Jembatan Mahakam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jembatan Mahakam
Jembatan Mahakam siang hari
Koordinat0°31′11″S 117°07′09″E / 0.51984°S 117.11913°E / -0.51984; 117.11913
Moda transportasikendaraan R4, R2, dan pejalan kaki
MelintasiSungai Mahakam
LokalSamarinda, Kalimantan Timur
Nama resmiJembatan Mahakam
Jembatan Mahkota
Karakteristik
Panjang total400 meter
Tinggi maksimum5 meter
Sejarah
Mulai dibangun6 Oktober 1983
Selesai dibangun2 Agustus 1986[1]
Dibuka1987
Statistik
TolTidak berbayar
Lokasi
Peta

Jembatan Mahakam (atau Jembatan Mahkota I / Mahakam 1) adalah sebuah jembatan yang dibangun di atas alur Sungai Mahakam yang menghubungkan kawasan Samarinda kota dengan wilayah kecamatan Samarinda Seberang. Jembatan tersebut sangat vital bagi pengguna kendaraan sebagai jalur keluar masuk kendaraan dari dan menuju luar kota Samarinda.

[2] Jembatan Mahakam dimulai persiapan pembangunannya ketika pada:

  • Tanggal 13 April 1982 Gubernur Kalimantan Timur Ery Supardjan dan Menteri Pekerjaan Umum Purnomosidi mengikuti tim survei lokasi jembatan Mahakam.
  • Tanggal 6 Oktober 1983 Gubernur Kalimantan Timur Soewandi dan Ketua Bappeda Kalimantan Timur Anwar Hanani melaksanakan pemancangan tiang pertama Jembatan Mahakam menandai dimulainya pembangunan jembatan besar yang melintasi sungai Mahakam.
  • Tanggal 4 Oktober 1985 Kepala DInas PU Kalimantan Timur Soentoro bersama Pimpinan Proyek Tatang Hendarman dan Kepala bidang Bina Marga Abu Bakar Chered melaksanakan pemasangan baut terakhir yang menandakan akan segera diselesaikannya pelaksanaan Jembatan Mahakam ini.
  • Tanggal 2 Agustus 1986 Presiden Soeharto meresmikan jembatan Mahakam bersama Gubernur kalimantan Tmur Soewandi dan Menteri Pekerjaaan Umum Suyono Sosrodarsono.

Jembatan Mahakam memiliki ciri-ciri rangka baja berbentuk segitiga dan tulisan "JEMBATAN MAHAKAM" berbentuk setengah lingkaran. Jembatan dibangun dengan biaya konstruksi Rp 7,2 miliar (US$ = Rp 1.640 pada tahun 1986) oleh kontraktor PT Hutama Karya (Persero) dengan panjang 400 meter, lebar 10 meter dan tinggi sekitar 5 meter di atas permukaan aspal. Jembatan ini memiliki lajur pejalan kaki di sampingnya.[1]

Konstruksi jembatan adalah rangka baja dengan sistem Rangka baja Hollandia Kloos desain berasal dari Belanda menggunakan produksi baja dalam negeri, berupa barisan segitiga sama kaki di kiri dan kanan lorong jembatan. Jarak antara kaki-kaki segitiga adalah 10 meter dengan ketinggian 10,5 meter—termasuk kolong Jembatan Mahakam setinggi 2 meter. Susunan 80 rangka segitiga merupakan “tulang” utama keenam bentang. Barisan itu disatukan oleh tulang baja di bagian atas dan bawah segitiga. Seluruh tulang baja Jembatan Mahakam, jika disusun memanjang, dapat membentang sampai 2,4 kilometer panjangnya.

Foto-Foto dan Video tentang pembanguan Jembatan Mahakam ini telah di Unggah bapak Tatang Hendarman dan Bapak Harsono di Grup Komunitas Facebook History Of Samarinda.

Perkembangan[sunting | sunting sumber]

Pada tahun-tahun setelah peresmian Jembatan Mahakam, Jembatan Mahakam adalah satu-satunya jembatan yang menghubungkan daerah Mahakam bagian utara dan Mahakam bagian selatan. Kurang lebih 20 tahun jembatan Mahakam menjadi penghubung antara Samarinda Seberang dengan Samarinda Kota, Pemerintah Kota Samarinda mulai membangun dua jembatan untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi di Jembatan Mahakam. Dua jembatan itu adalah jembatan Mahakam Ulu atau Mahulu (dibangun di Kelurahan Sengkotek) dan jembatan Mahkota II (dibangun di Palaran).

