Jorge Rafael Videla

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 18.07 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 41 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q75853)
Jorge Videla
Presiden Argentina De Facto
Masa jabatan
29 Maret 1976 – 29 Maret 1981
Sebelum
Pendahulu
Isabel Perón
Pengganti
Roberto Viola
Informasi pribadi
Lahir21 Agustus 1925 (umur 98)
Mercedes, Buenos Aires
KebangsaanArgentina
ProfesiMiliter
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Jorge Rafael Videla Redondo (lahir 21 Agustus 1925 di Mercedes, Buenos Aires) adalah Presiden Argentina secara de facto pada periode 1976-1981. Ia meraih kekuasaan lewat sebuah kudeta atas Isabel Martínez de Perón yang ketika itu tampil sebagai presiden. Ia merupakan bekas tentara dan politikus. Ia digelari "the bone" (tulang) sebab tubuhnya yang lurus seperti tulang. Zaman pemerintahannya merupakan titik permulaan "Perang Kotor" yaitu era yang paling kejam dalam sejarah Argentina. Namun ia terkenal di Amerika Selatan sebagai pakar dalam strategi anti-komunisme antarbangsa dan menerima pujian dari politikus berhaluan kanan Amerika Serikat, termasuk Ronald Reagan.

Sejarah awal

Jorge Rafael Videla

Videla bangkit sewaktu ketidakstabilan ekonomi dan politik di Argentina pada awal hingga pertengahan 1970-an. Pada 1973 Perón telah kembali berkuasa di negara ini tetapi pada usia yang tua ia tidak mampu memperbaiki keadaan negaranya. Setahun kemudian, ia meninggal dunia dan jabatannya disandang oleh isterinya Isabel Perón, bekas penari kelab malam yang tak berpengalaman di dalam politik. Dalam usahanya untuk mendapat sokongan tentara, Isabel telah melantik Videla sebagai Panglima Teringgi, jabatan tertinggi di dalam angkatan tentara Argentina. Tindakan ini seperti memakan diri sendiri karena ia melancarkan perebutan kekuasaan dan sukses menjatuhkan pemerintahan Perón pada 24 Maret 1976, dan menjadi presiden de facto sebagai ketua junta militer dan bersekutu dalam kekuasaan dengan Komandan Jenderal Angkatan Udara yaitu Orlando Ramón Agosti dan LetKol Angkatan Laut, Laksamana Eduardo Emilio Massera. Beberapa hari selepas itu, pada 29 Maret 1976, Videla secara resmi menjadi Presiden Argentina, jabatan yang disandang hingga 29 Maret 1981.

Proses Pembersihan Kelompok Berhaluan Kiri

Baru saja menjadi Presiden, ia membubarkan Kongres dan memberi kuasa perancangan undang-undang kepada suatu komisi militer yang terdiri dari 9 orang. Disamping itu, Videla membatasi peranan mahkamah, partai-partai politik, dan serikat pekerja dan memenuhi jabatan-jabatan penting pemerintahan dengan tokoh militer. Dalam masa seminggu, ia menahan beratus-ratus rakyat yang diperkirakan berhaluan kiri dan ini berlanjut semasa pemerintahannya. Para tahanan ini telah diberi panggilan "desaparecidos" dan diperkirakan antara 10.000 dan 30.000 rakyat negara ini telah hilang secara misterius semasa pemerintahannya.

Namun demikian, ia merupakan tonggak utama dalam membendung kegiatan Marxisme di Argentina. Videla terkenal sebagai seorang yang handal dalam strategi anti-komunisme antarabangsa. Walaupun ia dikecam oleh Jimmy Carter karana melanggar hak asasi manusia, berlainan pula dengan Ronald Reagan yang memang anti-komunisme. Reagan bukan saja memuji Videla, malah memberi bantuan perisikan serta militer kepadanya. Ia merupakan orang utama dalam usaha membendung komunisme dan terlibat dalam Operasi Condor, suatu gerakan pembunuhan dan pengumpulan perisikan menentang kekerasan, yang melibatkan anggota keamanan Argentina, Bolivia, Brasil, Chili, Paraguay, dan Uruguay pada pertengahan tahun 1970-an, di mana banyak orang disiksa, hilang dan dibunuh tanpa diadili.

Kezaliman rezim Videla

Rezimnya terkenal dengan "kehilangan" individu, penculikan bayi, dan penyiksaan yang melampaui batas. Walaupun ia mengaku bahawa "Perang Kotor" ini adalah terhadap kelompok subversif seperti kelompok radikal Marxis Montoneros dan gerilyawan ERP, ia juga berkata bahawa subversivos ini termasuk mereka yang menentang Kristen dan peradaban Barat. Namun banyak yang percaya mangsanya termasuk juga musuh-musuh pribadinya seperti aktivis hak asasi manusia, anggota partai pembangkang dan siapapun juga yang menentangnya. Semasa pemerintahannya diperkirakan antara 10.000-30.000 rakyat Argentina telah hilang, lebih dari setengah juta dibuang negara dan ribuan telah ditahan dan disiksa di beberapa kamp tahanan.

Badan yang membantu melaksanakan kekejamannya ialah Aliansi Anti-Komunis Argentina yang juga dikenal sebagai regu pembunuh. Mereka menggunakan pelbagai cara untuk menyiksa tahanan dan corak pembunuhan yang paling populer ialah dengan melemaskan tahanan. Di pangkalan militer Campo de Mayo misalnya, tahanan akan ditelanjangi dan dirantai bersama tahanan-tahanan lain. Selepas itu mereka diseret kedalam pesawat tentara yang akan terbang di atas sungai Rio de la Plata atau Samudera Atlantik, dan pihak tentara akan mendorong mereka keluar dari pesawat ke dalam sungai atau laut supaya mereka mati lemas.

Kehidupan selepas demokrasi

Setelah ia meletakkan jabatan, presiden-presiden yang lain telah meneruskan peperangannya dan mendapat perlindungan daripada pemerintahan pro-tentara ini. Tetapi pada awal 1980-an, pemerintahan sipil telah mengambil alih kekuasaan dan Videla serta jenderal-jenderal lain telah ditahan atas beberapa kesalahan jenayah yang berat seperti penyiksaan, pembunuhan dan penculikan. Mahkamah kemudian mendapati bahwa ia terlibat dalam 66 pembunuhan, 306 penculikan, 93 penyiksaan dan 26 perampokan. Pada 1985, Videla dihukum penjara seumur hidup di penjara militer di Magdalena.

Tetapi pada 29 Desember 1990, Presiden Carlos Saùl Menem telah mengampuni Videla dan jenderal-jenderal yang lain. Banyak politikus berpendapat pengampunan itu cukup praktis untuk mendamaikan negara serta menutup sejarah hitam era "Perang Kotor" dimana banyak nyawa melayang. Walaupun Videla bebas, tetapi hidupnya masih dihantui oleh kekejamannya yang silam. Ke mana saja pergi, Videla akan dicemooh atau dipukuli oleh rakyat Argentina. Kini, mantan diktator ini dikurung di rumah bersama dengan isteri serta 2 cucunya.

Selepas kemenangan presiden Argentina sekarang, Néstor Carlos Kirchner, terdapat usaha meluas untuk memburukkan pemerintahan Videla. Pemerintahan tidak lagi menganggapnya sebagai Presiden yang sah dan potret-potretnya telah dikeluarkan dari dewan-dewan pemerintahan dan arsip negara.

Didahului oleh:
Isabel Perón
Presiden Argentina
1976–1981
Diteruskan oleh:
Roberto Viola

Lihat pula