pasti kewajibannya.

  • Tombak Kyai Panjolo Panjul
  • Songsong (Payung) Kyai Robyong

Batas wilayah

  • Utara : Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman
  • Timur : Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
  • Selatan : Samudra Hindia atau sering disebut dengan Pantai Laut Selatan
  • Barat :Kecamatan Imogiri, Pundong,Dlingo, Piyungan, Kabupaten Bantul

Kecamatan

  • Gedangsari
  • Girisubo
  • Karangmojo
  • Ngawen
  • Nglipar
  • Paliyan
  • Panggang
  • Patuk
  • Playen
  • Ponjong
  • Purwosari
  • Rongkop
  • Saptosari
  • Semanu
  • Semin
  • Tanjungsari
  • Tepus
  • Wonosari

Pranala luar

Referensi

  1. ^ a b c Kompas - Melacak manusia purba Gunung Kidul diakses pada 6 November 2009
  2. ^ a b Kompas - Daya Adaptasi Penghuni Lembah Karst diakses 28 Agustus 2006