Terancam roboh[sunting | sunting sumber]

Sejak dibangun dan diresmikan pada tahun 1987, konstruksi Jembatan Mahakam semakin menurun karena perkembangan Kota Samarinda yang berakibat pada banyaknya kendaraan-kendaraan (baik dari dalam maupun luar kota) yang melewati Jembatan Mahakam karena lebih dekat menuju pusat kota Samarinda meskipun sudah dibangun jembatan alternatif, yaitu Jembatan Mahakam Ulu. Jembatan Mahakam semakin terancam untuk roboh ketika pada tanggal :

  • 28 Maret 2022 pukul 06.00 Wita kembali ditabrak 4 tongkang sekaligus yang salah satunya memuat penuh batu bara. Tongkang-tongkang tersebut bernama GT 19, Dolphin 11, Dolphin 15 dan Dolphin 18, yang menyenggol pilar jembatan hanya 2 tongkang
  • 30 Agustus 2021 pada pukul 06.30 Wita tertabrak kembali tiang jembatan oleh tugboat TB JKW Mahakam 2 yang menarik tongkang Intan Kelana 13 yang bermuatan Batubara 7.640 MT. Pada pilar terlihat hanya goresan sama di pancang penyok, tetapi harus dianalisis serta akan diambil data oleh tim ahli dari Kementerian PUPR.
  • 17 November 2019 pukul 20.28 Wita tugboat Entebe Emerald 59 yang menarik ponton Financia 37 bermuatan kosong.
  • 13 November 2019 pukul 19.37 Wita tertabrak yang ketiga kalinya pada tanggal yang sama. Tugboat KSA 20 menabrak pilar jembatan yang menarik ponton (tidak tercatat) dan tidak bermuatan.
  • 13 November 2019 pukul 19.00 Wita tertabrak Tugboat KSA 29 yang menarik ponton ATK 312 dan tidak bermuatan.
  • 13 November 2019 pukul 18.40 tertabrak oleh Tugboat KSA 83 yang menarik ponton Beuduri tidak bermuatan (kosong).
  • 5 November 2019 saat dini hari tertabrak kembali pilar jembatan. Penabrak tidak terdeteksi
  • 27 Oktober 2019 pukul 20.30 Wita pilar jembatan tertabrak oleh ponton kosong penabrak tidak terdeteksi
  • 30 Juni 2019 pukul 15.30 Wita sekali lagi Pilar tiga dan fender Jembatan ditabrak oleh tongkang bernomor lambung Bloro 2 yang menarik tongkang Roby 101 yang berisikan batu bara sebanyak 7.500 MT, muatan akan diantar ke Muara Berau. Surat Permohonan izin muatan berasal dari PT Rusianto Bersaudara.
  • 28 April 2019 Pilar Jembatan kembali ditabrak Kapal Tug boat Capricorn 126 yang menarik tongkang Indo Sukses 25 yang mengangkut penuh Batang Kayu pada, sekitar pukul 06.00 Wita yang membuat fender penyangga jembatan tergoyang dan terdengar suara gesekan keras, hingga menimbulkan panik bagi pengendara di atasnya.
  • 29 April 2018 Pilar tiga tertabrak tongkang Bahari Perdana 018 bermuatan 8.000 matriks ton batubara yang ditarik tugboat Bahari Perdana XVIII, menabrak fender dan tiang jembatan. Pengguna kendaraan sempat dilanda kepanikan. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.00 WITA, di tengah awan hitam disertai angin kencang, yang menyelimuti kota Samarinda.
  • 14 Februari 2018 Fender pengaman tiang Jembatan Mahakam Samarinda kembali ditabrak ponton. Kali ini, pengaman tiang jembatan tersebut dihantam oleh ponton CAPRICORN 117 yang ditarik oleh Kapal Tugboat CAPRICORN 11 dan bermuatan kayu Akasia, benturan antara dinding ponton sebelah kiri dengan fender jembatan.
  • 25 Januari 2016, pengendara sepeda motor dan mobil di Jembatan Mahakam sempat kaget. Sebab, diduga sebuah tongkang pengangkut batu bara menabrak pilar tiga jembatan. Waktu tidak tercatat.
  • 27 Desembar 2015 Pilar tiga selalu tertabrak kembali oleh tongkang. Akibat benturan itu, terjadi kerusakan pada pilar bagian bawah. Selimut beton pilar bagian bawah juga terkelupas. Waktu tidak tercatat.
  • 15 Desembar 2012 Pilar tiga ditabrak kembali oleh tongkang pengangkut batubara pada waktu yang tidak tercatat dan jembatan terasa bergoyang saat tertabrak.
  • 30 September 2011 Pilar tiga mengalami keretakan setelah Jembatan ditabrak oleh 5 tongkang pengangkut batubara secara bergantian pada malam hari.
  • 23 Januari 2010 [1] tiang jembatan ditabrak pada pukul 14.30 Wita oleh sebuah ponton RMN 352 bermuatan batubara[3] yang ditarik oleh tugboat KSA Anna-2 dan KSA Kumala meskipun jembatan ini tercatat 6 kali ditabrak ponton. Namun, tabrakan oleh ponton tersebut menjadi sorotan dan perhatian besar karena kondisi konstruksi Jembatan Mahakam yang semakin menurun.
  • 26 Juni 2006 pilar 3 jembatan ditabrak pada pukul 21.00 Wita oleh ponton Marine Power 2308 bermuatan batubara 5.000 MT ditarik oleh Tugboat Dabo-14 dan TB Wijaya-11

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c Kompas - Jembatan Mahakam Diseruduk Ponton
  2. ^ Kaltimprov (2012-12-26), Sejarah Pembangunan Jembatan Mahakam di Kalimantan Timur, diakses tanggal 2016-07-28 
  3. ^ Liputan6 - Ponton Tabrak Tiang Jembatan Mahakam